Support Author dengan memberi Vote ☆ dan Komentar~
(❁´◡'❁)♡Thanks!
●●●
Ragam pita hias dengan berbagai model dan warna itu sejak tadi menarik perhatian Rain. Entah berapa kali gadis itu bertanya pada si penjaga toko tentang seperti apa bentuk yang dihasilkan oleh pita itu setelah diserut dan digantung di langit-langit rumah. Cukup lama hingga akhirnya ia memutuskan membeli beberapa pita yang menurutnya sesuai dengan tema yang sudah ditentukan olehnya dan teman-temannya.
Gadis itu lantas beranjak menuju ke rak lain, menemui Clara dan Sasha yang rupanya sudah mengisi keranjang belanja dengan beberapa balon.
"Menurutku, kalian cukup datang ke rumah saja. Tidak perlu sampai menghias rumah seperti ini. Kalau begini, aku jadi merepotkan kalian." ucap Sasha merasa tidak enak melihat teman-temannya yang begitu sibuk, meskipun dalam hatinya merasa senang karena sudah akrab seperti sedia kala dengan kedua sahabatnya itu."Sudahlah! Jangan terlalu dipikirkan! Sejak kapan kamu jadi seperti ini? Bukankah biasanya justru kamu yang merengek meminta kami ikut berperan setiap kali kamu akan merayakan ulang tahunmu." Sahut Clara tanpa menoleh ke lawan bicaranya. Ia sedang sibuk melihat-lihat topi ulang tahun.
Sasha menggaruk kepalanya, "Tetapi kali ini aku tidak merencanakan pesta apapun, jadi kalian tidak perlu repot-repot."
Rain menatap Clara cukup lama dengan tatapan yang tajam, lalu tiba-tiba mencubit pipi gadis itu hingga Sasha meringis karena merasa ngilu.
"Sudahlah, tidak perlu banyak protes! Kami memutuskan untuk merayakan ini karena waktu kita tidak banyak lagi. Kalau setelah lulus kuliah kamu pindah ke Amerika, itu artinya waktu kita bersama tinggal setahun lagi. Jadi... jangan... banyak... protes!" Rain bicara sambil mengayunkan telunjuknya dan memberi jeda pada setiap kata yang diucapkan, seolah memastikan bahwa Sasha tidak akan menolak ide mereka lagi.
Akhirnya, Sasha hanya pasrah dan membiarkan kedua temannya yang sedang antusias memilih berbagai macam benda yang menurut mereka diperlukan.
Mereka menghabiskan waktu sekitar setengah jam di toko buku---lebih tepatnya di bagian bahan-bahan kerajinan---menelusuri berbagai pernak-pernik ulang tahun, meskipun sesekali perhatian mereka teralihkan pada hal lain. Lantas setelah dirasa cukup, mereka menuju kasir, menyelesaikan transaksi, lalu kembali menuju parkiran tempat Rain meninggalkan mobilnya.
Di dalam perjalanan, Rain fokus pada jalan raya, sementara Clara sibuk menyanyikan lagu apapun yang diputar di radio mobil. Sasha duduk di kursi tengah, memperhatikan pemandangan dari kaca depan mobil, sementara kedua tangannya diletakkan di antara kursi pengemudi dan kursi penumpang depan. Gadis itu duduk dengan kedua tangannya yang terlipat sebagai penopang dagunya, sesekali ikut menyanyi bersama Clara. Hal yang sudah cukup lama tidak mereka lakukan.
Sekitar lima belas menit waktu yang dibutuhkan hingga mereka tiba di rumah Sasha. Lusa nanti, gadis itu akan berulang tahun. Itulah sebabnya Rain dan Clara berinisiatif membuat perayaan kecil-kecilan di rumah Sasha, dan hari ini mereka ingin menghias kamar terlebih dahulu. Mencuri waktu di antara jam kuliah yang cukup padat.
Segalanya berjalan lancar hingga tiba di rumah Sasha. Mereka turun dari mobil, membawa barang-barang---dan sedikit cemilan---yang mereka beli, ketika Rain dan Sasha menyadari keberadaan mobil yang lebih dulu terparkir di halaman rumah Sasha. Keduanya hafal benar siapa pemilik mobil itu, bahkan kini mereka saling lirik. Hanya Clara yang terlihat santai dan berjalan dengan enteng menuju ke arah pintu masuk.
"Sha! Ayok! Masa tamu yang duluan masuk?" seru Clara sembari berdiam diri di depan pintu masuk yang sudah terbuka sejak awal.
Sasha terlihat ragu-ragu, tetapi Rain melangkah lebih dulu menyusul Clara. "Halah! Biasanya juga langsung masuk tanpa dipersilahkan." Ucap Rain meledek Clara. Lantas, Rain lebih dulu masuk sambil berteriak "Permisi!" dan meninggalkan sandalnya di rak sepatu yang berada di sisi dinding di dekat pintu.

KAMU SEDANG MEMBACA
ORAIN
Romance[HwangShin] Gadis itu bernama Rain. Ia menyukai langit senja. Ia menyukai buah jeruk. Ia menyukai warna jingga. Ia menyukai dirinya, meski pun ternyata cukup banyak yang merasa sebaliknya, memilih menyakiti perasaannya. Berulang kali dikecewakan ole...