7. Clynophile

1.4K 251 25
                                    

Lucas meletakkan tubuh jeno terbaring di atas ranjang milik renjun. Jangan tanya bagaimana keadaannya, jeno bahkan mungkin lebih buruk dari korban kecelakaan mobil. Renjun juga meminta lucas untuk sekalian mengganti pakaian jeno, karena pakaiannya penuh darah bercampur tanah. Sedangkan renjun pergi ke dapur untuk menyiapkan kompresan dan minum untuk lucas.

Renjun masih ketakutan dengan apa yang terjadi barusan. Tangannya masih bergetar saat meraih baskom dari lemari atas kitchen set. Bagaimana tidak, ini adalah pengalaman pertamanya melihat seseorang berkelahi hingga seperti itu. Terlebih renjun mengenal siapa mereka yang berkelahi.

Renjun mengirim pesan pada hendery karena pulang tanpa izin terlebih dahulu, tas kampus renjun juga masih ada di cafe. Ia benar-benar tidak peduli lagi dengan itu, karena yang hanya dipikarannya kini adalah keadaan jeno.

Hingga suara panggilan lucas di ruang tengah memecahkan lamunan renjun, ia pun segera melangkah menuju pemuda itu dengan dibawanya baskom berisi air serta kain kompresan.

"aku sudah mengganti pakaiannya, nanti malam mungkin dia akan sadar. Jangan khawatir, dia tidak selemah itu"

Renjun mengangguk pelan "boleh kita bicara sebentar?" Pandanganya menatap air dengan jemari tangan yang mengeras menyangga baskom. Ia takut jika lucas akan marah atau berbuat jahat padanya.

Namun lucas mengangguk dan tersenyum kecil ke arah renjun. Kebetulan, ia juga harus membicarakan beberapa hal pada renjun. Jadi dia mengikuti renjun ke kamarnya hendak bicara disana sembari mengopres luka jeno.

Pemuda paras manis itu duduk di tepi ranjang, sedangkan lucas duduk di kursi meja belajar milik renjun.

Renjun sedikit meringis ketika mengelap darah yang ada di wajah jeno. Dengan perlahan dan telaten ia beberapa kali mencelupkan handuk ke dalam air hangat yang ia ambil dengan baskom tadi.

"dia menceritakan semuanya padamu?"

Lucas mulai membuka pembicaraan setelah sebelumnya sempat hening beberapa detik karena keduanya fokus melihat keadaan jeno. Renjun hanya mengangguk pelan tanpa mengalihkan pandangannya dari luka-luka lebam si pemuda yang terbaring lemah itu.

"tapi aku tidak tau kenapa kalian justru seperti ini padanya" ucap renjun.

"dia benar benar mengorbankan segalanya demi kak mark, kalian dan kerajaan. Aku kesal saat kalian justru membuatnya seperti ini. Semua ini tidak mudah bagi jeno, asal kalian tau" gerutunya kesal.

Lucas mengangguk dan menarik bangkunya sedikit lebih mendekat untuk menghadap renjun.

"aku tidak berhak berkata apapun padanya. Temui jaemin dan dia akan menjelaskannya padamu, termasuk beberapa hal yang selama ini kamu salah pahami" Renjun mengeryit bingung menatap lucas.

Menemui jaemin?. Ia ragu untuk menemui jaemin, mengingat hubungannya selama ini dengan si pemuda pemilik senyum manis itu tidak pernah akur. Namun lucas tetap menuliskan nomor ponselnya beserta alamat rumah yang mereka tinggali pada secarik kertas yang ada di atas meja belajar.

"jika mark adalah hyungnya, lalu kamu, haechan dan jaemin memiliki hubungan apa dengan jeno? .Tidak mungkin kalian manusia biasa setelah aku melihat kejadian tadi. Kalian juga punya kekuatan sama seperti jeno"

"aku sepupunya jeno. Ayahku awalnya seorang raja, namun demi kemakmuran rakyatnya ia setuju untuk menyatukan wilayah dengan kerajaan milik ayahnya jeno. Dan sekarang ayahku menjadi kepala mentri disana, sedangkan tugasku adalah sebagai panglima penjaga putra mahkota" Jelas lucas.

"Dan kekuatanku yaitu perisai pertahanan yang kedap suara. Itulah kenapa kamu tidak bisa pergi menghampiri jeno saat perkelahian tadi" sambungnya.

Jika saat ini dia ada di kerajaan, maka sudah dilantiklah dirinya menjadi seorang panglima utama kerajaan Aigeia. Namun karena janjinya pada sang ayah, yaitu tetap menjaga kemanapun sang putra mahkota berada, maka jadilah lucas berada di dunia darat bersama mark.

TRISULATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang