25

43 12 3
                                    

Support Author dengan memberi Vote ☆ dan Komentar~

(❁´◡'❁)♡Thanks!


●●●

"Aku tidak cocok memakai benda-benda seperti ini!" Seru Rain seraya melepaskan bando kuping kucing di kepalanya, lalu menggantungnya kembali di rak milik toko yang menjual berbagai souvenir khas taman bermain yang tengah mereka kunjungi.

Harsa yang menyaksikan gadis itu meletakkan kembali bando yang ia pilih, kini terlihat kecewa. "Menurutku itu terlihat cocok untukmu. Lagipula whisker dimple milikmu membuatmu jadi terlihat lebih mirip kucing, jadi kamu tidak perlu menggunakan kumis palsu lagi."

Mendengar pernyataan Harsa sontak membuat Rain spontan memukulnya. Wajahnya terlihat kesal. "Sebenarnya kamu memuji atau mengejekku?"

Harsa hanya tertawa melihat reaksi Rain---sambil mengusap-usap lengannya yang baru saja dipukul. "Mana mungkin aku mengejekmu, Rain."

Rain memutar bola mata, lalu meraih bando lain dan mengenakannya, "Ini lebih cocok, kan?" katanya setelah bando dengan hiasan berupa sepasang tanduk berwarna merah itu terpasang di kepalanya. Harsa kembali tertawa, bahkan lebih keras dari sebelumnya. Pria itu segera meraih bando berwarna putih dengan hiasan berupa halo layaknya seorang malaikat.

"Baiklah, aku jadi malaikatnya, kamu jadi setannya."

Rain memasang wajah kesal, kemudian kembali mendaratkan pukulan yang lebih kuat di tubuh Harsa. Pria itu sedikit menghindar tapi tetap tidak terbebas dari pukulan Rain. Perempuan itu memukulnya berkali-kali.

"Dasar menyebalkan! Kenapa aku yang jadi setannya?"

Harsa terlihat bingung, lalu menunjuk ke arah bando yang dikenakan Rain. "Kamu sendiri yang memilih bando itu, kan?"

Rain berdecak kesal, lalu meletakkan kembali bando yang ia kenakan, lalu menarik tangan Harsa. "Sudahlah! Tidak perlu pakai ini. Ayo! Antriannya sudah panjang!" Gadis itu menunjuk ke arah antrian para pengunjung yang ingin menaiki rollercoaster.

Harsa pun segera melepaskan bando di kepalanya, meletakkan kembali benda itu dengan ekspresi kecewa karena gagal meminta Rain mengenakan bando kuping kucing. Padahal beberapa hari sebelum hari ini tiba, Harsa sudah mencari tahu tentang apa saja yang biasanya dilakukan para pasangan yang pergi ke taman bermain. Pria itu benar-benar antusias karena ia sudah bertahun-tahun tidak pergi ke taman bermain, ditambah kali ini ia pergi dengan Rain.

Pada dasarnya, pria itu sudah membuat serangkaian rencana berdasarkan hasil penelusurannya di internet tentang "kencan romantis". Terlebih karena akhir-akhir ini ia dan Rain mulai jarang bertemu karena pria itu mulai sibuk di perkebunan, sementara Rain sedang menyiapkan diri untuk ujian akhir semester.

"Kamu yakin mau naik ini?" Tanya Harsa yang tangannya masih digenggam erat oleh Rain. Gadis itu berjinjit beberapa kali, memperhatikan antrian di depannya yang cukup panjang. Sementara Harsa ternganga kala mendongakkan kepala, menyaksikan orang-orang yang tengah menaiki rollercoaster itu berteriak begitu kencang hingga memekakkan telinga. Dalam hati Harsa bertanya-tanya, akankah gendang telinganya selamat jika mendengar teriakan sekeras itu selama berada di dalam wahana.

Rain mengangguk, "Justru ini wahana utamanya. Pasti menyenangkan berteriak kencang di atas sana. Akhir-akhir ini aku lebih sering menahan diri jika ada yang membuatku kesal, karena teman-temanku bilang aku orang yang terlalu mudah marah. Jadi aku akan melampiaskannya di sini."

Rain mengepalkan kedua tangannya, seolah menyemangati diri. Sementara Harsa yang berada di sampingnya menatap gadis itu dengan kedua mata yang melebar, menelan ludah memikirkan kemungkinan bahwa setelah turun dari wahana ini, bisa jadi kedua telinganya akan mengalami trauma untuk beberapa saat.

ORAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang