DWC #15 [Masuk ke website https://perchance.org/emoji masukkan angka 3 dan klik centang unique. Buatlah cerita yang mengandung makna dari tiga emoji tersebut. Makna diinterpretasikan sedekat mungkin dengan emoji, sebisa mungkin literal]
:.:.:
|| Short Story ||
|| Supernatural, Teenfiction ||
|| 2944 words ||
Ini kelanjutan cerita Naya yang dikirim ke sekolah asrama anak-anak bermasalah tanggal 8 Februari lalu '-')/
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Rowan, kau sudah kumpulkan data untuk artikel mading dan majalah sekolah bulan depan?"
Kujatuhkan kepala dengan malas ke atas meja. Aku masuk mading agar hidupku tenang, bukan untuk bekerja keras.
"Kenapa tidak kau saja yang melakukannya?" tanyaku sengit. "Aku sudah melakukannya selama empat bulan terakhir ini sejak bergabung. Kau tidak melakukan apa-apa kecuali menerima semua pujian."
"Dan aku juga menerima semua cibiran untuk semua artikel yang kau tulis." Ezra menuding mukaku. Kacamatanya berkabut, menyembunyikan bola matanya yang sehijau batu zamrud. "Kau pasti sudah dengar tentang anak baru yang membuat kehebohan di pintu depan sampai lobi sekolah. Anak-anak bilang, cewek itu bisa memanggil hantu. Dia membuat Darwin kencing di celana dan kroco-kroconya berlarian sampai terguling di tangga. Aku ingin kau wawancarai salah satu siswa yang ada di sana, Darwin, dan Naya—si anak baru."
Aku membuka mulut untuk protes, tetapi Ezra keburu melenggang pergi.
Dalam sekolah asrama yang mirip penjara ini (secara harfiah benar-benar penjara untuk anak-anak bermasalah), status dalam kasta adalah segalanya. Kasta-kasta itu biasanya terpatri dalam klub-klub. Jika kau siswa tenar dari klub olahraga atau siswi populer dari klub cheerleader, biasanya kau jadi pelaku utama perundungan. Posisi aman kedua adalah klub pencinta alam—mereka menjelajah hutan-hutan, air terjun, sampai pesisir pantai pulau ini. Mereka biasanya bukan pelaku maupun korban—coba saja pukul salah satu dari mereka, dan nantikan tanganmu retak atau teman-temannya balik menyerangmu.