"mau sarapan disini atau sarapan di luar nanti pak"
"Bapak barusan sudah sarapan"
"Sarapan apa?" Ucapku sambil meletakkan kopi panas.
"Sarapan cinta. Hahahahaa" kata bapak sambil tertawa
"Gombal"
Tak begitu lama ada suara pedagang bubur ayam yang memukul mangkok dengan sendok.
"Burrrr yammmm. Burrr yammm. Bubur ayammmm"
"Ting ting ting ting"
"Mau pak ?" Tanyaku sambil melirik pak dede yang menyeruput kopi serta rokok yg menyala juga ada di tangannya
"Ya kalau yang di jual bapak mau. Tapi kalau yang di pukuli atau pedangangnya bapak ndak mau nduk?"
"Kenapa sih pak ngak jelas. Bapak aneh hari ini. Bapak sakit?"
"Jelas jelas bapak sehat. Bapak sangat semangat kerja . Habis di kasih jatah 3x. Sama istri muda bapak" Jawabnya sambil senyum
"Aneh...."
"Buru sana nanti yang jual keburu jauh bapak laper pengen isi tenaga"
Aku mengambil piring 2 langsung bergegas mengejar penjualnya
"Cak bubur 2"
Penjual itu berhenti.
"Nyapo tangan e mas" (kenapa tangan nya mas)
"Gak po cak. Glundung gok ngarepan" (gak papa jatuh di depan)
"Nyapo glundung. Arek tuwek ko sampean iso glundung koyo arek cilik ae ( kenapa bisa jatuh. Sudah tua sepertimu masih bisa jatuh tengkurep kaya anak kecil)
"Alangan cak. Piye maneh" ( musibah cak. Mau gimana lagi"
"Yowes lah sijie kate tak terno pisan"
(Ya sudahlah satunya biar saya antar ke dalam saja)"Suwun ya cak"
(Makasih ya cak)"Beres"
Aku dan bapak langsung sarapan dengan lahap.
"Berangkat sekarang pak "
"Sebatang lagi sayang kopi nya nduk"
"Reyhan boleh minta rokoknya pak?"
"Wes ndak usah aneh aneh nanti batuk seperti kemarin. Rokok mu khusus nduk rokok daging bapak"
"Bapak ini mesum aja pikirannya"
"Ya itu rokok masih banyak ambil saja nduk. Kalau mau ndak usah sungkan sungkan sama bapak"
"Ngak mau kalau sebatang sendiri. Palingan cuma 2-3 kali hisap. Pengen yang udah bapak hisap itu"
"Bilang saja pengen yang sudah kena bibirnya bapak"
"Hehehe tau saja bapak ini"
"Malu malu minta di cium bapak to"
"Ngak"
"Jawabnya enggak tapi pipi nya merah"
"Ya sudah kalau ngak mau ngasih. Ngak jadi saja"
"Lhoo.. lhoo..lhooo sifat ceweknya keluar kan. Makin bikin bapak gemes. Ini ..." Kata pak dede sambil memberikan rokoknya yang tinggal separuh.
Aku langsung menghisapnya . Tapi batuk batuk lagi
"Sudah bapak bilang tadi masih saja ngeyel. Kalau mau di cium bapak bilang saja nduk ."
Aku langsung mengembalikan rokok ke bapak. Bapak menhisap nya kuat kuat dan menyemburkan asapnya di depan muka ku.
"Ayo nduk berangkat. Anak perempuan tidak boleh rokok beginian. Boleh nya rokok ini. Rokok daging bapak" ucap bapak sambil memegang selangkangan.
Bapak langsung menyeruput kopinya sampai habis.
"Wes ayo berangkat nduk. Nanti kamu yang nyatat laporan saja biar bapak yang angkat angkat. "
"Ngih pak. Manut bapak saja"
Kami berangkat kerja bersama mungkin sudah beberapa bulan kami selalu sendiri sendiri. Sesampainya di gudang teman teman kami sudah banyak yang datang terutama mas puji. Partner ku dulu.
"Kenapa tangan mu han. Kemarin ngak masuk karna itu ya?"
"Iya mas jatuh kesleo"
"Ooo kasihan nya . Sudah di urutkan ?"
"Sudah mas kemarin sama bapak"
"Pantes bapakmu marah marah dari kemarin. Ini to penyebabnya. Pantes kalau bapakmu minta tukeran minta balik sama kamu lagi"
"Iya . Mungkin kali ya mas. Marah seperti dulu itu ya"
"Ya iya lebih parah lagi malahan. Ya sudah budal (berangkat) sana. Bapak mu sudah nunggu itu. Nanti malah cemburu sama mas. "
"Suwun ya mas sudah jadi partner selama ini . Nanti reyhan belikan rokok."
"Santai wae. Mas ya senang partneran sama kamu. Ngak banyak ngeluh. Ngak usah rokok rokok an. Mas bisa di marahi bapakmu"
"Tidak reyhan nanti bakal bilang sama bapak"
"Duh mesrane karo bapak ne. Dah balik jadi partneran lagi pasti nambah mesra"
"Apa sih mas. Ngak jelas. Ya sudah takut bapak marah . Tak budal dulu. Tunggu saja rokoknya nanti sore"
"Sipp... Yang banyak ya han. "
"Nglunjak pean mas" jawabku sambil ketawa dan berlari ke mobil box bapak.
Kami pun akhirnya berangkat keliling mengantarkan pesanan ice cream ke warung warung.
"Pak nanti mampir alfa ya mau beliin rokok mas puji. Sebagai ucapan makasih saja"
"Ya nanti saja"
"Bapak kenapa sih kok kaya ngak seneng. Bapak cemburu?"
"Ngak juga bapak biasa biasa saja" ucapnya sambil fokus nyetir.
"Kalau cemburu . Cemburu saja jangan di sembunyikan. Ya sudah nanti reyhan belikan rokok bapak juga. Sekalian malam rokok punya bapak"
"Janji ya. Nanti malam rokok punya bapak"
"Iya janji"
Akhirnya bapak tidak marah lagi atau tidak cemburu lagi. Ya memang benar apa yg dikatakan mas puji tadi kami kelihatan tambah mesra
KAMU SEDANG MEMBACA
KEBAHAGIAANKU BERSAMA PAK DEDE SEASON 2
Nonfiksicerita pribadi pak dede. bapak yang menemaniku baik suka maupun duka. bapak yang menjadi kekasihku. Walau banyak sekali lika liku hubungan namun aku yakin takdir cinta akan dipertemukan