01

118 23 12
                                    

Support Author dengan memberi Vote ☆ dan Komentar~
(❁´◡'❁)♡Thanks!



●●●



Suara denting yang ditimbulkan dari sendok dan garpu yang beradu dengan piring mengisi keheningan ruang makan di rumah tempat Rain tinggal bersama kedua orang tuanya. Rain fokus pada nasi goreng yang tersaji di atas piringnya. Makanan itu dibuat sendiri oleh ibu Rain yang biasa ia panggil "Bunda".

Meski pun punya uang lebih dari cukup untuk membayar seorang pembantu untuk memasak, wanita itu lebih suka menyajikan masakannya sendiri, sehingga pembantu di rumah mereka lebih banyak yang bertugas untuk membersihkan rumah serta merawat taman.

Rain selalu berusaha menghabiskan sarapannya secepat mungkin. Ia tidak ingin terlalu lama duduk berhadapan dengan ayahnya. Hubungan mereka memang kurang baik selama ini.

Terhitung sejak Rain masih berusia 12 tahun, hingga di usianya yang telah menginjak 20 tahun beberapa hari yang lalu, hubungan mereka masih berada di titik yang sama.

Rain ditinggalkan oleh ibu kandungnya yang merasa kecewa pada ayahnya karena meninggalkan wanita itu saat ia tengah hamil besar dan akan segera melahirkan.

Saat itu, ayah Rain tengah mempertaruhkan segalanya dengan berangkat ke kota Edelweiss demi mengejar karirnya sebagai musisi.

Ia berhasil.

Namun, sebagai gantinya, ia harus kehilangan seorang istri yang meninggalkannya karena terpukul akibat keguguran tanpa sosok suami yang mendampinginya. Ia harus kehilangan janin yang ia tunggu-tunggu kelahirannya sebagai anak keduanya. Terakhir, ia kehilangan kepercayaan Rain selamanya.

Makanan yang disantap Rain sebagai sarapan pagi ini, adalah masakan yang dibuat oleh ibu tirinya. Ayahnya menikah lagi, beruntung bisa mengisi hatinya kembali, sementara Rain masih terjebak dalam kekosongan dan tak mampu memaafkan ayahnya.

"Bagaimana kuliahmu, Rain?" Ayah Rain akhirnya buka mulut setelah cukup lama ruangan itu hening.

Rain tidak membalas tatapan ayahnya, lebih suka menatap nasi goreng yang sisa seperempat di atas piringnya.

"Biasa saja." Jawabnya.

Gadis itu meraih ponsel yang ia letakkan di atas meja makan. Berselancar di Instagram, ketika sebuah posting-an foto dengan caption "There is noone like her in this world" mencuri perhatiannya.

Foto itu di- posting oleh mantan Rain yang baru putus dengannya sekitar dua minggu yang lalu. Yang lebih lucu adalah, gadis yang menjadi kekasihnya saat ini adalah sahabat Rain sendiri, Sasha.

Di kampus, Rain dekat dengan Clara dan Sasha. Mereka selalu pergi ke mana pun bersama, menghabiskan waktu dengan berbagai pembicaraan tak penting.

Sayangnya, kedekatan itu musnah dalam hitungan detik kala Rain dan Clara tak sengaja menangkap basah Sasha dan Hari─mantan pacar Rain─tengah berciuman di pinggir pantai.

Padahal, saat itu Rain hanya berniat membantu Clara mengambil beberapa foto untuk keperluan endorsement.

Rupanya keduanya telah menjalin hubungan di belakang Rain sejak lama.

Lantas, Rain tertawa, mendengus kesal membaca caption yang ditulis Hari di postingan -nya.

"Dimana-mana yang namanya laki-laki itu memang brengsek ya." Gumam Rain, hingga tak sadar bahwa kalimat yang ia lontarkan membuat ayahnya tersedak, tenggorokannya tiba-tiba disiksa rasa pedas dari nasi goreng yang ia makan.

ORAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang