Extra Chapt : After Married > end

11.9K 1.1K 90
                                    

Extra Chapt : After Married < end>[ The Last Memoriesof Bratanadipta Family ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Extra Chapt : After Married < end>
[ The Last Memories
of Bratanadipta Family ]

Pukul enam pagi waktu setempat, Iris terbangun dari tidurnya. Badan nya seakan remuk, lemas dan tak bertenaga setelah digempur Azam habis-habisan tadi malam.

Ia menoleh ke samping dan nampaklah paras tampan Azam yang sedang tertidur pulas sembari memeluk dirinya dari belakang.

Dahi, leher dan dada lelaki itu masih penuh keringat. Entah karena kelelahan atau kepanasan yang pasti, wajah Azam makin terlihat seksoy jika dilihat secara seksama.

Wajah Iris langsung memerah (merona) manakala dia mengingat momen dimana Azam merebut ke gadisan nya. Suara dan wajah lelakinya tadi malam seakan menjadi candu baginya. Sontak, bagian bawah Iris langsung berkedut dibuatnya.

"Anjing! Gue mikirin apaan, sih?!" Iris menggumam seraya menabok pipinya sendiri. "Udah gila gue!"

"Gerah banget." Iris berusaha melepaskan lilitan tangan Azam dari tubuhnya. Setelah terlepas, Iris menyingkap selimut lalu mengenakan pakaian seadanya.

"Shh, perih." Ringisnya ketika dia berdiri dan hendak berjalan ke kamar mandi. "Brutal banget lo, Kak. Parah." Umpatnya pada Azam yang masih memejamkan matanya.

Ketika Iris hendak menutup pintu kamar mandi, suara berat Azam menghentikan pergerakan nya. "Egh, good morning babe."

Menelan salivanya susah payah. "I-iya. Morning too."

"Udah mau mandi?" Tanya Azam. Lelaki itu merubah posisi tubuhnya menjadi duduk. Berusaha mengumpulkan sisa-sisa nyawa.

"I-iya. Gerah banget." Jawab Iris dari kamar mandi setelah dia menutup pintu. "Kak Azam nggak mandi?"

Azam menyeringai. "Kamu mau mandi bareng?"

"GAK!" Balas Iris lantang dari dalam sana. "Gamau! Gue trauma."

"Masa' sih?" Goda Azam. "Tadi malem kamu sampe minta tambah ronde loh. Ga inget ya?"

"KAK AZAM BISA DIEM GAK?!" Teriak Iris. "Malu tau!"

Tertawa pelan. "Iya-iya, maaf." Azam menyingkap selimut, memunguti pakaian nya yang berhamburan di lantai lantas memakainya.

Dia berjalan ke pintu kamar mandi lantas berujar. "Aku ke bawah. Bikin sarapan. Jangan lama-lama di dalem. Ntar ketempelan setan."

"Iya!" Balas Iris. "Kak Azam beneran nggak mau mandi? Tadi aku liat keringatnya Kak Azam banyak loh. Emang nggak gerah?"

"Mandi di kamar mandi lantai bawah aja." Jawab Azam kemudian berjalan meninggalkan kamarnya.

Admirer Rúnda [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang