19. perjanjian

295 47 1
                                    

"dia udah ada pacar, bang. misi gue terancam gagal"

"oke gue akan handle sebagian, sebagian yang lain lo urus kan?"

"bantu gue cari ide buat deketin dean, bang. cara lo nyuruh bikin dean naruh perasaan gue, udah gak bisa gue lakukan."

•••

hari senin, anggota inti storm rider berencana untuk berangkat terlambat. geng tersebut lebih mengarah ke bertengkar daripada harus datang terlambat. nakal namun rajin kalau kata guru bk. minesnya, walaupun mereka sering datang tepat waktu, mereka sering cabut saat pelajaran berlangsung. ini bukan kali pertamanya, tapi mereka terlambat bisa dihitung dengan jari.

"kita gak bisa langsung ke masuk, gerbang kedua dijaga guru." lapor jeno yang bertugas untuk mengamati sekitar

"kurang seru kalau kita gak iseng" hyunjin tersenyum licik, mengeluarkan sesuatu dari saku celananya, rupanya cowok itu membawa petasan "gue bawa ini" ia angkat tinggi tinggi sebungkus kecil petasan

"cukup dibanting, gak perlu korek api" tambahnya

"iseng mulu lo de, tapi gak apa apa, lanjutkan. gue dukung"

soobin menarik tas jisung, ia kira cowok itu hendak memarahi hyunjin.

"apa sih ka, tas gue nanti putus lo gituin!" bentak jisung tak terima

"gue banting ya" hyunjin membuka bungkus isi petasan sepuluh biji dengan giginya "siapa mau?"

"apa ini?" tanya haechan memperhatikan petasan yang bentuknya seperti dimsum tapi versi sangat mini "ini bisa dimakan?"

jeno memelankan suara tawanya "makan aja silahkan, tapi kalau lo mati karena keracunan bahan kimia gue gak tanggung jawab"

"kalau bego jangan dilihatin dong, malu gue" sungut hyunjin "ini namanya petasan, caranya kayak gini" dengan sabar dan pelan hyunjin mempraktekkan, siapa yang tidak kenal dengan petasan yang dibawa hyunjin.

haechan takjub, seumur umur dia gak pernah liat petasan kayak gini "simpel ya, tinggal dibanting doang"

"ya emang simpel, lo nya aja yang ndeso"

"ndeso? apa itu?"

"kampungan" koreksi soobin.

"stt, udah jangan banyak bacot" ucap hyunjin sebelum haechan marah kepadanya "kal, lempar bareng bareng ya"

mereka berdua melempar tidak hanya satu, melainkan semuanya dilempar. menyebabkan suara bising yang menarik perhatian guru.

"siapa di sana?"

"ngumpet, ngumpet!" titah jisung mengawal yang lain untuk bersembunyi.

"jangan lari kalian!"

"anjing, pakek ketahuan segala" soobin mengumpat pelan

karena bingung mau kemana, mereka berpencar satu sama lain, menyisakan haechan yang pergerakannya lambat dan gak tau mau kemana.

dan berakhir nama haechan yang tertulis di daftar hitam anak anak bandel, salah sendiri sih bukannya lari malah heboh ditempat

pasrah, mau gak mau haechan ikut ke barisan anak anak yang terlambat

"bangsat banget mereka, gue kan yang jadi kena"

upacara adalah kegiatan yang ia gak suka, walaupun masih pagi, tapi matahari di bandung udah mulai kerasa panasnya. harus berdiri hampir setengah jam dan posisi barisan anak anak terlambat menghadap matahari bersinar.

gardenia ๑ hyunhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang