Sehabis dari warung aku langsung kembali pulang kulihat bapak juga sedang senderan di kasurku sambil menyalakan rokok.
"Kopi nya reyhan ganti yang panas ya pak" ucapku sambil mengambil kopi yang dingin.
Pak dede hanya tersenyum kepadaku. Aku tidak tahu kalau bapak sedang video call sama ibuk.
"Marahin bapak saja nak reyhan" ucap ibuk seketika.
Akupun langsung kaget.
"Marah kenapa buk sama bapak"
"Gara gara bapak tangan nak reyhan jadi sakit"
"Semua jadi salahin bapak. Tenang buk bapak akan tanggung jawab" ucap bapak membela diri.
"Iya itu buk . Tanyain saja sama bapak kemana saja selama ini bikin khawatir orang".
"Jangan mancing dan manasin ibuk ya le" ucap bapak melotot.
Kami semua pun tertawa entah mengapa Kami semua seperti keluarga sendiri dan aku sebagai anak yang paling tua
"Ibu sudah tau semuanya nak. Ibuk percaya sama bapak. Ndak bakal macam macam"
Entah kenapa hatiku malah jadi ciut mendengar ucapan istri bapak. Andai semua rahasia ini terbongkar apakah beliau mau memaafkan ku. Bahkan masih hangat seperti ini. Itu ketakutanku selama ini. Bagaimana pun mereka adalah keluarga kedua ku.
"Ya sudah buk bapak matikan dulu disambung nanti. Titip anak anak dan jaga kesehatan. Uangnya sudah bapak transfer tadi sore. Bapak mau makan dulu."
"Iya pak. Bapak juga jaga kesehatan. Kalau kerja jangan lupa kasih kabar ibuk . Ibuk khawatir ada apa apa sama bapak".
"Nak reyhan tolong jaga bapak baik baik ya . Ibuk titip bapak selama ibuk disini. Kalau ada apa apa langsung kabari ibuk jangan sungkan"
"Iya buk pasti . Makasih untuk semua yang bapak dan ibuk berikan ke reyhan".
Panggilan video pun diakhiri . Aku sudah menyiapkan makan malam untuk kami berdua tak lupa kopi dan rokok khusus untuk bapak.
Kamipun segera makan bersama dan tidak ada perbincangan sedikitpun diantara kami.
Selesai makan aku langsung mencuci piring sedangkan bapak langsung meminum kopi dan menyalakan rokoknya. Asap putih pun mengebul dari dalam mulutnya."Ada yang pura pura lupa ini" ucapku menyindir bapak.
"Lupa apa nduk" Jawab bapak sambil mengerutkan dahinya.
"Memang faktor u" ucapku kesal.
"Masih cemburu. Kalau bapak berduaan sama dia? Bapak kira kamu sudah lupa"
"Dia siapa ? "
"Sebentar tahan dulu cemburunya nduk. Bapak kebelet mau kencing. Sekalian masukin motor udah gelap"
Aku yang merasa kesal pun langsung mengambil rokok bapak yang masih menyala di asbak. Aku menghisapnya.
Namun baru sekali hisapan akupun langsung terbatuk batuk. Padahal rokok bapak hanya dunhill hitam. Mungkin karna sudah lama aku ngak ngerokok."Hahahahaha. Makanya nduk kalau tidak bisa merokok asap jangan pernah mencoba nya jadi batuk kan. Mending rokok punya bapak saja enak" ucapnya keluar dari kamar mandi.
Aku mengabaikan ucapan bapak dan kembali menghisap rokoknya kembali.
"Uhuk... uhukkk.... Uekkkk..." Suara yang keluar dari mulutku
"Sudah dibilangin bapak masih ngeyel"
Biasanya aku selalu ngerokok yang ada rasanya atau yang menthol seperti esse change . Camel atau marlboro.
Setelah bapak memasukkan motornya bapak langsung menutup horden dan mengunci pintunya.
"Ndak jadi hujan malah jadi gerah begini. Padahal enak kalau hujan malam jumat lagi" ucap bapak.
"Memang kalau malam jumat kenapa pak?" Tanyaku sambil meletakkan kembali rokok bapak ke asbak yang masih sisa separoh.
"Ingin bapak ajak begadang cerita nabi nabi. Dari nabi dede sampai nabi dede lagi" ucap bapak tertawa.
"Nyebelin"
"Nyebelin atau ngangenin. Nyebelin atau bikin cemburu". Ucap bapak sambil kembali menata bantal untuk senderan di tembok dan kasur.
"Gitu saja terus sampai nabi dede part 99"
"Nduk sini tidur di pundak bapak. Mau dengar ngak cerita kehebatan nabi dede"
"Awas kalau bohong" ucapku.
"Kamu yang awas kalau menuduh bapak yang tidak tidak"
Akupun langsung tidur bersandar bahu pak dede. Tangan kananku yang sakit aku gunakan untuk memeluk tubuh bapak. Tangan kanan pak dede pun memeluk pinggang ku. Sedangkan tangan kirinya masih menghisap rokok tadi
KAMU SEDANG MEMBACA
KEBAHAGIAANKU BERSAMA PAK DEDE SEASON 2
Non-Fictioncerita pribadi pak dede. bapak yang menemaniku baik suka maupun duka. bapak yang menjadi kekasihku. Walau banyak sekali lika liku hubungan namun aku yakin takdir cinta akan dipertemukan