13. Gourmand Candy

1.3K 236 41
                                    

Laki-laki bertubuh mungil itu masih tidak percaya dengan apa yang diucapkan oleh sang merah pemilik kerajaan timur laut. Bahkan ia menggenggam kedua tangan si mungil agar renjun percaya kalau jeno serius mengajak ke dunianya.

Namun, kenapa renjun menjadi ragu ketika jeno tidak mengajaknya sekarang.

"kerajaanku sedang dalam kondisi tidak baik renjun. Aku tidak mungkin membawamu kesana dan bertemu seluruh anggota kerajaan. Menutupi identitasmu sangatlah mudah, namun tidak untuk waktu yang lama. Pandangan mereka pasti akan berbeda-beda mengenai manusia dan aku tidak-

"jeno... " memotong penjelasan sang pria berdarah kerajaan itu.

"aku tidak melayangkan protes sedikitpun padamu. Tanpa perlu dijelaskan pun, tentu aku akan paham dengan sendirinya. Aku memang berjanji untuk selalu membantumu, tapi bukan berarti aku meminta imbalan untuk ikut ke laut dan tinggal disana sebagai bagian dari kerajaan. Aku tulus membantumu jeno.. "

Untuk yang kesekian kali, betapa beruntungnya ia bertemu dengan renjun yang terlahir dengan hati dan wajah seperti malaikat. Semua rumor tentang manusia bisa dipatahkannya ketika kalian melihat renjun, entah ini suratan takdir atau hanya kebetulan semata. Setidaknya jeno sangat berterimakasih pada renjun.

"jangan khwatir jeno, pergilah dan buat kerajaanmu makmur. Aku akan menunggumu entah itu jika seberapa lama. Jangan pikirkan aku, utamakan dulu kerajaanmu dan kembalilah kesini dengan kabar bahagia"

Entah ikhlas atau tidak renjun berucap seperti itu. Lagi-lagi ia harus melepas kepergian orang yang sudah memberinya warna dalam kehidupan. Tapi dilihat dari caranya melepas jeno, anak itu harus tampak ikhlas tersenyum berusaha menghibur sang lawan bicara.

"simpan ini " tiba- tiba jeno memberi sebuah pin pada renjun.

Sebuah pin bergambar bunga Orchid berwarna putih dengan serat kemerahan, yang memiliki beberapa mata batu berlian kecil berwarna putih dan merah. Terlihat indah dan elegan ketika renjun menerima di telapak tangannya.

"Batu berlian itu mengandung air mata ratu yang membeku disana. Dan berlian merah berisi darahku. Pin itu diberikan oleh raja sebagai simbol bahwa aku seorang anggota kerajaan."

Kedua kaki renjun turun agar ia bisa mengubah badannya sedikit lebih menghadap jeno yang juga ternyata sama posisinya. Hampir saja renjun mengembalikan pin itu jika jeno tidak menggenggam tangan renjun untuk mencegah. Si pemilik pin menggeleng pelan agar renjun tidak menolak hadiah kecil pemberiannya.

"aku ingin mengikatmu renjun.. "

Kening renjun berkerut.

"aku ingin kita bertemu lagi. Aku ingin kita terikat sampai aku bisa menepati janji untuk membawamu ke laut dan menjadi anggota kerajaan, mendampingiku"

Renjun dibuatnya kehabisan kata-kata. Bisakah jeno lebih memperjelas kalimatnya yang terdengar ambigu itu. Maksudnya, renjun tidak paham tentang apakah barusan jeno itu mengajaknya untuk menjadi pendamping hidup atau bagaimana?.

"Jeno.. jika itu bentuk pembayaran dari hutang budi, maka tidak perlu karena- "

"Tolong hilangkan semua persepsimu itu"

Renjun hanya terdiam, ia sebenarnya kalut dengan pertanyaannya sendiri. Dia pun memasang pin Orchid itu di sisi dada bagian kanannya.

Jeno bukannya menjelaskan tapi justru hanya mengelus surai renjun. Menyisir ke sisi samping kepala, dengan senyuman tipis. Renjun hanya tersenyum tulus memandang si pangeran, meski ia masih kebingungan. Tapi ia rasa mungkin ia mulai paham.

Hingga tanpa disangka jeno malah memeluk renjun. Sangat erat seolah tidak rela harus berpisah dengan si mungil ini.

Renjun yang semula mematung terkejut karena tindakan jeno yang tiba-tiba, kini perlahan kedua tanganya ikut membalas pelukan jeno. Aroma maskulin orchid dari tubuh pria itu mulai terhirup jika sangat dekat seperti ini. Membuatnya segar sekaligus nyaman.

TRISULATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang