13

50 16 21
                                    

Support Author dengan memberi Vote ☆ dan Komentar~

(❁´◡'❁)♡Thanks!

●●●


Rain menatap pantulan dirinya di cermin, bertanya-tanya seberapa gila dirinya sampai melakukan hal yang kurang "normal" bagi seorang "Rain" seperti sekarang. Ia memutar kilas balik di kepalanya, pada hari di mana dengan mudahnya ia berkata pada Harsa ia akan menemani pria itu di atas panggung. Kalau dipikir-pikir, sebenarnya semua ini terjadi akibat ulah pria itu, yang mengatakan pada Rain bahwa ia akan tampil jika gadis itu turut bersamanya, menggoyahkan keyakinan Rain yang dulunya tidak pernah memijakkan kaki di dunia musik akibat terusik rasa simpati.

Gadis itu menghela nafas panjang, percuma menyesalinya, begitu pikirnya. Hari yang ia harap bisa ia lewati begitu saja tanpa harus menjalaninya sudah tiba. Lagu-lagu yang dilantunkan oleh para penyanyi profesional sudah bergema sepanjang satu jam selama Rain berada di ruang ganti, dan dalam waktu kurang lebih satu jam ke depan, gilirannya tampil akan tiba.

"Rain, maaf aku terlambat, tadi... wah!" Clara muncul tiba-tiba dari balik pintu ruang ganti, terheran-heran melihat penampilan Rain yang tidak biasa. "Manis sekali! Sepertinya sudah lama aku tidak melihatmu mengenakan dress."

Rain yang baru saja dibuat terkejut lantas menghela nafas sembari mengelus-elus dadanya. "Jangan muncul tiba-tiba lalu berteriak begitu. Mau membuatku jantungan lalu gagal tampil?"

Clara tertawa lalu berlari kecil menuju sofa dengan tiga dudukan yang terletak di sisi tembok yang dibelakang oleh Rain, menghempaskan tubuhnya, lalu memeluk bantal sofa. "Aku bertemu dengan Juan di parkiran."

Rain berbalik membelakangi cermin, menatap heran ke arah Clara. "Kenapa dia ada di sini?"

"Aku yang memberitahunya."

Seketika wajah Rain berubah panik, hingga ia bangkit dari kursinya, menatap Clara dengan mata membulat. "Apa? Siapa saja yang datang? Bagaimana kalau orang-orang di kampus melihatmu menari-nari sambil menggunakan dress seperti ini?"

Clara tertawa melihat reaksi Rain. Gadis itu memang terkenal jutek di kampus. Rain tidak begitu anggun. Ia lebih menyukai pakaian yang nyaman dan memudahkan dirinya untuk bergerak sesuka hati. Rain jarang sekali berpakaian feminim, kecuali di acara-acara tertentu yang memang mengharuskan dirinya untuk mengenakan sesuatu yang berbeda. Hari ini pun, Rain mau tidak mau harus mengenakan pakaian yang dipilih oleh tim wardrobe yang menangani pakaian para artis yang tampil. Rain mengenakan dress dengan nuansa musim semi. Permukaannya memiliki sulaman berbentuk bunga-bunga kecil, namun terlihat sederhana karena seluruhnya berwarna putih. Rain pun cukup menyukai pakaian yang dipilihkan untuknya, meskipun ia sedikit kesal karena tim wardrobe memaksanya untuk mengenakan jepitan dengan hiasan berbentuk bunga amarilis berwarna putih di sisi sebelah kanan atas rambutnya.

"Tenang saja! Aku hanya memberitahu Juan. Aku kasihan melihatnya menunggumu memberi respon padanya. Jadi, aku ajak saja dia kemari." Clara menegakkan duduknya, mendekatkan salah satu tangannya ke sisi mulutnya. "Dia membawa buket bunga. Manis sekali, kan?" Bisik Clara kemudian tersenyum sambil menaikkan bahunya, matanya menyipit. Sementara Rain terlihat memutar bola mata, lalu duduk di samping Clara.

"Ada apa?" Tanya Clara melihat ekspresi di wajah Rain yang terlihat lelah.

Rain mengangkat bahu. "Entahlah. Aku hanya memikirkan kekacauan seperti apa yang kira-kira akan aku timbulkan saat di atas panggung nanti."

"Kamu demam panggung?"

Rain menghela nafas. "Sepertinya begitu."

Clara mengepalkan kedua tangannya, tersenyum dengan matanya yang cerah. "Semangat! Anggap saja para penonton itu cuma anak ayam yang sedang berkerumun."

ORAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang