Part 26

5.1K 110 6
                                    


Pagi ini aku terbangun ketika adzan subuh terdengar bukan karna ini juga. Tetapi aku terbangun karna aku mimpi melihat ibuku tersenyum. Aku tidak tahu maksud dari senyuman ibuku tersebut. Mungkin ibuku senang melihat anaknya pulang.

Aku segera mengambil bajuku dan baju bapak untuk aku cuci sekalian aku mandi. Sedangkan aku melihat bapak yang masih tertidur dan aku membenarkan posisi selimut agar tidak kedinginan. Tak lupa aku mencium bibir bapak. Bagaimanapun bapak sudah membuatku bahagia.

"Mau kemana nduk" ucap bapak sambil melumat bibir dan mendekapku.

"Kebiasaan pura pura tidur" ucapku mencoba melepas semua perlakuan bapak.

"Kebiasaan juga kalau ditanya bapak jawabnya lain".

"Mau mandi sekalian cuci baju bapak dan bajuku yang kotor ini"

"Bapak masih ingin ditemani disini. Bapak masih ngantuk."

"Tumben males malesan sekarang"

"Mumpung libur kan nduk. Boleh sekali lagi ?"

"Takut nanti kakak ku datang pak. Maklum di desa kan jam 4 sudah pada bangun"

Bapak seperti merasa kecewa dengan penolakan ku tapi ya mau bagaimana lagi.

"Bapak mau lanjut tidur atau mau reyhan bikin kan kopi ?" Tanyaku

"Masih ngantuk nanti saja nduk"

"Ya sudah reyhan mandi dulu pak. Nanti panggil reyhan saja kalau bapak mau dibuatkan kopi"

Aku tahu punya bapak sudah kembali tegang biasa kan laki laki mengalami morning woods. Tapi bagaimana lagi. Aku takut tiba tiba kakakku kesini mengetuk pintu rumah apalagi hari ini acara selamatan ibuku.

Saat aku hendak mencium pipi bapak malah bapak langsung memalingkan wajahnya dan menghadap ke arah lain. Ya aku tahu pasti bapak marah. Keinginan nya untuk menyalurkan hasratnya tidak terpenuhi.

Tapi aku tetap mengabaikan nya dan berlalu ke kamar mandi.

Saat aku selesai semua dengan urusanku dikamar mandi dan menjemur pakaian. Terlihat hari mulai terang . Aku kembali ke kamar untuk membangunkan bapak.

"Pak bangun reyhan sudah bikin kan kopi untuk bapak" ucapku sambil memegang punggung bapak.

"Iya nanti bapak masih ngantuk" sahutnya

"Tidak biasanya seperti ini. Bapak marah?"

"Gak .. bapak gak marah" masih dengan nada ketus

"Tumben tumbennya merajuk seperti ini. Biasanya terlihat cuek dan kalem"

"Bapak sudah sangat sayang sama kamu nduk" ucapnya sambil membalikkan badan dan mengelus pipiku.

"Reyhan juga sayang sama bapak. Tapi kalau bapak seperti ini bukan seperti bapak yang reyhan kenal" balasku sambil berbisik di telinga bapak.

"Kamu candu buat bapak."

"Bapak pun juga sama bagi reyhan. Tapi bapak tahu sendiri alasannya kan. Besuk saja saat dikost berapapun yang bapak mau . Reyhan siap melayani bapak" bisikku

"Bapak akan tahan nanti dan bapak akan menagih janji mu nduk" ucap bapak sambil tersenyum

"Ya sudah bapak mandi dulu. Biar seger badan dan kopinya masih panas."

"Makasih ya nduk. Bapak sangat senang dengan perhatian mu. Bapak mandi dulu."

Hatiku selalu dibikin berbunga bunga oleh bapak. Selain sifatnya yang kalem tidak pernah marah padaku bapak juga sangat menyayangiku walau aku tahu semakin mencintai orang semakin pula harus bersiap untuk sakit hati. Semua itu sudah menjadi rumus dalam kisah ini.

KEBAHAGIAANKU BERSAMA PAK DEDE  SEASON 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang