10

48 16 17
                                    


Support Author dengan memberi Vote ☆ dan Komentar~


(❁´◡'❁)♡Thanks!

●●●

Suara hentakan yang ditimbulkan dari high heels milik sahabat terbaik Rain menggema di sepanjang jalan. Gadis cantik yang sudah akrab dengan Rain sejak masa SMA itu kini turut mendampingi teman terbaiknya tersebut untuk mengantarkan beberapa buah buku cerita yang dibeli Rain beberapa hari yang lalu.

"Aku salah kostum. Sepertinya pakaianku terlalu berlebihan untuk dikenakan di tempat ini. Bodohnya aku!" Ucap Clara bersungut-sungut, sembari melirik ke arah pantulan dirinya di setiap kaca yang ia lewati.

Rain menghela nafas pendek. "Berhentilah melihat ke arah kaca."

Clara memang terbiasa menggunakan pakaian yang begitu feminim dan manis. Gadis itu sangat memperhatikan penampilannya, bahkan terkadang sampai di titik di mana ia turut mengkritik Rain jika sahabatnya itu tiba di kampus dengan pakaian yang warnanya saling tabrak satu sama lain. Selain itu, Rain punya kebiasaan mengenakan jaket yang sama berulang-ulang dan terkadang tidak melepaskan jaketnya selama di kampus, sehingga terkesan ia selalu memakai pakaian yang sama.

Meskipun begitu, terkadang sikap kritis Clara cukup berpengaruh pada Rain, sehingga gadis itu kadang akan teringat untuk menata diri dengan baik sebelum beranjak dari kamarnya. Pun dengan Clara, terkadang ia terlalu kritis pada dirinya sendiri, sehingga ia mudah kehilangan kepercayaan diri. Keberadaan Rain lah yang memperbaiki itu semua. Rain selalu bicara blak-blakan dan meyakinkan Clara bahwa sahabatnya itu adalah gadis tercantik di dunia. Saling melengkapi, begitulah persahabatan mereka. Dan kini, Clara tengah dihinggapi rasa penasaran yang begitu besar sejak pengakuan Rain mengenai insiden di kebun jeruk keluarga Harsa. Saking penasarannya, ia tak segan ikut ke panti asuhan, dengan asumsi bahwa kemungkinan Harsa juga ada di sana---meskipun Rain berulang kali mengatakan bahwa ia hanya pergi sendiri.

Setibanya di ruangan milik pengurus panti yang biasa "Bunda Mega" oleh anak-anak di sana. Rain mengetuk pintu sebanyak tiga ketukan, dan tak lama kemudian, orang yang ingin ia temui pun keluar dari ruangan.

"Oh! Rain, masuklah!" Ucap wanita itu.

"Ah, tidak perlu Bunda. Aku hanya ingin mengantarkan buku-buku ini. Setelah itu, aku ada perlu dan harus pergi ke tempat lain." Ucap Rain seraya menyodorkan kantong belanja berisi buku-buku cerita anak. Begitu juga dengan Clara yang turut membantu membawa kantong belanja lainnya.

"Ini temanku, Bun. Namanya Clara."

Bunda Mega menyambut kantong belanja dari Rain dan Clara sambil tersenyum ramah. "Salam kenal, Clara."

"Salam kenal juga, Bun." Sahut Clara

Wanita itu pun menengok kantong belanja yang telah berada di tangannya, lalu tersenyum bahagia pasca mengetahui isinya. "Anak-anak pasti akan menyukainya. Tadinya Bunda pikir, kamu kemari untuk membicarakan mengenai konser amal, Rain."

Rain menggeleng pelan. "Mengenai hal itu, cukup Pak Kevin saja yang mengaturnya. Aku hanya salah satu pengisi acara. Kalau begitu, kami pergi dulu ya Bunda. Maaf karena tidak bisa berlama-lama di sini."

Bunda Mega meletakkan kantong belanja di tangannya ke atas rak yang terletak tidak jauh dari pintu. "Tidak apa-apa Rain, Clara. Terima kasih sudah repot-repot datang kemari dan membawa hadiah sebanyak ini. Oh, ya! Titip salam juga untuk Harsa ya."

Rain sempat mematung sesaat, sebelum akhirnya mengangguk dengan gerakan yang kaku. Sementara, Clara yang berdiri di sebelahnya mengulum senyum, dalam kepalanya sudah tercipta ragam kalimat mengejek yang ingin ia lontarkan jika mereka telah menjauh dari tempat itu.

ORAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang