Chapter 8

3.7K 354 34
                                    

Naruto © Masashi Kishimoto

Story © Cacacillya

Happy Reading!

____________

Naruto menyeka darah yang mengalir dari bibirnya. Pemuda itu meringis pelan ketika merasakan rasa perih di area tersebut. Dia mendapat luka itu dari Raikage beberapa puluh menit lalu.

Jadi, ketika Naruto hendak keluar dari ruang pertemuan, tiba-tiba saja Raikage datang dan kemudian memukul wajah Naruto begitu saja tanpa sempat pemuda itu menghindar karena cukup terkejut, tentu saja seisi ruang pertemuan juga nampak terkejut.

Raikage memukul Naruto tanpa alasan yang tidak jelas. Pria bertubuh besar tersebut mendengar apa yang dikatakan oleh pemuda itu. Mereka berdua nampak terlibat sedikit perdebatan mengenai rencana Naruto yang tidak ingin mengikuti keinginan mereka untuk menyelesaikan misi tingkat S. Bahkan si pahlawan Konoha itu hampir kembali mendapat pukulan, beruntunglah ada Yamato yang bisa menahan pergerakan Raikage.

Akhirnya setelah lelah bersuara memberikan protesan yang tidak membuahkan hasil, Naruto menyerah. Dia mengikuti keinginan mereka dan tanpa bicara lagi langsung pergi menggunakan Sunshin meninggalkan tempat tersebut.

Naruto sungguh kesal, tapi setelah berpikir jernih, lebih baik dia mengikuti apa yang mereka katakan untuk saat ini. Toh, tidak ada yang perlu dia khawatirkan jika terjadi sesuatu yang buruk, karena Naruto asli sedang bersama Sasuke. Salah satu musuh utama dalam peperangan kali ini. Pemuda bermata hitam itu aman jika sudah berada di dekat sang dominan.

Helaan napas panjang Naruto hembuskan. Entah sudah berapa kali ia menghela napas selama berada di tempat ini. Di atas patung Hokage.

"Raikage memang keras. Aku yakin jika Naruto yang asli juga tidak bisa melawan kekeras kepalaan yang dimiliki Raikage," ucap Kyuubi membuka komunikasi.

"Ya, memang begitu. Akhirnya tak ada yang bisa kulakukan selain menuruti keinginannya. Daripada dia malah kelepasan dan menghajarku dengan serius. Kemungkinan besar aku akan menghilang dan itu bisa membuat semuanya terkejut," balas Naruto.

Kyuubi mengangguk membenarkan perkataan pemuda itu. "Beruntung saja kau ini Bunshin khusus, jadi ketika tadi kau mendapat pukulan dari Raikage secara tiba-tiba, kau tidak langsung menghilang," balasnya.

"Yaaaah." Naruto bergumam. "Kupikir aku harus benar-benar bertahan sampai Naruto yang asli datang."

"Ya, jadi pilihannya hanya mengikuti perkataan orang-orang bodoh itu," sahut Kyuubi.

"Kau sudah memberitahu apa yang baru saja terjadi pada Naruto?"

"Belum. Dia sedang sibuk menuruti keinginan belahan jiwanya yang tengah mengidam."

"Wow, sudah dimulai. Kuharap Naruto bisa bertahan. Bukankah seseorang yang sedang mengidam itu mengerikan?"

Kyuubi terbahak. Dia mengingat kembali raut tersiksa Naruto ketika harus dengan susah payah menghambiskan lebih dari sepuluh potong tomat yang sudah dihaluskan menjadi seperti bubur. Rasanya sangat menyenangkan melihat Ayah muda itu menderita karena ulah keinginan Sasuke yang sedang mengidam.

"Kenapa kau?" tanya Naruto heran sendiri saat mendengar suara tawa dari Kyuubi.

"Tidak ada. Hanya sedang mengingat sesuatu yang lucu," sahut Kyuubi setelah tawanya berhenti, walau tidak sepenuhnya.

Naruto mendengus sebagai tanggapan dari perkataan Kyuubi yang menurutnya tidak jelas.

"Omong-omong, aku seperti merasakan sesuatu yang tidak beres akan terjadi di perang ini," kata Naruto.

By My Side(ON)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang