Prologue

47 4 1
                                    

"Mau tahu sebuah rahasia?"

***

Saat kecil, aku benci belajar. Buku adalah salah satu hal yang selalu ingin aku hindari. Perutku terasa sakit jika seseorang memintaku untuk membuka benda tersebut.

Namun, kemudian anak laki-laki itu membuatku terguncang dengan menghadiahi sebuah buku tebal di hari ulang tahunku yang ke-8 tahun. Sungguh konyol, kupikir dia adalah anak yang baik, tapi dia adalah yang terburuk.

Aku sungguh membencinya, dia adalah hal ke-2 yang paling aku benci selama 8 tahun hidupku di dunia. Aku mengajukan pertanyaan padanya, mengapa harus buku. Kemudian dia menjawabku dengan tenang.

"Ini bukan buku yang kamu benci, kamu bisa isi buku ini sama hal-hal yang kamu suka. Aku tau kamu punya banyak rahasia, kamu bisa tulis semua rahasia kamu di buku ini, gak akan ada yang tahu" bisiknya dengan kesan misterius.

Aku yang kala itu masih terlalu muda, menganggap ucapannya sebagai sesuatu yang menarik. Aku suka sebuah rahasia, dan aku memiliki banyak rahasia.

Sejak hari itu aku terus membuka buku tersebut, aku memiliki begitu banyak rahasia sampai tak tahu mana yang harus lebih dulu ku tulis. Beberapa hari kemudian, aku menulis sesuatu untuk pertama kalinya.

Aku menulis hal buruk, aku melakukan sesuatu yang mengerikan.

Hal pertama yang ku tulis adalah... Aku berharap saudara kembarku menghilang. Seperti sihir, apa yang kutulis dalam buku tersebut benar-benar terjadi. Saudaraku benar-benar menghilang.

Kemudian, anak laki-laki itu juga menghilang. Aku tak pernah melihatnya lagi semenjak hari itu.

Apakah buku ini benar-benar melakukan apa yang ku tulis?

Dear, diaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang