12 Februari 2022

730 247 94
                                    

DWC #12
[Buat cerita dengan kalimat pembuka, "Apakah takdir bisa diubah?"]

:.:.:

|| Short Story ||

|| Romance, Teenfiction ||

|| 1238 words ||

Plis jan suudzon guys.
Yang kali ini beneran ga ada zombie atau mayat-mayatnya.
Sincerely, E-Jazzy yang sedang belajar nulis romens fuwa fluffy

Sincerely, E-Jazzy yang sedang belajar nulis romens fuwa fluffy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apakah takdir bisa diubah?

Adit, adikku yang nista, punya semacam bakat mengerikan yang selama ini selalu jadi bahan guyonan di acara keluarga, tetapi perlu ditanggapi serius. Dia entah bisa membaca masa depan atau membuat garisan takdir itu sendiri.

Suatu hari tiga tahun silam, Adit sebal pada ibu kami karena disuruh mengerjakan PR. Adikku itu menceletuk, "Sekolah libur dua tahun!"

Tak lama kemudian, pandemi global memaksa semua anak sekolah belajar di rumah selama dua tahun lamanya.

Cuma kebetulan?

Saat dia baru masuk SD, Adit ingin di hari pertamanya diantar sekolah oleh Ayah, tetapi ayah kami yang pemalas tidak pernah bisa bangun pagi. Adit berteriak di depan pintu kamarnya, "Kalau Ayah begini terus, bisa-bisa kami dapat Ayah baru!"

Jadi, dia diantar oleh Ibu. Dan di sanalah, di depan gerbang SD-nya, ibu kami bertemu dengan ayah tiri kami yang sekarang. Saat Adit kelas 3, Ibu tidak tahan lagi dengan Ayah yang menganggur dan kerjaannya hanya main gitar, menongkrong, dan mengopi bersama teman-teman pemusiknya. Mereka berpisah baik-baik dan wali kelas Adit menjadi ayah baru kami.

Aku berharap bakat adikku itu hanya kebetulan, bukan takdir sungguhan. Masalahnya, begini:

Saat ini aku sudah menginjak usia 16. Hormon remajaku sedang berada di puncaknya. Aku habis menyelesaikan film dan novel seri Twilight serta The Vampire Daries, jadi jangan salahkan aku yang kini kepikiran untuk punya pacar vampir yang tampan dan berkilau. Aku sedang mendengarkan lagu-lagu cinta di kamarku malam itu dan bergumam sendiri kapan kiranya aku bisa bersatu dengan male lead pujaanku dalam kehidupan percintaan remaja nan indah, lalu adikku yang jahanam lewat di depan kamarku dan menceletuk, "10 tahun lagi. Ha-ha-ha-ha-ha."

Aku mengamuk sejadinya sampai terjadi perang badar antara aku dan Adit. Ibu dan ayah tiri kami selalu memihak dia dan itu tidak adil. Aku selalu diharuskan mengalah bahkan di saat anak setan itu baru saja menyumpahiku baru bisa pacaran di umur 26 tahun. Kisah remaja nan indah tidak bisa dibilang kisah remaja kalau aku sudah bangkotan di balik meja kerja dengan setumpuk dokumen kantoran. Kisah itu harus terjadi sekarang saat aku masih SMA dan imut!

Aku mencoba peruntunganku. Aku berusaha mendekati Kailash, siswa di kelasku yang tinggi, atletis, anak basket, dan senyumnya persis model iklan pasta gigi dari luar negeri. Giginya bagus. Dia akan jadi vampirku—maksudku, pacarku.

OracularTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang