Tema: Buatlah tulisan yang diawali dengan kalimat: "Kegiatanku hari ini ditutup dengan ...."
|| 1554 Words ||
|| Indigenous - Cerita Lepas ||
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kegiatanku hari ini ditutup dengan menutup kegiatan hari ini.
Sebenarnya aku hampir tidak punya kegiatan seharian, jadi aku sendiri tidak yakin apa sebenarnya yang kututup.
Ini akhir tahun. 31 Desember 2005. Ulang tahunku yang ke-16.
Seharian ini aku hanya tidur dan hampir tidak keluar kamar kecuali untuk ke toilet atau makan. Reward, kata Mama, karena sudah menunjukkan banyak perubahan selama setahun belakangan.
Perubahan yang, jujur saja, menguras tenaga sejibun dan hampir menyedot nyawa sampai lepas dari ubun-ubun.
Sudah setahun belakangan ini aku memang mencoba berfungsi normal dalam bersosialisasi. Aku tidak bolos persami, cuma dua kali absen dalam kegiatan pramuka, berpartisipasi penuh saat bulan bahasa, hadir sepenuhnya saat Pekan Kesenian Sekolah, ikut sesi terapi yang direkomendasikan orang tuanya Safir, dan akhirnya benar-benar menghafal nama seluruh teman-teman sekelasku.
Aku bahkan tidak tahu dan tidak ingat alasan aku melakukannya.
Rasanya, aku punya suatu janji ke Safir, entah apa. Safir sendiri tidak ingat jelas bagaimana terjadinya, tetapi dia tidak pernah lupa bahwa aku memang pernah berjanji bakal membaur dengan benar di sekolah.
Rasanya ada sesuatu yang terjadi Desember tahun lalu ....
Sesuatu yang besar—aku yakin itu.
Namun, aku tidak bisa mengingatnya!
Mama bilang, kepalaku membuat cedera keramik lantai kamar tahun lalu, tetapi aku yakin bukan kejadian itu yang kumaksud.
Magenta bilang, aku nembak Abu. Aku bertanya pakai apa—pistol atau anak panah beracun. Namun, sekali lagi, aku yakin bukan kejadian macam itu juga yang kulupakan hingga hari ini.
Anehnya, saat aku bertanya pada Grey, dia selalu menghindar.
Satu kali, aku mencoba mengambil tangga untuk menaiki loteng kamarku. Karena, setiap hendak mengingat apa yang terjadi Desember tahun lalu, hatiku selalu tergoda ke atas sana—seolah-olah ada yang memanggilku. Lalu, Grey menangkap basah apa yang hendak kulakukan. Anak itu langsung tantrum, menangis di lantai kamarku sampai bergulingan dan menyepaki barang-barangku—padahal seharusnya dia sudah berhenti tantrum sejak dua tahun yang lalu. Akhirnya, aku batal melihat ke loteng, dan ide itu kembali terlupakan.
Malam ini, ketika berbaring telentang tanpa banyak hal memenuhi pikiran, mataku kembali terpaut ke sepetak plafon yang berbeda warna dan celah kecil yang menjadi pintu tingkap menuju loteng. Terpikir olehku untuk mengambil tangga, tetapi rasanya malas gerak.