09. bersama pergi ke club malam

389 66 2
                                    

"ngapain kita kesini?"

tentu hyunjin kaget, kenapa lino ngajak ke tempat yang hyunjin gak pernah datengin lagi sejak dua tahun terakhir ini.

"gak usah mikir yang aneh aneh, gue masih normal. gak mungkin pesen kamar sama lo" bukan tanpa alasan lino mengajak hyunjin kesini karena ia ingin bertemu sama orang yang sama saat ia diberi misi.

"lo duduk di sini aja dulu, gue ada perlu sama orang"

lino meninggalkan hyunjin sendirian, cowok itu sudah menghilang dari pandangan hyunjin.

nampak sangat was was, takut ada orang nakal yang mendekatinya. sejujurnya ia sangat menghindari having seks karena you know lah.

dan benar saja, selang beberapa menit kemudian ia ditinggal sendirian, ada satu perempuan berpakaian sangat seksi mendekatinya.

"mau ngapain lo? sorry gue cewek" hyunjin tentu saja ngeles, tapi siapa yang bisa ia bodohi?

bentuk dada yang rata apakah bisa dibilang perempuan?

"tapi--"

"gue tepos, kalau lo cari orang buat puasin nafsu lo, mending pergi aja. sorry lo salah orang"

hyunjin harus berterima kasih kepada celananya, karena demi apapun bagian selatannya tidak nampak ada tonjolan.

cewek seksi itu melongos pergi, mencari mangsa yang lain.

"ck, gara gara tuh jalang gue sampai jatuhin harga diri" hyunjin mulai gak nyaman, mendumel terus terusan kenapa teman sebangkunya tak kunjung datang

"sorry gue lama" panjang umur, baru saja diomongin, cowok dengan penampilan sedikit kayak preman kembali menemui hyunjin

"kita pulang aja deh, gue gak nyaman di sini"

"cepet amat, mending minum nih air putih"

hyunjin ragu, ia gak boleh percaya gitu aja sama orang yang mengklaim dirinya adalah babunya. bisa aja kan lino mencampurkan obat perangsang ke dalam air putih.

atau bisa jadi itu sebenarnya bukan air putih.

"ini beneran air putih, dean. tangan gue pegel pegang terus" ucap lino sedikit ngegas

"apa jaminannya kalau itu beneran air putih? bisa aja kan lo campurin obat perangsang buat mancing gairah seks gue"

tanpa diduga, lino meminum air putih itu hingga setengah "buruan minum"

dengan amat terpaksa, hyunjin ikut meminumnya lagi. minum di bekas lino tadi. wow secara tidak langsung mereka telah berciuman.

"air putih aja" gumam hyunjin masih merasakan air yang ia minum. gak ada yang aneh, dan rasanya gak ada pahit atau manis, justru malah hambar. "oke gue percaya"

"ayo ikut gue" jangan lupakan kebiasaan lino yang suka memaksa, ia menarik hyunjin dengan kasar

membawa cowok itu ke lantai dua yang isinya kamar kamar.

"gue bukan cowok murahan anjing!" hyunjin mengira jika lino mengingkari perkataannya untuk tidak mengajaknya ke kamar. tapi ini apa? ck, memang lelaki brengsek tak bisa dipercaya.

"gak usah geer dulu, dibilangin gue cowok normal. gue lebih suka seks bareng cewek yang pussy dan boobsnya gede" tutur lino dengan frontal

"bajingan, mulut kotor lo udah menodai telinga suci gue" hyunjin menutupi telinganya, berharap kalimat itu tak terdengar oleh indra pendengarnya itu

"gak usah munafik jadi orang, gue yakin lo pernah nonton film biru"

hyunjin akui tebakan lino memang benar, tapi ia sudah tidak melakukan kebiasaannya itu bebarengan dengan keinginannya untuk tidak datang ke club malam lagi.

"ini kamar yang biasanya gue sewa"

"terus?"

"kalau lo gak nemuin gue dimana mana, berarti gue kesini"

"geer, siapa yang mau nemuin lo"

karena posisi mereka mepet dengan pintu, samar samar terdengar decitan kasur dan suara suara aneh

"sekarang kamar favorit gue dipakek orang"

tolong siapapun tarik hyunjin keluar, entah telinga hyunjin yang tajam atau kamar yang tidak kedap suara, ia mendengar suara aneh yang bersahutan dari beberapa kamar.

"kayaknya yang nyewa kamar pada brutal semua, kedengaran sampe luar" lino terkekeh, suara desahan dari balik beberapa kamar bak menghasilkan alunan musik yang indah.

tapi sayangnya yang ia tangkap justru kebanyakan suara desahan cewek, dan lino gak suka cewek.

yang atas tadi termasuk pembohongan semata. biarkan di masa depan ia menyiksa perasaannya sendiri

"geli tau gak" hyunjin bergedik ngeri

lino menatap aneh ke hyunjin "gak pernah having seks?"

"enggak, gue ke club cuma joget aja"

"mau coba?"

pertanyaan lino membuat sekujur tubuh hyunjin panas dingin. gak, ia gak mau. ia gak mau mengulangi kejadian saat sekolah menengah pertama terulang kembali ketika partnernya mengetahui jika ia tidak normal

"gak, makasih. gak minat" hyunjin berkata jujur, selain alasan ia takut orang lain tahu rahasianya, ia juga takut tertular penyakit kelamin.

"bisa kita pergi dari sini?"

•••

hyunjin bernafas lega, ia berhasil keluar dari tempat laknat itu.

jam sudah menunjukkan pukul setengah satu, kalau ia pulang pasti daddynya akan marah.

"boleh gue nginep di sini?" kalau bukan karena terdesak, hyunjin tidak akan pernah mau menginap ke rumah lino

bukan karena alasan rumahnya kecil, tapi ia tidak ingin tidur seranjang dengan cowok itu.

"gue kira lo gak akan mau dateng ke kontrakan gue. secara kan rumah lo bisa berlipat lipat lebih besar dari kontrakan gue" lino berpikir jika anak yang dibesarkan dengan bergelimang harta pasti akan merasa jijik jika dihadapkan dengan kehidupan yang sederhana

"lo ngomong apa sih zey, gue gak gitu. gue gak permasalahin status sosial orang. justru gue pengen hidup sederhana kayak lo" dengan tidak sopannya, hyunjin merebahkan dirinya ke kamar lino dan menganggap ini adalah rumahnya sendiri

"kalau yang gue lihat, papa lo berjas pasti banyak duit. gue gak tahu alasan apa yang bikin lo sampe berpikiran buat tinggal sendirian di sini. tapi gue salut dengan kemandirian lo" lanjutnya

"mending lo tidur, daripada ngebacot mulu" gak bisa berbohong kalau lino semakin kagum dengan pola pikir hyunjin, ia sengaja mengalihkan topik

hyunjin teringat, jika kebiasaannya sebelum tidur adalah minum susu. kalau belum minum susu pasti akan susah tidur.

"udah tengah malam, mending gausah tidur sekalian. gimana kalau kita nonton film biru berdua?"

•••

tbc

kebiasaan kalau macet nulis di cerita sebelah pasti aku alihkan kecerita lain😭 jadi jangan kaget ya kalo cerita ini sebulan bisa up sampai 10 part.

10 februari 2022

revisi : 22 juli 2022

gardenia ๑ hyunhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang