⚠️17+
Arcellzio Bagja Sagara, dinobatkan sebagai cowok ganteng paling meresahkan sepanjang sejarah siswa baru SMA Cakrawala. Siswa pindahan dari Bandung yang masuk sekolah semaunya dan membuat masalah adalah hobinya.
Selain menjadi incaran guru BK...
Laura kira, karena hari ini ada pelajaran Bu Senna, Ellzio akan masuk dan merusuh seperti biasa. Namun, sampai Bu Senna menyelesaikan jam pelajarannya dan meninggalkan kelas, tidak ada kabar apa-apa dari cowok itu yang berarti alpa.
Selama pembelajaran Bu Senna berlangsung, Laura tidak bisa fokus pada materi yang guru wanitanya itu sampaikan seperti waktu-waktu sebelumnya.
Masih sulit Laura percaya kalau Bu Senna yang terkenal jual mahal ternyata seorang ... selingkuhan? Rasa kagum yang pernah Laura miliki berubah menjadi sedikit jijik dan benci. Namun, Laura tidak berani merendahkan atau mengomentari keburukannya lebih jauh lagi.
Meski Bu Senna terkesan mengakui, tapi Laura tidak bisa asal menyimpulkan kenapa masalah itu bisa terjadi.
Lalu ... dia benar-benar menjadi satu-satunya orang yang tahu masalah itu?
Laura merasa berhasil menghabisi waktu yang terasa lebih panjang setelah akhirnya bel pulang berbunyi. Laura menyimpan rasa tidak nyaman sebab ada perasaan kosong yang tidak terpenuhi. Dia .... tidak melihat Ellzio hari.
Padahal, cowok itu datang meski kesiangan. Namun, tidak ke kelas melainkan ke warung belakang sekolah. Saat waktu istirahat tadi, Laura mendengar Arghi mengajak teman-temannya menyusul Ellzio nyebat ke warung langganan mereka.
Dengan tangan terlipat diatas perut dan angin sepoi-sepoi yang menerpa rambut, Laura bersama ketiga temannya berjalan di koridor. Sebelum akhirnya, keempatnya kompak menoleh dan berbalik badan saat salah satu dari mereka dipanggil seseorang.
“Ra!”
Amara dan Laura yang memiliki dua huruf yang sama di akhiran namanya, menatap seorang siswi yang mereka kenal dengan tatapan bertanya.
“Laura maksud gue,” sambungnya memperjelas siapa orang yang sebenarnya dimaksud. “Dipanggil Bu Gina, Ra,”
“Gue?” Laura menunjuk dirinya sendiri dengan kernyitan di dahi.
“Em,” angguk siswi teman seangkatannya yang berbeda kelas itu. “Ke ruang guru.”
“Kenapa?”
Laura semakin mengernyit. Dia tidak merasa punya masalah.
“Nggak tau, gue cuma disuruh nyampein aja.”
★★★
Laura berpisah dengan teman-temannya setelah memutuskan untuk menemui Bu Gina yang ‘katanya’ menyuruhnya ke ruang guru. Dia berjalan sendirian melewati koridor yang sepi. Tidak ada orang, tapi Laura cukup berani karena mendengar sorak ramai dari siswa siswi yang bermain voli.
Papan nama bertulisan ‘Ruang Guru’ sudah cukup terlihat. Hanya tinggal melewati dua ruangan Laura akan sampai. Namun, Laura berakhir menjerit tertahan saat mulutnya dibekap dari belakang.
“Mmphh!”
Laura meronta panik saat tubuhnya diseret masuk ke salah satu ruangan. Saat bekapannya merenggang, Laura menepisnya sembari berbalik badan. Menatap si pelaku ditengah pencahayaan Laboratorium Bahasa yang temaram.
Dengan menarik satu langkah mundur dan napas tersengal Laura bergumam.
“Zio ...”
“Hm, kaget?” tanya cowok itu yang malah tersenyum santai.
Laura menelan saliva. “Lo ... mau apa?”
Meski ingin melihat asupan ganteng dari wajah Ellzio untuk mengisi getaran senang bercampur gugup dihatinya, namun Laura tidak berharap situasinya memancing rasa takut seperti ini.
“Pengen puas berduaan aja sama lo,” sahut Ellzio.
Laura kembali menelan saliva, gugup dan ... takut. Dia membuang pandangan serta berjalan kepintu dengan menyertakan alasan untuk kabur. “T-tapi gue dipanggil Bu Gina ke—”
“Nggak ada yang manggil lo ke ruang guru.”
Ellzio memotong ucapan Laura sembari menahan pergerakan cewek itu yang sudah meraih handle pintu.
Perkataan Ellzio sukses membuat Laura kembali menatap cowok itu. “Jadi ... lo yang nyuruh Tania bilang kalo gue dipanggil Bu Gina padahal aslinya nggak? Lo yang ... sengaja merencanakan?”
“Hm.”
Ellzio menyahut singkat sembari memutar kunci, sebelum mencabutnya.
“Zio ...” lirih Laura panik, berusaha merebut kuncinya. “Jangan gila!”
Namun dengan santai, Ellzio memasukkan kuncinya kedalam saku celana. Cowok itu kemudian duduk diatas meja dan mengeluarkan sebungkus rokok beserta pemantiknya.
“Gue udah gila gara-gara lo, Ra,” Ellzio menyelipkan sebatang rokok dibibirnya lalu menyalakan ujungnya dengan pemantik. Menyesapnya sesaat sebelum mengepulkan asapnya. “Jadi udah seharusnya sekarang lo tanggung jawab.”
Khusus part ini hanya bisa di baca lengkap di Karyakarsa.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
★
Link karyakarsa nya ada bio aku, yaa.
Note : untuk mempermudah dan mempermurah pembayaran kalian bisa pake dana, gopay, ovo, shopeepay, dll dengan akses karyakarsa lewat web.
Kalo buka dari aplikasinya langsung pembayarannya hanya pakai Kakoin, yang berarti kalian harus beli koin dulu.