16

47 14 16
                                    

Support Author dengan memberi Vote ☆ dan Komentar~


(❁´◡'❁)♡Thanks!


●●●


Suasana kampus---tempat Rain menghabiskan sebagian besar waktunya setiap hari---sore ini sama ramainya seperti biasanya. Orang-orang berkerumun bersama circle mereka masing-masing, membicarakan hal-hal yang mereka minati, meskipun kebanyakan menceritakan urusan orang lain yang tidak ada kaitannya dengan mereka---tetapi menarik untuk dibicarakan.

Rain dan Clara tengah berjalan menuju lobi kampus, membahas topik yang terus berganti sepanjang mereka melangkahkan kaki keluar dari kelas hingga tiba di tujuan mereka. Mulai dari mengomentari cara mengajar dosen yang mengajar mata kuliah terakhir mereka hari ini, lalu beralih membicarakan harga tiket bioskop yang semakin mahal, hingga membahas hal yang tak penting seperti bagaimana tahi lalat terbentuk. Berjalan beriringan, mereka tertawa bersama beberapa kali, hingga langkah keduanya terhenti kala melihat Sasha duduk sendiri di bangku panjang di lobi kampus.

Rain menatap iba, sementara Clara memilih menatap ke arah lain.

"Cuma perasaanku saja, atau Sasha lebih suka menyendiri sekarang? Tidak seperti Sasha yang dulu." Ucap Rain.

Clara menghela nafas pendek. "Tentu saja dia menyendiri. Tidak ada yang mau berteman dengan orang seperti dia." Sahut gadis itu, masih enggan menatap ke arah yang sama dengan Rain.

Tiba-tiba Rain melingkarkan tangannya di lengan Clara, lalu melangkahkan kaki seraya menarik tubuh Clara yang hilang keseimbangan karena terkejut, hingga ia hanya bisa pasrah mengikuti kemana Rain membawanya pergi. Sementara, mata Clara mulai melotot kala menyadari kemana tujuan gadis itu melangkahkan kakinya.

"Sasha!" Seru Rain tak memperdulikan tatapan penasaran dari orang-orang sekitar. Pasalnya, orang-orang di kampus itu telah mengetahui hubungan mereka yang renggang sejak beberapa bulan yang lalu.

Sasha tersenyum kala Rain tiba di dekatnya, meskipun Clara masih terlihat membuang muka dan tak ingin bertatapan dengan gadis itu. "Iya, Rain."

"Kami mau ke kafe. Mau ikut nggak?" Tanya Rain, hingga seketika Clara menatapnya dengan alis terangkat. Bahasa tubuhnya seolah mengatakan memangnya kita janjian ke kafe?

Sasha terlihat ragu-ragu. "Apa aku benar-benar boleh ikut?"

Rain mengangguk meresponnya. "Ayo, kita berangkat sekarang!"

Clara yang sejak tadi tidak mengucapkan sepatah kata pun, akhirnya hanya bisa pasrah mengikuti Rain yang kembali melangkahkan kakinya meninggalkan lobi kampus menuju ke tempat di mana mobilnya terparkir. Sementara, Sasha berjalan sambil menundukkan kepala kala sejumlah orang mulai berbisik dan entah bagaimana gadis itu tahu bahwa dirinya -lah yang tengah dibicarakan orang-orang itu.

●●●


Clara yang sejak tadi gusar karena dipaksa menghirup oksigen yang sama dengan Sasha, kini berubah 180 derajat kala tubuhnya telah mendarat sempurna di atas kursi kafe ORAIN yang berbahan dasar kayu. Ia tengah duduk bertopang dagu dengan senyum manis terukir di wajahnya, sembari menatap Bagas yang beberapa kali lalu lalang untuk mengambil atau mengantarkan pesanan para pengunjung kafe. Gadis itu duduk di sebelah Rain, sementara Sasha duduk di kursi yang menghadap ke arah mereka, sedang membolak-balik buku menu yang halamannya tidak begitu banyak.

Selang beberapa saat, Bagas akhirnya menuju ke tempat mereka berada. Sambil menampilkan senyum terbaiknya, Bagas meraih buku kecil tempat ia mencatat pesanan dan sebuah pulpen.

ORAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang