[Mengandung konten 18+. Mohon kebijaksanaannya.]
Kami sampai di sebuah pegunungan. Tempat ini dulunya sering dijadikan teman-teman SMPku berpetualang.
Kami terus berjalan ke atas untuk mencari sumber air. Tak berselang lama, sampailah kami di depan sungai kecil yang bening airnya.
Aku meletakkan tas Ayu untuk membersihkan seluruh tubuhku yang penuh darah. Mataku tertuju ke arah Ayu yang terus memperhatikanku. "Kau lihat apa?"
"Tidak ada."
"Kakimu gimana?"
"Sudah mendingan Mas."
Aku mendekat ke arahku dan melihat kakinya. Kusentuh dengan pelan agar tak terasa sakit. "Apakah sakit?"
"Ini cuma lecet."
Sialan. Kenapa tiba-tiba aku sange? Aku tak kuat lagi melihat tubuh Ayu. Ingin rasanya aku menggaulinya lagi. Aku langsung memeluknya. Nampaknya ia tak melawan. Kuusap rambutnya dengan lembut. Aku mulai menggerayangi tubuhnya dan kuciumi bibirnya. Bibirnya sangat menggoda.
Ayu menjatuhkan tubuhnya di atas tanah dan membiarkanku menindih tubuhnya.
"Aahh!" desahknya. Sial. Desahannya semakin membuatku terpacu. Aku terus menciumi seluruh tubuhnya. Ia semakin mendesah keenakan. Ia langsung membuka celana jeansnya dan membiarkanku bergerilya di dalamnya. Tubuhnha semakin bergetar keenakan. Aku terus saja menjilatinya. Ini sangat nikmat. Ini sudah saatnya aku memasukkan milikku. Dengan langkah cepat kumasukkan milikku pada lubang rahimnya.
"Ahhhh!" desahku. Ini sangat nikmat. Ayu tiba-tiba berbalik posisi. Kini dia lah yang di atas. Aku terkaget. Aku pun langsung menciuminya sambil terus meremas dadanya dengan kedua tanganku.
"Aaahhh!" desahku lagi saat aku berhasil mengeluarkan cairan milikku. Aku terus mendesah keras sambil terus menggoyangkan tubuhku. Tubuhku juga sering naik turun sambil mendesah. "Ayu ... I love you." Aku terus menciumnya dan tak membiarkannya menjauh dariku. "I love you."
"Aaahhh!" Ayu mendesah lagi. "Massss!"
Kini puncak kenikmatan berhasil kami raih. Ia terkapar di atas tubuhku. Tenaga kami sudah semakin habis dan tak mungkin terus melanjutkannya.
Aku melihat Ayu tertidur pulas. Aku langsung mengambil ponselku untuk menjebak bajingan itu datang kepadaku. Jika aku berhasil mendapatkannya, akan kubunuh dia.
[CHAT]
Damar: "Apa Bapak mencari janda gila itu? Dia sekarang bersamaku."
Bapak: "Di mana kalian sekarang?"
Damar: "Aku ada di pegunungan dekat pantai."
Bapak: "Baiklah. Bapak akan ke sana."
Damar: "Bapak harus sendirian ke sini agar dia tak curiga."
Bapak: "Baik."
[END CHAT]
***
Aku lupa tak membawa baju sebelum pergi. Harusnya, aku membawa baju terlebih dahulu.
"Mas pakai baju milik Mas Ardi. Aku sengaja membawanya sebagai kenang-kenangan," tawarnya sambil memberikan baju itu kepadaku.
Aku pun menerimanya. "Apa kau masih mencintainya, Ay?" tanyaku memastikan apakah dia masih suka dengan Ardi?
Ia tak menjawab pertanyaanku dan memilih untuk membuang muka dariku. Mungkin aku telah menyinggungnya dan kurasa aku tak membahas tentang Ardi.
"Sudah Ay, terima kasih ya," ucapnku usao memakai baju milik Ardi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Para Bajingan Dan Perempuan Gila [END]
Horror⚠TRIGGER WARNING⚠ ⚠KONTEN 18+!⚠ Semenjak kematian suami Ayu, warga desa diteror dengan berbagai kematian, seperti kematian Pak Rohyan dan Pak Cetol. Mereka berdua adalah orang-orang kepercayaan Pak Kades. Pak Rohyan mati digorok oleh orang tak diken...