29. sok dekat

159 39 0
                                    

hyunjin malam ini ngidam martabak manis tapi dia malas gerak, mau nyuruh kembarannya tapi tahu sendiri jihoon pasti gak mau dia babuin.

alhasil dia cuma uring uringan di kamarnya, di grup juga dia ngerengek minta martabak.

dilain tempat, lino lagi memandangi foto anggota inti loupnoir. ia mengelus pada foto jihoon.

"gue bakalan jagain lo ge, lo dan dean bakalan aman. gue dibantu vero buat menyelidiki ini."

ponselnya berdering, ada satu panggilan whatsapp dari jeno.

"yo watsap bro, ngapain telpon malem malem?"

"posisi lo lagi di mana?"

"rumah"

"gue ada satu tugas dari lo, tolong beliin dean martabak manis rasa coklat keju"

"sianying gue kira lo ada satu info. males ah, dia yang seharusnya jadi babu gue, bukan gue jadi babu dia"

"itung itung pedekate sama dean, kalau ricky tahu lo deket sama dia, lo bakalan dengan leluasa nyari informasi. sekalian lo bisa gebet wakil gue" jeno terkikik di seberang, untungnya gak bisa dilihat lino

"sumpah ya gue gak paham sama lo, lo ngizinin wakil lo pacaran sama musuhnya sendiri?"

"kayak dean mau aja sama lo"

"besok gue gorok leher lo"

"ampun, takut bos"

jeno makin cekikikan, bikin lino kesal setengah mati. dia langsung matiin telponnya "tapi gak apa apa lah, itung itung bikin dean marah"

tanpa siap siap, lino langsung menyambar kunci motor dan beberapa lembar uang, pergi tanpa izin orang tuanya sudah menjadi kebiasaannya.

"shit, antriannya banyak" lino mengumpat, mau tak mau ia harus menunggu gilirannya.

bosen, dia gak bawa ponsel dan antriannya masih juga belum berkurang. nyaris menunggu hampir dua puluh menit, akhirnya tiba giliranya, tak hanya membelikan untuk hyunjin, ia juga membelikan untuk jihoon.

sial, malam ini hujan dan bodohnya lino tak membawa jas hujan.

"semoga martabak manisnya sampai ke tangan dean dengan kondisi masih baik"

•••

hyunjin kayak balita rewel yang tak diberi mainan, beneran dia tuh pengen banget makan martabak manis. lama lama hyunjin bakalan bunuh rasa magernya ini.

"ge, beliin napa. gue pengen martabak manis" hyunjin sampai harus membujuk kembarannya agar mau

"gak, males"

"lo jadi kakak gak ada baik baiknya sama adek, gue cuma minta tolong doang gean"

"gue bilang males ya males. sekarang zamannya pesen lewat online kalau lo lupa"

kan, udah sesuai prediksi hyunjin kalau jihoon tuh gak mau.

hyunjin makin merengut, walaupun bisa lewat driver tapi hyunjin tuh pengen beli langsung ke outletnya.

"yaudah gue beliin, gak usah sok caper di depan daddy" antara niat dan gak niat jihoon membelikannya, tapi baru aja mau ngeluarin motor malah hujan turun deras. akhirnya dia kembali ke dalam "hujan deres di luar"

angan angan memakan martabak manis malam ini harus pupus.

"yaudah gak apa apa, gue beli besok aja" berat rasanya harus menelan ludah membayangkan betapa legitnya martabak manis yang hanya bisa ia bayangkan.

hyunjin ngalihin pikiran akan martabak manis dengan bermain game

"siapa tuh?" telinga jihoon seperti menangkap suara gedoran pintu dari luar

"kucing kali" mata hyunjin masih fokus dengan game

jihoon menajamkan telinganya, bukan suara kucing seperti tebakan kembarannya "cuy, suara arzey" tampak familiar suaranya

"ngapain malem malem kesini? mana kehujanan lagi lo, sini masuk"

"nih martabak manis buat lo sama dean. sorry ya gue harus buru buru, nanti nyokap nyariin" lino meraih tangan jihoon dan menyodorkan makanan itu.

abis itu lino pergi dan kembali pulang.

besoknya di sekolah, ia rela bangun pagi pagi dan membuatkan bekal makanan untuk dirinya sendiri. efek kehujanan semalam bikin ia pilek, dari tadi bersin bersin terus.

dengan seragam yang lengkap, ia lihai meracik mie mawut resep sesuai takaran feeling.

pagi pagi mencium bau sedap dari dapur tuh bikin laper, mamanya lino sampai dibuat takjub karena anaknya pagi pagi sekali sudah rapi plus membuat makanannya sendiri.

"tumben kamu rajin, el"

lino tak menanggapinya, ia langsung melenggang gitu saja. di kamar, ia hanya menatap jarum jam. lama sekali, ia ingin cepat cepat pergi ke sekolah untuk menyapa hyunjin dan membuat cowok itu risih karena seharian ini lino akan sok dekat dengan dia.

•••

kaki lino lama lama bisa kram, ia sudah lama berdiri di depan pagar menyambut kedatangan hyunjin.

"sampai dean gak masuk sekolah hari ini, gue bakalan habisin dia"

hampir saja menyerah, ia melihat target yang tak jauh dari pagar. hyunjin diantar sopirnya. bagus, berarti sebelum ke kelas ia akan menjadi lino yang super duper ngeselin.

"selamat pagi dean achilles" sapanya langsung menghadang hyunjin

hyunjin mengabaikannya dan langsung meninggalkan lino seorang diri, si pelaku penghadangan tadi berusaha mensejajarkan langkahnya.

"gimana martabak manisnya, enak?"

hyunjin masih diem aja.

"ditanyain juga, bisu lo?"

"mau lo apa?" hyunjin berhenti mendadak

"mau gue? tebak dong mau gue apa"

sungguh, kalau saja ini bukan pagi hari mungkin sudah hyunjin ajak duel.

"haha mukanya biasa aja kali" lino pengen ketawa kenceng, hyunjin kalau nahan marah tuh lucu "mau gue gak banyak kok, cuma pengen deket sama lo"

alis hyunjin terangkat "ngapain? oh gue tahu, pasti ini rencana geng lo buat nyari kelemahan storm riderkan? haha cupu" hyunjin membalikkan jempolnya tepat di depan muka lino "sorry gue najis sama orang cupu kayak lo dan geng lo"

lino makin kesulut emosi tuh digituin, tangannya udah mengepal "kalau lo lupa, lo masih babu gue"

"oh gue kira lo lupa sama itu" tangan hyunjin terlipat di dada "ternyata masih ingat juga lo. tapi kayaknya itu udah gak berlaku lagi, cupu."

niat lino untuk mendekati hyunjin gak kayak gini, apakah mungkin orang yang memang punya darah rival sangat susah untuk disatukan?

"bacot" lino kelepasan narik kerah seragam hyunjin, buru buru ia lepaskan karena ia teringat kerja samanya dengan jeno.

"kenapa kok gak jadi tonjok gue? pengecut lo?"

lino dari tadi terus ngucap sabar.

•••

tbc

gak jelas apa yang ku ketik ini

mood ku di awal tahun kok terjun bebas gini ya.

4 januari 2023

gardenia ๑ hyunhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang