6 Juni 2023

551 177 34
                                    

|| Day 6 || 830 words ||

| Buat cerita dengan setting Bikini Bottom |

| Fanfiction, Isekai |
|| What Doesn't Kill Ya Usually Succeeds in a Second Attempt ||

Ketika aku tersandung di trotoar jalan dan badanku mencuat menghadang jalur sebuah mobil truk yang melaju, pikiran pertamaku adalah: Asyik, isekai!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika aku tersandung di trotoar jalan dan badanku mencuat menghadang jalur sebuah mobil truk yang melaju, pikiran pertamaku adalah: Asyik, isekai!

Sepersekian detik kemudian, logikaku menimpali, Dosa kau ada banyak. Kalau tewas di sini, pemberhentian berikutnya pasti neraka jahanam.

Sisi diriku yang optimis menyangkal, Masih ada alam kubur sebelum masuk neraka. Coba nego dengan penjaga alam kubur itu, minta dititipkan ke dunia isekai dulu untuk sementara.

Sementara batinku berdebat, seseorang mendorong tubuhku dan menyelamatkanku dari tabrakan truk. Aku terpental ke jalur sebelah, lalu dilindas pengendara sepeda motor yang mencoba belok ke kanan meski lampu seinnya mengarah ke kiri.

Meski tubuhku sudah terseret bermeter-meter jauhnya, pengendara tolol itu malah mencengkram gas di tengah kepanikannya. Dengan tidak sopannya dia menjerit-jerit, tak ada rasa toleransi bahwa akulah yang seharusnya melakukan itu.

Akhirnya, aku menyerah dengan rasanya sakitnya dan menutup mata. Akhirnya isekai.

***

Kalau dipikir lagi, kenapa aku percaya diri sekali bakal isekai ke dunia yang kusukai?

Sejak dulu aku penggemar berat isekai; baik itu manga, anime, light novel, manhwa, dan manhua. Semuanya tampak indah. Bahkan isekai yang kelihatan tragis pun menyimpan sisi indahnya sendiri—punya kekuatan tak tertandingi, membuat harem, lalu mengalahkan big boss jahat hanya dengan kekuatan persahabatan.

Namun, begitu aku membuka mata, segalanya biru gelap dan terdistorsi. Badanku seperti terombang-ambing—antara ringan dan berat, antara timbul dan tenggelam, hampir melayang tetapi ini jelas bukan di langit atau tempat setinggi itu. Gelembung-gelembung udara yang muncul tiap kali aku mengembus napas meyakinkanku bahwa ini bukan kahyangan.

Aku bangkit dari kasur, begitu bingung hingga tak mempertanyakan kenyataan bagaimana bisa ada kasur dan seprai di bawah air. Ada sebuah cermin tergantung di dinding, bersebelahan dengan jendela.

Pertama-tama aku bercermin dan melihat diriku, tampak boncel dan jelek. Sekujur tubuhku biru stabilo, mataku menonjol, dan sirip-siripku gepeng. Aku bahkan tidak tahu apakah aku ini laki-laki atau perempuan.

Kenapa aku tidak jadi duyung? Kenapa harus jadi ikan random? Aku rindu paru-paruku! Tidak ada naga yang bisa kukalahkan. Ini juga bukan dunia penuh bangsawan dan sihir. Bahkan kalau reinkarnasi jadi villain, aku masih bisa terima. Jadi tokoh numpang lewat juga tidak apa-apa.

OracularTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang