6. Erghophile

1.3K 263 15
                                    

Musim panas masih melanda sang negara ber adikuasa. Teriknya sinar matahari hingga ke sore membuat para manusia lebih memilih menetap di bawah atap cafe untuk berlindung, menyejuk.
Pengunjung cukup ramai hari ini, namun tidak sepadat saat hari libur seperti biasanya saat renjun bekerja. Jeno sudah mulai lihai mengantar pesanan, gerakannya lincah bak seorang pelayan yang sudah berpengalaman lama bekerja. Ucapannya juga ramah, sesuai yang diajarkan renjun padanya waktu itu.

Renjun yang menyarankan jeno untuk lebih baik bekerja setiap hari di cafe. Daripada bosan menunggu renjun di apartemen sendirian, lebih baik bekerja bukan? Karena jeno tidak melakukan apapun, ia kan memang bukan mahasiswa seperti yang renjun duga sebelumnya. Tidak mungkin nyasar ikut jam kelas di kampusnya.

"jeno, tolong buang sampah ini ke tong sampah besar"

Instruksi dari kepala chef diterima oleh jeno. Dibawanya sekantung plastik besar, ia melangkah keluar cafe melalui pintu samping dan hanya meletakkannya di samping tong sampah besar. Alasannya sederhana, karena tong sampah besar itu tidak sebesar yang kalian kira. Ukurannya tidak muat jika harus di isi dengan kantung sampah yang ukurannya sama dengan satu kepala badut di disneyland.

Namun secara tidak sengaja ia mendengar suara seseorang yang tak asing di telinga menurutnya. Suara itu ada di belakang jeno, tepatnya pada bagian depan cafe, di parkiran.

Siapa sangka saat jeno mengintip dari balik tembok, ternyata itu adalah sang kakak. Orang yang di lihatnya beberapa hari yang lalu.

Ia tampak bercengkrama dengan kedua pria dewasa berpakaian rapih, bak seorang petinggi. Tak lama ketiganya saling berjabat tangan, saling membungkuk hormat sedikit dan tersenyum ramah satu sama lain. Setelahnya, kedua pria dewasa itu memasuki salahsatu mobil yang terpakir disana kemudian lantas pergi meninggalkan kawasan cafe.

Mark memastikan mobil yang di kendarai kedua pria berdasi itu benar benar jauh berbelok di pertigaan jalan raya. Kemudian keluarlah tiga sahabat sang putra mahkota itu. Mereka keluar dari salahsatu mobil yang terparkir.
Para sahabatnya itu terlihat sangat puas ketika menghampiri mark yang masih setiasa berdiri. Entah apa yang dilakukan ke empat sahabat jeno itu. iya sahabat jeno, tapi dulu. sebelum mereka dinyatakan menghilang dan meninggal.

Keempatnya ber high-five sebelum memasuki cafe secara bersamaan.

Semua yang jeno lihat barusan, justru menjadikannya memperoleh kesimpulan. Bahwa sang kakak terlihat sangat bahagia disini.

Tidak.

Tapi keempatnya hidup bahagia disini. Mereka hidup penuh senyum kebahagiaan, kepuasan harta yang mereka miliki juga hidup dengan pasangan masing-masing seperti layaknya manusia normal. Mereka meninggalkan tanggung jawab yang harusnya mereka pegang di kerajan.

Juga..

Apakah kakak kandungnya itu tau fakta terbaru bahwa sang ayah yang mereka kagumi sejak kecil, pemimpin bijaksana yang membawa negeri bawah laut menjadi makmur itu telah terbujur kaku. Karena diracuni oleh sahabatnya sendiri saat kunjungan perundingan.

Jeno menahan emosinya yang tiba-tiba muncul.

Namun fikirannya buyar ketika melihat seseorang yang ia rindukan berjalan memasuki cafe. Tapi tunggu. Barusan jeno bilang seseorang yang ia rindukan? Jadi jeno sudah mulai merasa rindu jika tidak bertemu dengan pria mungil yang memiliki senyum manis itu.

"renjun!" panggil jeno setengah berteriak.

Yang di panggil menoleh tepat ke arah tubuh yang datang menghampirinya. "kok kamu diluar? Dari mana?" tanya renjun setengah keheranan. "buang kantung sampah" dengan senyum sederhananya menyambut renjun.

TRISULATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang