|| Day 4 || 296 words ||
| Buat tulisan yang diawali dengan "sapu lidi" dan diakhiri dengan kata "bintang", maksimal 300 kata |
| Horror, Psychological |
|| Sapu Lidiku ||Sapu lidi di rumahku pasti berhantu.
Aku orangnya serampangan, sebatang kara, jomblo, bekerja siang-malam dengan gaji yang selalu raib ditelan berbagai tagihan. Hidupku berantakan, rumahku tidak pernah bersih ... seharusnya begitu. Namun, tiap kali aku meninggalkan rumah dalam keadaan mirip kapal pecah, pulang-pulang tempat tinggalku berubah jadi hunian mewah—bersih dari sudut ke sudut dan susunan barang kembali rapi.
Sapu lidi bersetan itu pasti bergerak sendiri. Cuma ia yang menggeletak di lantai, selalu hampir terinjak olehku saat membuka pintu. Suatu hari aku menanyainya, apakah dia yang bersih-bersih selama ini. Ia tak menjawab meski kuancam.
Malam ini, akan kubuktikan. Aku pergi keluar, lalu berputar menuju pintu dapur yang tak kukunci. Kubuka pintu perlahan dan mengintip melalui celahnya. Apa yang kulihat membuat badanku panas-dingin.
Barang-barang yang berantakan menggelinding sendiri, balik ke tempatnya. Tirai-tirai bergerak, mengepak debu. Seprai dan bantalku merapikan dirinya. Di atas konter dapur, pisau-pisau sedang mengobrol dengan sudip dan garpu.
"Pemilik rumah ini sudah curiga."
"Kapan kita bisa menyingkirkannya?"
"Malam ini? Aku juga sudah tidak tahan menampung orang jorok sepertinya."
"Kau lihat dia mengancam sapu lidi itu?"
Perkakas dapurku terbahak-bahak sebelum kembali lagi ke dalam rak.
"Minggir!" Sapu ijuk yang melompat-lompat menyentak sapu lidi yang menghalangi jalannya.
Sapu lidiku jatuh menabrak pintu depan. Ia satu-satunya yang tidak bergerak sendiri. Bahkan serok mencemooh, "Dasar benda mati."
Aku menerobos masuk. Seluruh perabot rumahku menjerit terkejut melihatku. Kusambar sapu lidi itu dan kabur lewat pintu belakang.
Sambil mendekap satu-satunya yang tersisa dan tidak berhantu dari rumahku, aku berjalan tanpa tujuan, hingga akhirnya terduduk di jalan sunyi.
Sudah tengah malam. Aku lapar, lelah, kesepian, dan mengantuk. Kubiarkan sapu lidiku menggeletak di tanah, lalu berbaring di sisinya.
Aku bergumam sendiri, "Indahnya bulan purnama."
"Benar," kekeh sebuah suara di sampingku.
Jantungku berhenti sesaat. Aku tidak berani menoleh. Mataku hanya terpancang pada bintang-bintang.
Belakangan ada temen saya yang lagi keranjingan game horor, dan saya suka nontonin dia main. Jadi, belakangan ini ide horor saya rada ngalir dari yang lain. Takut sih, tapi rame teriak-teriaknya.
Spill cerita horor kalian sendiri sini '-')/
Next>>> 5 Juni 2023
'-')/ Pencet bintang dibawah ini takkan bikin jari Anda hilang
KAMU SEDANG MEMBACA
Oracular
CasualeKisah-kisah yang entah puitis, humoris, sarkastis, atau optimistis; bercokol di antara enigma dan ambiguitas :.:.: ( ~'-')~ Oracular: 30 Daily Writing Challenge NPC 2019 ( ~'-')~ Oracular: 30 Daily Writing Challenge NPC 2022 ( ~'-')~ Oracular: 30...