Support Author dengan memberi Vote ☆ dan Komentar~
(❁'◡'❁)♡Thanks!
●●●
Seorang anak perempuan dengan rambut sebahu berwarna hitam legam, dengan kulit putih serta bibir merah merona, tengah duduk termenung di bangku taman di tengah kota. Menunggu seseorang yang menjadi satu-satunya teman bermain yang ia miliki. Sesekali ia tersenyum saat melihat anak-anak lain yang tertawa kegirangan saat bermain, namun senyuman itu sirna kala mereka menyadari bahwa anak itu sedang memperhatikan mereka.
"Apa yang kamu lihat, Hana?" Kata salah satu anak laki-laki di antara mereka.
Anak perempuan yang disapa "Hana" itu hanya menggeleng, terlihat sedikit takut.
"Hah? Apa? Aku tidak dengar?" Lanjut anak itu sembari meletakkan salah satu tangannya di telinga. Seolah tangannya bisa membantunya untuk mendengar suara Hana lebih jelas.
Hana kembali menggelengkan kepala. Namun, kali ini anak itu melangkah mendekatinya.
"Kamu mau apa, Ben? Jangan dekat-dekat Hana! Nanti kamu terkena virus yang bisa membuatmu jadi bisu!" Sahut anak laki-laki lainnya, turut meledek, lalu diikuti tawa oleh teman-temannya yang lain.
Ben tertawa sembari menghampiri Hana. "Mau main bersama?"
Hana menatap Ben ragu-ragu. Namun, akhirnya ia mengangguk pelan. Hana selalu ingin bermain dengan anak-anak sebayanya.
"Ada syaratnya! Kalau kamu memenuhi syarat, kita bisa bermain bersama selamanya." Ben tersenyum miring, membuat Hana sedikit takut dengan ekspresi Ben yang seolah punya niat buruk. Namun, rasa hausnya akan pertemanan membuatnya berusaha memberanikan diri.
Hana meraih sticky note berukuran kecil dari sakunya, menuliskan sesuatu di sana.
"Apa syaratnya?" Tulis Hana.
Ben tersenyum jahil. "Mudah saja. Sebut namaku! Kalau kamu berhasil, kita berteman."
Lantas, Ben duduk di sisi bangku yang kosong. Duduk sambil mengayunkan kedua kakinya secara bergantian, sembari menatap Hana yang kini terlihat kebingungan.
"Ayo, Hana. Namaku mudah sekali disebut. 'Ben'. Mudah kan?"
Hana meneguk kasar air liurnya. Ragu-ragu mulai merenggangkan bibirnya.
"H-hee"
"Hah? Apa? He? Siapa He?"
"Hee"
Ben melipat kedua tangannya, lalu menggeleng-gelengkan kepalanya. "Ayolah, Hana. Kamu ingin berteman denganku atau tidak?"
"Heee!" Seru Hana.
"Ayo, Hana! Berusahalah!"
"Heeeuu...uhuk!!"
Sontak Ben tertawa terbahak-bahak melihat Hana terbatuk-batuk sembari memegang lehernya.
"Ayolah Hana! Masa kalah sama balita yang bahkan giginya belum lengkap? Lihat di sana!" Ben menunjuk ke arah sejumlah anak-anak yang tengah bermain di kotak pasir di taman itu. "Mereka bisa bicara macam-macam kata. Kamu tidak masalah dikalahkan oleh anak-anak sekecil itu?" Ben menyunggingkan bibirnya sambil bicara dengan nada mengejek.
Sementara, Hana terus saja memegangi lehernya dengan kedua tangannya.
"Hana!!!" Seru seorang anak laki-laki yang muncul sambil membawa dua buah es krim di kedua tangannya. Ia berlari sembari mempertahankan keseimbangan kedua tangannya agar es krim di tangannya tidak jatuh.

KAMU SEDANG MEMBACA
ORAIN
Romance[HwangShin] Gadis itu bernama Rain. Ia menyukai langit senja. Ia menyukai buah jeruk. Ia menyukai warna jingga. Ia menyukai dirinya, meski pun ternyata cukup banyak yang merasa sebaliknya, memilih menyakiti perasaannya. Berulang kali dikecewakan ole...