5. Serangan Mendadak

10.8K 432 6
                                    


Sekolah adalah tempat yang menyenangkan. Tempat yang bisa membuat sebagian remaja melupakan masalah keluarga untuk sementara. Mereka akan tampil ceria, tanpa beban dan segar dengan balutan seragam kebanggaan. Apalagi remaja SMA yang terlihat menawan dengan seragam putih abu-abu nya. Sekolah juga tidak hanya sebagai wadah belajar tapi juga menjadi tempat bermain dengan teman sebaya.

Setidaknya itu yang Ellzio rasakan, sebelum ada tujuan lain yang dia punya. Tujuan yang justru bertentangan dengan pendapatnya sebelumnya.

Ellzio tidak keberatan untuk datang setiap hari ke sekolah, cowok itu hanya malas harus bangun dan bersiap-siap diwaktu pagi sekali. Seperti kali ini, dia terpaksa beranjak bangun setelah alarm berbunyi lebih dari lima kali. Melawan pusing efek dari kurang tidur yang sudah biasa dilakukannya.

Setelah berseragam lengkap dan memasangkan jam di pergelangan tangan, Ellzio menatap pantulan dirinya sendiri di depan cermin. Lama. Sebelum akhirnya, panggilan masuk dari Arghi menyadarkan Ellzio dari lamunannya.

"Kenapa?" tanya Ellzio menempelkan ponsel di telinga.

"Lo masuk, kan?"

"Hm."

"Serius, Anjir!"

"Perlu gue pap?"

"Iya, kirim!"

"Bagong!" Ellzio mengumpat dengan kekehan geli. "Serius, gue masuk. Ini udah mau on the way." sambungnya.

"OTW tidur lagi maksud lo, kan?"

Ellzio mendengus, mendengar ketidakpercayaan Arghi diseberang sana. Cowok itu membuka kamera belakang lalu mengirim foto pantulan dirinya sendiri dengan gaya mengacungkan jari tengah.

Nyaris setiap pagi, Arghi menelepon hanya untuk mengingatkan sekolah. Teman sebangkunya itu kerap kali mengeluh karena sering duduk sendirian saat Ellzio memilih tidak masuk sekolah.

"Oh, iya, gue lupa. Ini hari Kamis, ada pelajarannya Bu Senna. Nggak mungkin lo alpa."

★★★

"Jadi, lo playboy gara-gara sebelumnya pernah diselingkuhi?"

Fatir tertawa terbahak sembari menggebrak-gebrak meja. Mendengar sebab awal Ellzio hobi mengoleksi wanita.

"Iya, Anying banget banget, kan. Baru pertama kali pacaran gue langsung diselingkuhi, Sialan." Ellzio menceritakan pengalamannya dengan gaya drama seolah-olah dia orang paling tersakiti di dunia. "Sakit, man. Harga diri gue terbacok."

"Terus lo dendam dan melampiaskannya dengan memacari banyak cewek sekaligus?" tanya Arghi yang sudah dia tahu sendiri jawabannya.

"Iyalah!" sahut Ellzio. "Seenggaknya kaum dia harus ada yang ngerasain apa yang dulu gue rasain"

Meskipun alasan Ellzio memacari banyak perempuan memang benar begitu. Namun dia tidak sejahat itu. Sejak awal para perempuan yang Ellzio pacari tahu kalau dia tidak pernah serius. Sebagian juga ada yang hanya memanfaatkan keroyalan dan eksistensi dari kepopuleran Ellzio. Dan sebagian lagi memang ada yang ... sungguhan berharap bisa membuat Ellzio jatuh cinta dan setia hanya padanya.

Namun, sejauh ini tidak ada yang bisa membuat Ellzio takluk. Tidak ada yang mampu mengetuk hati dan membuat Ellzio melibatkan perasaan saat menjalin hubungan.

Hanya mulut Ellzio yang murahan. Hatinya, terverifikasi mahal.

"Tapi cewek yang lo jadikan pelampiasan kebanyakan, goblok!" maki Auriga.

"Lho, selagi ada yang mau sama gue kenapa nggak? Gue hanya memanfaatkan kegantengan gue sebaik-baiknya."

"Emang Bagong nih anak." celetuk Bhanu.

PERFECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang