19 Februari 2022

752 250 123
                                    

DWC #19
[Pilih satu music video favoritmu lalu buat cerita yang diinspirasi dari video tersebut]

:.:.:

|| Short Story ||

|| Supernatural ||

|| 3002 words ||

Anu, ini ngelanjutin cerita Naya lagi di sekolah asrama Circian (tanggal 8 sama 15 Februari). Gatau kenapa ngalir banget yang ini.

Masih sudut pandangnya A'a Rowan yaa

O iyak. Warning. Disturbing content.

Ada yang salah dengan cewek ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada yang salah dengan cewek ini.

Aku yakin sesuatu terjadi padanya waktu dia kecil—mungkin ditabrak truk sampai isi perutnya terburai, lalu dia bangun dan memunguti sendiri organ dalamnya; atau dia kena penyakit mematikan, yang kemudian sembuh, tetapi dia tak pernah sama lagi. Kadang itu terjadi, 'kan? Kadang ada suatu kejadian yang membuat kepribadian kita melenceng kejauhan dari kata 'manusiawi'.

Atau seseorang menyakitinya dengan begitu hebat sehingga Naya tidak punya masalah menyimpan sisa-sisa organik tubuh orang mati.

Aku serius. Dia memotong jari-jari tangan Karin dan membungkusnya dalam semacam kain merah penuh simbol aneh, lalu menaruhnya dalam tas. Lagaknya masih senormal anak sekolah bawa buku dan alat tulis ke kelas. Hantu Karin sendiri langsung memudar sambil melolong-lolong meminta tolong padaku.

Semalaman penuh aku memproses semua ini.

Pertama, aku tidak percaya hantu. Lalu, muncul dua gadis yang seharusnya sudah mati: Illa (semacam asisten pribadi Naya) dan Karin (sekarang babunya).

Kedua, aku tidak percaya sesuatu yang melanggar hukum fisika. Namun, kami pulang-pergi ke air terjun di tengah-tengah pulau Circian hanya dalam beberapa jam, yang jaraknya semestinya makan waktu dua hari dua malam.

Ketiga, si anak baru tidak waras. Dia bisa melihat hantu, berinteraksi dengan mereka, dan memanfaatkannya sebaik-baiknya. Dia tidak tampak jijik pada mayat, tidak takut kualat, dan DIA MASIH MENYIMPAN POTONGAN JARI KARIN—

Baiklah, aku terlalu histeris. Sori.

Yang keempat dan yang terburuk, aku masih babunya.

Pagi ini, aku membawakan tasnya (ADA JARI MAYAT DI DALAMNYA SESEORANG TOLONG AKU—) dan mengantarkannya sampai kelas 10-4. Teman-teman sekelasnya yang sudah berada dalam kelas seketika memandangi kami, terutama ketika aku mengekori Naya dengan patuh sampai ke kursinya.

Anak-anak cewek mulai berbisik-bisik, beberapanya mengambil foto dengan kamera ponsel meski seharusnya ponsel kami disita dan hanya dikembalikan tiap akhir pekan. Sedangkan beberapa anak cowok menyapaku dengan tampang penasaran. Pasti gatal mulut mereka hendak bertanya ini-itu.

OracularTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang