|| Day 1 || 1998 words ||
| Buat cerita dengan tema pengalaman pertama |
| Escapade - Cerita Lepas |
|| Cal dan Orang Mati ||Ini pengalaman pertamaku menemukan mayat dalam gentong air.
Aku betul-betul berharap takkan ada pengalaman kedua untuk itu. Cukup satu kali saja.
Meski orang-orang bilang aku adalah anak yang pemberani, bukan berarti aku tidak punya rasa takut. Aku hanya menahannya. Bagaimana pun, aku masih 7 tahun dan kadang punya imajinasi aneh tentang hantu atau monster dalam laci bajuku, atau tentang mayat hidup di jalanan, terutama karena rumah kami berada dekat dengan Tembok W yang berbatasan dengan Neraka Zombie di luar sana. Namun, sejak Ayah meninggal, aku harus tampil seberani ibuku.
Sementara Ibu menambah jam kerjanya dan bolak-balik ke kota, aku diam-diam masuk hutan sendiri untuk mencari herba atau membuat jebakan kelinci seperti yang dulu diajarkan ayahku. Saat malam turun, setelah memastikan perut anaknya kenyang, ibuku langsung tepar di dipannya dan mengorok nyaring hingga tidak menyadari aku keluar rumah, dalam kegelapan dan berkawan kelelawar, sambil menimba air sumur dan mencuci baju yang kami pakai seharian.
Jadi, saat teman-temanku menyebarkan cerita hantu wanita dalam sumur, aku bisa dengan percaya diri menampik itu—soalnya akulah yang membuat suara-suara yang mereka dengar tiap malam.
Orang mati tidak membuatku segentar itu. Bukan berarti aku tidak merasa takut atau apa, hanya saja aku masih bisa menahan diri agar tidak menjerit-jerit seperti anak lain. Aku masih bisa menyembunyikan ketakutanku pada orang mati. Toh, aku sudah pernah melihat jasad ayahku sebelum dimakamkan, dan dia tidak pernah menghantui kami. Jadi, sementara anak-anak seusiaku menangis ketakutan dengan cerita-cerita seram, aku masih bisa tertawa.
Setidaknya sampai aku melihat mayat dalam gentong itu.
Saat itu kami sedang main petak umpet. Aku dan seorang temanku ingin bersembunyi dalam gentong air berlumut dan retak-retak yang kelihatannya sudah dibuang di ujung jalan. Saat aku membuka tutupnya dan melihat seorang pemuda berbaring melingkar di dalamnya, aku berbisik ke temanku, "Sudah ada yang menempatinya. Ayo, cari persembunyian yang lain."
Kami meninggalkan gentong tersebut tetap terbuka, lalu menghampiri salah satu orang dewasa yang kami lihat di jalan. Aku memberi tahu orang itu, "Pak, ada seseorang tidur dalam gentong di sana."
Pria itu kebingungan sesaat dan memintaku menunjukkannya. Lalu, kehebohan terjadi. Pemuda dalam gentong itu rupanya sudah mati, kaku dan dingin hingga badannya tidak bisa diluruskan lagi. Kelopak matanya tertutup seolah dia hanya sedang tertidur, tetapi ada bekas luka menganga di leher belakangnya, meninggalkan jejak darah yang sudah mengering di sepanjang punggung bajunya.
Nama mayat itu Zayed, 19 tahun. Aku tidak mengenal pemuda yang sudah mati itu, tetapi aku kenal orang tuanya. Mereka penghuni desa sebelah, yang biasanya menjual susu kambing dan keju olahan. Ibunya pernah mengantarku saat aku tersesat karena main kejauhan sampai ke desa mereka. Ayahnya sering ke desa kami untuk mencari angkutan menuju kota.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oracular
RandomKisah-kisah yang entah puitis, humoris, sarkastis, atau optimistis; bercokol di antara enigma dan ambiguitas :.:.: ( ~'-')~ Oracular: 30 Daily Writing Challenge NPC 2019 ( ~'-')~ Oracular: 30 Daily Writing Challenge NPC 2022 ( ~'-')~ Oracular: 30...