Bagian 20 : Rumor

6.4K 1.2K 92
                                    

20

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

20. Rumor

Menjelang petang, mobil Azam beserta ketiga penumpang di dalam nya sudah keluar dari kebun binatang daerah setempat.

Acara healing ke-empat remaja itu berjalan sukses walaupun ada sedikit masalah. Iya, perihal Alan tercebur kolam angsa, dan tak sengaja menimpa salah satu dari unggas penghuni kandang tersebut.

Alhasil, angsa yang Alan timpa mengalami keretakan pada sayap juga salah satu dari kakinya tergores bebatuan. Mau tak mau, Azam harus membayar denda yang diusulkan pengawas kebun binatang.

Beruntung ia membawa uang lebih. Karena Azam tau, dimanapun Alan berpijak, pasti ada saja masalah yang bocah itu perbuat.

Bahkan, saat Alan masih berusia tiga tahun, bocah itu hampir saja hilang tak diketemukan di sekitar pemandian wisata.

Pada saat itu, Rangga dan Ayana bingung bukan main. Mereka berdua mencari Alan sampai ke saluran pembuangan. Takut jika buah hatinya nyungsep disana.

Cukup lama mencari, ternyata Alan berada di kandang ayam yang jaraknya cukup jauh dari area pemandian.

Entah bagaimana cara Alan masuk kesana, tapi yang pasti, bocah itu berlarian mengejar ayam sampai baju yang dikenakan terkena semprotan tai ayam.

"Capek banget gue." Alan menyandarkan kepalanya pada kaca mobil. "Cepetan balik. Gue udah kangen kasur."

"Nganter Elma dulu." Azam menjawab.

"Gausah dianter. Turunin aja dihalte depan. Biar pulang naik bus kota sendirian." Alan menggumam. Kesadaran nya hampir menghilang.

Perlahan, mobil yang Azam kendarai berhenti di depan gang. "El? Disini?"

Elma mengangguk. Gadis itu segera turun dari mobil tak lupa mengucapkan terimakasih kepada Azam. Setelah itu, Azam kembali melajukan mobilnya.

Suasana di mobil mendadak hening. Hanya suara musik dari radio yang mengalun samar. Di kursi penumpang depan, Alan sudah tepar dengan mulut terbuka. Sepertinya, lelaki itu benar-benar lelah.

Sedangkan di kursi belakang, Iris berdiam diri berusaha menahan kantuk. Namun tatapan nya tak henti melirik Azam dari kaca spion.

"Tas sama seragam lo udah dibawa?" Azam melirik Iris dari kaca spion.

Iris mengangguk. "Udah, Kak. Tadi waktu berangkat langsung gue bawa biar nggak bolak-balik."

Azam mengangguk. Lelaki itu menambah kecepatan laju mobilnya menuju kediaman Iris.

Sekitar lima belas menit kemudian, mobil Azam berhenti di depan sebuah rumah sederhana bercat biru. Tak lama, Iris langsung turun dari mobil.

"Kak, makasih, ya. Sebagai gantinya, esok depan, Kak Azam bakal gue ajak jalan-jalan." Iris tersenyum lebar.

"Gausah." Tolak Azam. "Gue cabut."

"Ini gimana?" Iris menunjuk kulot hitam dan sweeter denim milik Ayana yang dia kenakan.

Admirer Rúnda [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang