|| Day 3 | E-Jazzy ||
Tema:
Buatlah cerita dengan tema, "Warung"|| 380 Words ||
|| Romance, Crime ||
Warung kopi Larissa dan minuman yang dia sajikan pasti kena kutuk. Setiap pelanggan yang meminum gelas kopi ke-13 yang dibuatnya hari itu pasti mati keesokan paginya. Padahal dia tidak menaruh racun apapun ke dalamnya. Syaratnya, kopi itu harus diminum di warung tersebut. Larissa pernah mencoba menyajikan gelas ke-13 untuk pelanggan yang membawa pulang, tetapi orang itu masih hidup, padahal Larissa sudah memastikan pelanggan itu meminumnya sendiri.
Satu kali, warung kopinya diperiksa polisi karena sudah ada enam orang yang tewas pasca datang ke warung kopinya. Namun, tidak ada bukti Larissa mengaduk kopi pakai sianida atau racun serangga—hanya ada gula, bubuk kopi biasa, air panas, dan kadang susu.
Larissa pun tersadar, dia bisa mengundang orang-orang yang pernah dia benci datang ke warung kopinya dan mengatur agar mereka mendapatkan gelas kopi ke-13 hari itu. Dia bisa membunuh siapapun tanpa kena jerat hukum.
Dimulai dari primadona kelas yang pernah merundungnya saat SMP, lalu tetangga yang menggunjing dirinya, sampai para pria yang dulu menolak cintanya. Meski korban terus berguguran, dan para detektif telah diturunkan untuk mengawasi warung kopi itu, tidak ada yang tahu bagaimana bisa korban terus berjatuhan sepulangnya mereka dari warung kopi Larissa.
Hari ini, Larissa mentraktir kekasihnya dan menyiapkan gelas kopi ke-13 khusus untuknya. Sang kekasih berencana melamar Larissa, tetapi gadis itu tidak ingin ke jenjang yang lebih serius dengan si pemuda. Dia tidak punya alasan untuk bilang tidak, tetapi tak mau dicap perempuan jahat yang menolak lamaran, maka Larissa putuskan untuk mengakhiri hubungan dan nyawa kekasihnya sekalian.
Kopi tersaji. Larissa dan kekasihnya berhadap-hadapan, duduk berseberangan, hanya ada meja dan segelas kopi di antara mereka.
"Aku punya kejutan," ujar sang kekasih sembari merogoh tas kertas di sisinya. "Ini akan jadi momen paling spesial di antara kita. Warung kopimu dan seluruh pelanggan akan jadi saksinya. Tutup matamu."
Larissa mengikuti permainan pemuda itu. Toh, ini yang terakhir, pikirnya. Ketika Larissa membuka mata, tampak sepiring mungil es krim dengan lelehan cokelat di atasnya.
"Aku membuat ini sendiri. Cobalah."
Ah, lamaran klasik yang manis, pikir Larissa lagi—memasukkan cincin lamaran ke dalam makanan dan membuat pasangan nyaris menelannya. Kadang, usaha menyenangkan pasangan dan usaha pembunuhan memang susah dibedakan.
Larissa mencomot es krim itu. Tidak buruk. Manis dan pahitnya pas, dengan sedikit aroma karamel yang khas. Lalu, Larissa mengeluarkan cincin lamaran itu dari mulutnya.
Gadis itu berusaha berakting gembira, sampai kemudian dia mendapati gelas kopi di antara mereka nyaris kosong, hanya tersisa sedikit kopi di dalamnya. Padahal dia tidak melihat si calon mayat ini meminumnya.
Baru kemudian Larissa terpikir, kenapa es krim itu punya rasa manis dan pahit ...? Apakah yang meleleh di atasnya tadi bukan cokelat?
Larissa membeku saat kekasihnya menuang habis sisa kopi dari cangkir ke-13 ke es krim yang baru dimakannya.
"Apa yang—"
"Oh, ini? Ini affogato, memang begini cara makannya."
Saya hampir kasih nama MC nya nama merk beras. Untung saya sempat ngerasa aneh dan saya search dan ternyata bener. Merk beras. Akhirnya huruf 't' nya saya ganti jadi 'a'. Bukan iklan kok, guys. Mungkin ini azab membunuh di warung kopi, MC kita hampir punya identitas yang sama dengan karung beras.
Next>>> 4 Februari 2024
'-')/ Pencet bintang di bawah ini takkan bikin jari Anda hilang
KAMU SEDANG MEMBACA
Oracular
RandomKisah-kisah yang entah puitis, humoris, sarkastis, atau optimistis; bercokol di antara enigma dan ambiguitas :.:.: ( ~'-')~ Oracular: 30 Daily Writing Challenge NPC 2019 ( ~'-')~ Oracular: 30 Daily Writing Challenge NPC 2022 ( ~'-')~ Oracular: 30...