24. Rencana Amara

6.9K 352 26
                                    

"Ghi, ih!"

Ellzio menabrakkan tubuhnya pada punggung bertas milik Laura, mencari kesempatan dalam kesempitan dari suasana macet di tengah pintu kelas karena para siswi berdesakan untuk keluar dan pulang.

"Sabar dong, Ghi!" Ellzio mengulanginya lagi. Menabrak dan merangkul pinggang Laura dengan berlaga memberi teguran seolah-olah di dorong Arghi. Padahal disampingnya, kedua tangan Arghi tersimpan di saku celana, membuat cowok itu memutar bola mata melihat kemodusan temannya.

"Di dorong Arghi, Baby." fitnahnya dengan satu kata terakhir yang dibuat kecil dan menyengir saat Laura menoleh dan memberi pelototan peringatan.

Arghi kembali memutar bola mata sembari dengan kesal menjadikan fitnahan Ellzio padanya menjadi nyata-mendorong bahu Ellzio sampai cowok itu kegirangan bisa menabrakkan diri dan modus memeluk Laura-nya dari belakang lagi.

"Kan, Baby, di dorong Arghi." bisiknya.

Laura yang panik takut ada yang menyadari sekaligus kesal masalah tadi, menepis sentuhan Ellzio.

"Jangan deket-deket!" sentak nya, lalu bergerak tergesa dan keluar dari sesaknya orang-orang di pintu. Meninggalkan dua temannya-Katya yang menemani Amara berkonsultasi dengan guru di dalam kelas. Sementara Aretta sudah ngacir lebih dulu karena lagi-lagi kebelet buang air kecil.

Namun, Ellzio tidak menyerah. Dengan tali tas yang hanya tersampir di satu sisi bahu, cowok itu bergerak mengikuti dan berjalan menyesuaikan langkah Laura di sampingnya.

"Marah?"

Laura mendelik tajam lalu memutar bola mata. 'MASIH NANYA?!'

"Beb-Ra," Ellzio meralat panggilannya mendapat kilatan pelototan dari Laura. "Maaf, deh," ucapnya sembari sedikit menunduk dan tersenyum menggoda melihat raut jutek Laura. "Hm, ya?"

"Isssh, jangan deket-deket!" sahut Laura jutek sembari mendorong perut Ellzio menjauh. Namun, Ellzio kembali mendekat dan terus menggodanya. Meminta maaf, namun, raut wajahnya yang tengil tidak menunjukkan rasa bersalah sama sekali.

"Maafin dulu, hm?"

"Baby?"

Laura kembali melirik Ellzio tajam sebelum mendengus kesal.

"Aku malu tau, satu kelas ngeliatin Aretta sama aku." rengeknya merajuk.

Bukannya takut melihat pacarnya cemberut, Ellzio justru semakin senang menggodanya. Cowok itu terkekeh yang membuat kekesalan Laura bertambah.

"Ya udah, iya, maaf. Janji deh," Ellzio berjalan mendahului di depan Laura dengan langkah yang dibuat mundur. "Janji, nggak bakal gue ulangi lagi."

Lalu, seringai tengilnya kembali tersungging. "Tapi janji dibuat untuk diingkari."

"Ck, isssh ..."

Laura yang sudah tidak bisa menahan kekesalan mengejar Ellzio yang reflek berlari. Melupakan statusnya yang mungkin bisa dicurigai, Laura terus mengejar Ellzio yang malah kegirangan dan tertawa. Dia melewati para siswa-siswi di koridor yang ramai untuk pulang. Termasuk Erzhan, sang mantan yang bahunya tidak sengaja sedikit tersenggol Laura, yang kemudian menatap keduanya dengan kernyitan tidak suka.

Langkah Laura memelan saat napasnya mulai tersengal. Di depan sana Ellzio juga melakukan hal yang sama. Cowok itu berbalik badan, berjalan mundur dan melayangkan flying kiss pada Laura. Kemudian meraih dan mengutak-atik ponselnya sesaat sebelum akhirnya mengangkat dan menggoyangkan benda berbentuk persegi tersebut, memberi kode agar Laura juga meraih ponselnya.

Ellzio Sagara
Pulang duluan, ya, cantik.
Dijemput papa, kan?

Laura Calista
Iya.

PERFECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang