Naruto © Masashi Kishimoto
Story © Cacacillya
Happy Reading!
________
"Lama."
Naruto baru saja membuka pintu kamar, dan sudah mendapat protesan dari Sasuke. Pemuda bermata biru itu menggaruk kepalanya yang tak gatal, kemudian berjalan menghampiri keberadaan sang kekasih.
"Maaf, ada urusan sebentar," ucap Naruto seraya meletakkan nampan berisi makanan di atas meja.
Sasuke menatapnya datar. "Satu jam setengah itu sebentar, ya?" sindirnya.
"Maaf, sayang. Aku salah. Tadi benar-benar ada sedikit masalah, jadi aku agak terlambat," ujar Naruto sembari memegang lengan Sasuke.
"Masalah dengan Sakura dan Kakashi?" tanya Sasuke.
Naruto nampak terkejut. "Bagaimana kau bisa tahu?" balas pemuda itu.
"Aku tidak sengaja melihat mereka dari sini setelah kepergianmu tadi," ujar Sasuke. "Jadi, apa yang kau katakan pada mereka sampai kau bisa lolos dan kembali ke sini?" tanyanya. "Aku yakin jika kedatangan mereka berdua ke tempat ini untuk membawamu kembali ke Konoha, kan?"
"Ya, mereka ke sini memang untuk menyuruhku kembali, tapi mereka juga berhasil membawaku," sahut Naruto.
"Maksudmu?" tanya Sasuke bingung. Tiba-tiba satu pemikiran terlintas di benaknya. "Kau bunshin?!" Ia mendelik.
Naruto menggeleng. "Ini aku asli, sedangkan yang bersama dengan mereka saat ini adalah bunshin darahku," ujar pemuda itu.
"Kau tidak berbohong, kan?" selidik Sasuke.
"Tentu saja tidak. Aku lebih ingin bersamamu saat ini daripada dengan mereka," kata Naruto.
"Tapi, apa mereka tidak akan curiga pada bunshin mu? Kau tahu jika bunshin itu tidak akan bertahan lama, dan pasti cepat diketahui," ucap Sasuke.
"Kau tenang saja. Itu bunshin darah yang berbeda dari bunshin biasa. Bunshin darah hampir mirip dengan yang asli karena memiliki kapasitas chakra yang cukup besar. Sangat sulit bagi setiap Shinobi untuk menyadari jika yang sedang mereka hadapi adalah bunshin," jelas Naruto.
Sasuke mengangguk mengerti dengan penjelasan dari Naruto. Ternyata kekasihnya ini semakin lama semakin menjadi kuat.
"Nah, sekarang kamu makan, ya? Pasti lapar, kan? Kasian juga anak kita kelaparan di dalam sini," ucap Naruto sembari menyentuh perut rata Sasuke dan mengusapnya lembut.
"Suapin, ya?" sahut Sasuke. "Ini hukuman untukmu karena lama."
Naruto tertawa. "Apapun untukmu."
"Menggelikan."
_______
Sepanjang perjalanan kembali ke Konoha, Sakura tak henti melirik ke arah Naruto yang berjalan dengan wajah datar dan mulut terkunci rapat. Sangat aneh rasanya saat melihat pemuda itu menjadi pendiam seperti ini. Apalagi kala ia mengingat bagaimana perkataan si bermata safir yang cukup menyakitkan padanya.
"Naruto." Setelah banyak berpikir, akhirnya Sakura berani mengeluarkan suara.
"Hm?" Hanya gumaman yang diberikan oleh Naruto.
Kakashi melirik ke arah dua muridnya tersebut.
"A-apa kau bertemu dengan Sasuke-kun?" tanya Sakura.
"Bukankah pertanyaan itu sudah kau ajukkan saat di penginapan tadi?" balas Naruto datar. Walaupun dia hanya bunshin, tetapi sifat dan sikapnya persis Naruto yang sekarang. Dingin serta tidak bereskpresi.
KAMU SEDANG MEMBACA
By My Side(ON)
FanfictionAku akan selalu ada di sisimu dan kau akan selalu ada di sisiku. NaruSasu fanfiction. Canon, Ninja. Gaylove Boyslove.