Part 24

5.8K 106 7
                                    

Selesai dari warung aku membuat kopi untuk bapak. Namun saat kopi aku bawa masuk bapak malah tertidur.

Daripada kopi ini mubazir dan dingin mending aku minum sekalian aku bersih bersih rumahku. Walau sebenarnya sudah bersih.

Rumah ini nampak begitu sepi ditinggal orang tuaku. Entah apa alasannya kakakku belum pindah sepenuhnya kesini. Kakakku masih tinggal di rumah kontrakannya. Terkadang saja kakakku mau tidur disini kalau suaminya masuk malam.

Aku membersihkan setiap sudut rumah. Agar nampak bersih juga. Tak lupa aku juga membersihkan kamar ibuku. Sempat saat aku merapikan semua nya. Aku meneteskan air mata dan berdiam diri sedikit lama mengingat ibuku. Dialah wanita tangguh single fighter yang membesarkan ku. Tak mudah memang tapi ibuk selalu merawatku dan kedua kakak ku dengan baik.

"Kamar ibuk dulu ya yang reyhan bersihkan nanti sore rumah baru ibuk reyhan bersihkan dan reyhan kirim doa nanti buk. Maafkan reyhan yang belum bisa membahagiakan ibuk dan bapak. Apalagi ibuk dan bapak tahu sekrang reyhan seperti ini" ucapku dalam hati.

Selesai membersihkan semuanya aku kembali ke kamar. Aku melihat bapak yang sudah bangun dan bermain hp.

"Mau dibikin kan kopi pak ?"

"Bapak sudah minum kopi itu"

"Itukan bekas reyhan tadi"

"Ngak papa. Kan sama .... " Ucap bapak terpotong.

"Iya iya reyhan tahu. Biar reyhan bikin kan lagi. Oh iya pak nanti reyhan mau kemakam ibuk. Mau bersihin sekalian kirim doa dulu"

"Ya sudah bapak ikut sekalian saja jalan jalan . Mumpung lagi disini kan le"

"Ya sudah kalau mau bapak begitu toh juga disini belum repot semua sudah serba instan" ucapku

Aku segera mengambil gelas kopi dikamar kemudian aku mengganti dengan yang baru dan panas untuk bapak. Nanggung sisa sedikit aku meminum kopi dingin ini.

Hari sudah berganti sore. Aku segera mandi begitu juga dengan bapak kami ingin ke makam orang tuaku. Tak perlu repot kakakku sudah beli bunga tadi siang .

Rencana setelah dari makam kami jalan jaln di sekitaran kediri sambil cari makan malam. Takut saja bapak tidak cocok dengan masakan dari kakakku.

Sesampainya di makam aku langsung membersihkan rumput rumput disekitar makam orang tuaku. Begitupun bapak juga ngebantu membersihkannya. Entah apa yang ada di pikiran bapak saat ini. Bapak hanya tersenyum kepadaku.

Setelah semua bersih aku dan bapak berdoa untuk ke dua orang tuaku.

Aku sempat meneteskan air mata tapi bapak menepuk pundakku. Menguatkan ku agar tidak larut dalam sedih. Aku juga tidak merasa canggung sebab orang di kampungku sudah tahu bahwa pak dede adalah orang tua angkatku. Walau aku yakin ada beberapa orang yg mencibir tapi aku tidak perduli

"Kemana sekarang nduk?" Tanya bapak.

"Ke taman saja pak sekalian jalan jalan dan cari makan biasanya ada penjual di sekitaran taman" ucapku

"Ya sudah bapak ikut saja bapak ndak tahu daerah sini"

Aku dan bapak langsung naik motor langsung melaju ke taman. Hari sudah mulai gelap.

Sesampainya di taman. Entah kenapa suasana taman saat ini sepi hanya beberapa pedagang yang jual dipinggiran taman.

"Enak ya kalau berdua begini. Tanpa siapapun yang mengganggu." Ucap bapak melirik ku sambil jalan di sekitaran taman.

"Romantis ?" Tanyaku

"Ya bisa dikatakan begitu" ucap bapak.

"Reyhan kira bapak bukan orang yang seperti itu"

"Bapak masih manusia le. Kadang juga pengen ada moment seperti ini"

"Lahh biasanya juga berdua ngak bicara soal begini. Cuma sibuk kerja" ucapku

"Ya kan suasana beda"

"Ingat ibuk" ucapku cepat.

"Ya pasti ingat. Ibuk kan istri bapak. Tapi ibuk lagi jauh di mojokerto cuma ada kamu sekarang"

Aku jadi malu dengan ucapan bapak barusan. Pipiku sudah merah merona mendengar gombalan bapak.

Saat mood ku sedang bagus bagusnya. Hatiku sedang berbunga bunga aku melihat sosok orang yang sangat aku kenal. Entahlah mood ku menjadi hilang seketika.

Sosok itupun berjalan sendiri kearahku.

"Pak ayo kita pergi sekarang" ucapku

"Kenapa bapak betah disini suasanya nyaman"

Belum sempat menarik bapak orang itu sudah berada di depan ku.

"Sudah lama ngak ketemu han" ucapnya.

Akupun hanya diam seribu bahasa saat orang itu menyapa.

Bapak dan orang itu saling tatap tatapan seolah sedang perang bathin.

"Gimana kabarmu sekarang?"

"Kamu kenal sama orang ini le?" Tanya pak dede.

"Iya kenal pak. Dia pak agus yang dulu aku ceritakan ke bapak" ucapku.

"Jadi ini orangnya " kata bapak.

Akupun hanya bisa mengangguk.

"Sombong sekali mentang mentang sudah ada yang baru. Lupa sama yang dulu" ucap pak agus.

"Sudahlah pak reyhan ngak mau berdebat lagi. Semua sudah berakhir"

Bapak hanya diam .

"Ayo pak pergi" ucapku sambil menarik tangan bapak.

"Kalau dilihat lebih tampan saya dan lebih kaya saya dibanding yang baru. Hahahaha" ucap pak agus.

Aku yang sudah tidak bisa mengontrol emosi ku langsung berdiri.

"Bapak memang bukan orang yang kaya. Tapi kalau dibandingkan denganmu masih cakepan bapak. Apalagi sifatnya bukan seperti mu."

"Hahaha apa masih bisa ?" Tanya pak agus

"Cukup. " Ucapku sambil melihat sekeliling memastikan keadaan sepi.

Akupun menarik tangan bapak dan langsung berdiri ingin pergi.

"Asal kamu tahu saja. Dibanding punyamu lebih besar punya bapak. Dan perlu kamu ingat punya bapak tidak seperti punyamu tanpa tisue itu kamu hanyalah orang yang tidak berguna. Hahaha.. baru sebentar sudah jatuh. Sedangkan punya bapak bisa tahan lama sampai aku dua kali bapak pun belum keluar " ucapku

Saat itu dia langsung tertunduk malu. Dan bapak tersenyum aku membela nya dan bangga punya dia aku puji.

Aku dan bapak langsung berjalan menjauh dari sana dan mencari tempat lain untuk makan.

Semua kebencianku selama ini sudah aku balas . Dia merasa sakit hati karna ucapanku aku tidak perduli.

Memang semua itu kenyataan nya. Tidak bisa dipungkiri lagi. Kali ini aku merasa sangat bahagia sudah memiliki bapak. Tidak hanya tampan wajahnya namun hatinya juga tampan. Ditambah aku selalu merasa bahagia soal urusan sex jika sama bapak. 

KEBAHAGIAANKU BERSAMA PAK DEDE  SEASON 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang