part 10

9.2K 93 6
                                    

"kenapa senyum senyum sama bapak pas bapak makai celana panjang?" Tanya bapak sehabis selesai mandi

"Siapa yang senyum bapak jangan ke pedean begitu"

"Jangan dikira bapak tidak tahu ya. Bapak tau apa yang kamu inginkan"

Bapak yang masih memekai singlet dan celana panjang langsung berjalan ke arahku.

"Kamu kangen sama dedek nya bapak kan nduk. Coba kamu cium nduk. Dedek bapak sudah bersih dan wangi habis bapak mandiin" ucap bapak sambil mengeluarkan kontolnya.

"Coba nduk kamu cium pasti wangi"

Entah mengapa aku selalu tidak bisa menolak apa yang di perintah oleh bapak. Aku selalu terhipnotis dengan kontol pak dede. Aku langsung mencium batang kontol pak dede dan memberikan kecupan di kepala kontolnya.

"Sudah nduk... Nanti malam saja . Kamu boleh menciuminya sepuas hatimu. Kita segera ke tukang urut kasihan tangan mu sakit" ucap bapak sambil tersenyum melihat ku menciumi kontolnya.

"Sudah ngabari ibuk pak?"

"Sudah nduk"

"Sudah tau kalau ibuk di rumah orang tuanya sampai 3 hari kedepan?"

"Belum coba nanti bapak tanya. Sekarang fokus sama tanganmu dulu. Ndak papa dirumah orang tuanya lama. Bapak kan bisa pulang ke istri muda bapak. Bapak bisa membuahi istri muda bapak setiap malam. biar dia tidak marah dan cemburu sama bapak lagi."

"Bapak mesum ih pikirannya..... Padahal aku lagi sakit" Ucapku malu malu.

"Yang sakit kan tangannya. Sedangkan yang lain tidak" ucap bapak terkekeh.

Perasaan cintaku ke bapak semakin lama semakin kuat dan besar. Kalaupun aku patah hati sama bapak mungkin akan lebih sakit daripada dengan mantanku dulu. Memang benar adanya jika kita berpisah dengan orang tidak pantas untuk kita walau kita sakit pasti tuhan sudah mempunyai rencana lain kita ditemukan dengan orany yg lebih baik lagi.

Kamipun segera tiba ke tempat tukang urut langganan bapak yang biasanya ngurut anak bapak jika terkilir.

"Gimana pak. Apa perlu tindakan medis?" Tanya bapak ketika tanganku sudah di periksa sama tukang urutnya.

"Ndak perlu . Biar saya urut dan betulkan saja nanti juga 3 hari sembuh. Tahan ya !!!!" Perintah si bapak tukang urut sambil mengoles minyak ke tangan ku dan mulai mengurut nya

Akupun langsung menjerit hebat menahan rasa sakit yang ditimbulkan. Air mataku tak bisa aku bendung lagi. Selama 5 menit tanganku rasanya sangat tersiksa sekali.

"Sudah selesai. Tapi ingat jangan dipakai banyak gerak dulu dan angkat yang berat berat. Cukup di balut pakai kain ini."

"Terimakasih pak" ucapku sambil mengelap air mataku

Kami segera pamit tak lupa bapak berpamitan sambil mengucapkan terimakasih dan memberikan sedikit upah saat berjabat tangan.

Saat dijalan bapak menanyai hal yang diluar prediksiku.

"Nduk.. ?"

"Iya pak ada apa?"

"Nanti makannya dibawa pulang saja ya bapak sudah capek. Kalau tidak karna tanganmu sakit bapak malas keluar rumah."

"Iya pak. Reyhan juga pengen segera pulang tangan malah sakit semua sekarang.  Malu juga di blebet begini"

"Sakitan mana nduk sama saat bapak tindih. Oh tidak sakit ya kalau bapak tindih cuma sebentar sakitnya setelah itu keenakan" ucap bapak terkekeh

Aku langsung mencubit pinggang bapak
Akhirnya kami sampai ke warung nasi padang langganan kami dan kami memesan makanan untuk makan malam dan segera pulang

Sampai dirumah aku langsung mengambil uang di dompetku dan memberikan ke bapak. Sebagai ganti uang tadi.

"Apa ini nduk?" Tanya bapak.

"Uang ganti upah tadi sama beli makanan" ucapku

"Kamu lucu nduk. Bapak tidak mengharapkan itu. Kamu sudah jadi tanggungan bapak sekarang. Jadi simpan saja uangmu Untuk kebutuhan mu nanti sebentar lagi kan kamu pulang kampung jadi butuh uang banyak"

"Reyhan ngerasa ngak enak sama bapak. Jadi nambah beban fikiran bapak. Jadi beban tanggungan bapak"

"Bapak tidak meminta imbalan apapun bapak senang kamu perhatikan dan kalaupun bapak minta kamu tidak pernah menolak itu lebih dari cukup nduk. Jangan nambah nambahi beban fikiran bapak. Jangan berfikir bapak melakukan hal hal aneh belum tentu bapak seperti itu. 2 istri bagi bapak lebih dari cukup. Kalau nambah lagi bapak bisa gila".

Aku sangat terharu dengan ucapan pak dede seperti itu. Aku langsung memeluk bapak dengan erat . Inilah sosok seorang bapak dan suami yang aku inginkan. Sejak kecil sosok itu tidak pernah aku jumpai dikehidupanku. Sosok yang selalu mengayomi keluarga yang hanya aku dapat dari ibuku saja.

Kalau sesuatu hal terjadi aku rela menukar nyawa ku untuk bapak.

"Ya sudah kalau bapak tidak mau nerima. Reyhan mau ke warung dulu beli kopi gula dan rokok buat bapak".

"Terserah kamu nduk kalau itu mau kamu"

Aku juga segera ke warung untuk beli rokok dan kopi buat bapak. Bagaimanapun juga bapak akan disini selama 3 hari kedepan buat jaga jaga saja soalnya stok di rumah sudah hampir habis.

KEBAHAGIAANKU BERSAMA PAK DEDE  SEASON 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang