17. Salah Ruangan
"Ketemu lagi kita." Ujar orang itu dengan tampang menyebalkan. "Pacar gue mana? Ini tas sekolahnya kenapa ada di lo?"
Azam tak mengindahkan ujaran Alfian. Lelaki itu kembali melanjutkan aktivitas membersihkan jok belakang.
"Kalo orang ngomong, tuh, jawab! Gagu lo?" Alfian membalikkan pundak Azam, kasar. "Pacar gue mana?"
Azam membuang tissue basah bekas darah haid Iris tepat di wajah Alfian. "Berisik."
Rahang Alfian mengetat. Sebelum menonjok tampang menyebalkan lelaki di hadapan nya itu, ia terlebih dulu mengambil tas Iris, namun tangan nya keburu di tepis kasar oleh Azam.
"Ngapain?" Azam bertanya sembari menaikkan sebelah alisnya.
"Ngambil tas pacar gue, lah!" Alfian menjawab nyolot.
"Jangan lancang."
Alfian maju selangkah. Lelaki berseragam abu putih dengan penampilan amburadul itu menuding Azam. "Heh! Lo, tuh-"
"Kak Azam!" Iris berteriak memanggil nama Azam dari kejauhan. "Maaf lama."
"Iris," suara Alfian berubah melembut. Dia berjalan mendekati Iris. "Lo ngapain disini? Kenapa nggak masuk sekolah?"
Tampang Iris spontan berubah begitu mengetahui Alfian hadir di tempat. "Bentar lagi berangkat. Tadi masih ada problem. Lo sendiri? Kenapa nggak masuk? Bolos lagi?"
Alfian menggaruk tengkuk belakang nya yang tak gatal sambil nyengir lebar. "Hehe, tadi udah sampe sekolah. Eh, gerbangnya udah di tutup. Mau balik ke rumah, gue papasan sama ni cowok."
Iris manggut-manggut. "Oh, gitu."
"Oiya, gimana? Udah di pertimbangin?" Alfian bertanya.
"Pertimbangin apa, ya?" Iris nampak bingung.
"Balikan sama gue."
Iris tersenyum kikuk. "Maaf, Al. Gue nggak bisa. Jangan maksa."
"Kenapa, sih?" Alfian berkacak pinggang. "Gue ada salah besar apa sama lo, sampe lo nggak mau balikan sama gue. Perkara Yura, dia udah gue putusin."
"Kenapa lo ngajak gue balikan, sedangkan alasan lo dulu waktu nembak gue aja karena kasihan?" Iris menaikkan sebelah alisnya.
"Ya, ya gitu .. dulu emang beneran kasihan. Tapi sekarang enggak, kok! Gue emang cinta sama lo."
Iris berdecih. Dia tak percaya dengan pemikiran lelaki tengik di hadapan nya itu. "Sorry. Gue tetep nggak mau balik sama lo."
"Karena cowok ingusan ini?" Alfian menuding Azam. "Lo cinta sama dia?"
Iris mendelik. "Hah? N-nggak."
"Lah? Bukan nya kalian berdua pacaran?" Alfian dibuat bingung. "Beberapa hari yang lalu, ni cowok bilang kalo lo itu semestanya. Kalian berdua udah putus?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Admirer Rúnda [Completed]
Romans"Semesta bercanda mempertemukan kita dalam sebuah rasa. Aku yang buta aksara, terkagum padamu yang mengajarkan ku metafora." -Iris Jacinda *** Azam Kairav Bratanadipta. Hanya tiga kosa kata nama yang mampu membuat seorang Iris Jacinda berdebar ketik...