5. Cymophile

1.5K 274 38
                                    

Jam yang bertengger di dinding apartement meruncing pada angka 9 malam. Masih belum terlalu larut untuk menuju alam mimpi saat ini.

Kedua insan beda benua itu tengah saling terdiam, hanya menikmati film sembari menyender pada sofa di ruang tengah. Keduanya masih terlarut pada film. Namun sejak di meja makan, renjun selalu menagih dongeng pada jeno. Hal ini yang membuat si pangeran tanpa mahkota itu gemas pada si penyuka boneka moomin itu.

"jadi... kisah ini dimulai pada sebuah kerajaan di bawah laut" akhirnya ia mulai bercerita.

Mungkin ini akan lebih terdengar seperti seorang ayah yang tengah menceritakan dongeng pada anaknya, sebagai pengantar tidur dengan boneka yang dipeluk si anak. Si pendengar hanya diam membiarkan sang pemilik cerita bebas berkata. Ia hanya menatap lekat ke arahnya.

"perang itu juga menghilangkan nyawa teman-temannya, mayat mereka tidak ditemukan. Seluruh rakyat dan keluarga kerajaan awalnya curiga jika mereka diculik. Namun pencarian tidak membuahkan hasil. Dan pada akhirnya nama mereka di kenang. Meskipun sudah bertahun tahun lamanya dilakukan pencarian, tapi tetap tidak ada hasilnya"

Renjun mem-pause film di layar tv dengan remot yang ada di atas meja. Ia mulai serius mendengarkan cerita jeno hingga mengubah posisi duduknya jadi menghadap penuh ke arah laki laki yang masih setia duduk biasa menghadap layar tv.

"waktu terus berjalan hingga sang raja semakin bertambah umur. Karena hanya tersisa sang adik, maka ia dilatih untuk menjadi calon penerus raja. Sang ayah yang tengah pergi ke negri sebrang untuk berunding antar sesama raja itu, ternyata ia di racuni. Tubuhnya terbujur kaku dan meninggal seketika. Sebuah penghianatan yang tidak terduga dari seorang sahabat jauh" membuat renjun menampilkan ekspresi cukup terkejut.

"jahat banget.. terus si pangeran penerus raja itu gimana? Biasanya kalo manusia mungkin udah banyak nyerahnya, pasti gitu. Aku nggak maksud remehin ,tapi terkadang mereka cenderung menyerah duluan sama kehidupan" ujar renjun mengeluarkan pendapatnya setelah mengingat tingkat bunuh diri di negaranya ada begitu besar.

"kadang kita juga nggak bisa nilai kehidupan orang lain dari apa yang kita lihat aja renjun, karena mentalitas setiap orang juga berbeda kan. Pangeran itu nggak nyerah, tapi kalo kamu jadi dia belum tentu sama kan, atau yangyang atau siapapun itu"

"iya..  yaudah lanjut ceritanya" renjun semakin antusias terlarut pada cerita.

"Dia akhirnya memutuskan untuk tetap memimpin kerajaannya setelah kepergian raja. Meski itu tugas yang berat, tapi mau tak mau ia harus memimpin kerajaannya bukan?"

"Ada sebuah benda pusaka yang selalu dibawa ayahnya ketika berpergian. Benda itu tidak bisa disentuh oleh siapapun kecuali sang raja dan putra mahkota yang akan menjadi penerus raja. Sang pangeran yang memang menjadi satu satunya penerus kerajaan itu memegang benda pusaka bernama trisula"

"OH! Aku tau tentang trisula itu! " pekik renjun memotong cerita.

"kamu tau?" Bingung jeno.

"iya, yang bentuknya kayak di film disney itu bukan? tau nggak?"

Jeno menghela nafas, ia pikir renjun benar-benar tau tentang trisula si pusaka kerajaannya itu. Ternyata yang dimaksud renjun itu beneran sebuah dongeng belaka. Jeno menggeleng, dan renjun menyuruhnya untuk melanjutkan cerita yang sempat terjeda.

"tapi entah apa yang terjadi, pangeran itu justru terpental dan tangan yang ia gunakan untuk menyentuh tongkat itu jadi terluka, melepuh merah dan sangat sakit. Pangeran itu tidak bisa memegang trisula yang harusnya bisa ia pegang. Jadi hanya ada dua kemungkinan, yaitu ayahnya yang masih hidup atau hyungnya yang masih hidup"

"tentu ia memilih opsi yang kedua, naluri seorang adik tidak pernah salah renjun, dan itu terbukti dari penelitian yang ternyata dilakukan oleh sang mentri kerajaan. Jadi sang pangeran memutuskan untuk pergi mencari hyungnya ke permukaan, karena katanya keberadaan hyungnya itu ada di permukaan. "

TRISULATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang