Chapter 18

1.9K 186 49
                                    

Naruto © Masashi Kishimoto

Story by Cacacillya

Happy Reading!

.
.
.

Gaara membuat sebuah kursi menggunakan gabungan antara pasir biasa dan pasir emas.

"Duduk, Sasuke. Kudengar orang hamil jangan terlalu lama berdiri, nanti bisa encok," ucap pemuda itu setelah menyelesaikan jutsunya.

E-ncok?!

Mungkin begitu isi pemikiran para shinobi kala mendengar perkataan sang Kazekage yang tak biasa.

Sebuah pemikiran konyol terlintas di dalam benak Sasuke.

"Daripada Kazekage, kenapa kau tidak menjadi tukang prabot rumah tangga saja, Gaara?" tanya Sasuke. "Kau ada bakat di bidang itu."

Wajah Gaara masih terlihat datar seperti biasa. Sementara aliansi shinobi tampak melongo.

"Mulutmu semakin tajam, ya," ucap Gaara. "Mau kujahit dengan pasir?" Ia berpura-pura mengeluarkan sebuah jutsu.

"Kau seperti tidak tahu Sasuke saja," cetus Suigetsu. Gigi taring pemuda itu terlihat.

"Dia mulai pandai bersilat lidah sejak ada buntelan kecil di perutnya," timpal Jugo.

"Pengaruh buruk atau bukan?" tanya Gaara.

"Mungkin kebalikannya." Karin berucap polos.

Sasuke langsung tertawa walau tidak keras dan hanya sesaat.

"Apa kursi ini bisa bertahan dari beban tubuhku?" tanya Sasuke. Ia berjalan mendekati kursi buatan Gaara. "Kau tahu, kan, kalau mungkin berat badanku sedikit bertambah karena ada si buntelan."

"Suatu keajaiban kau mengaku gendut, Sasuke," sahut Gaara. "Waktu Karin menyebutmu berisi saja kau langsung ngomel."

Sasuke mendelik. "Kau mengataiku gendut?!"

"Kau mulai menggodanya lagi, Gaara." Karin terkikik gemas. "Aku tidak ikut campur kalau sampai dia mengeluarkan amaterasu."

Ekor ketujuh biju bergoyang-goyang seolah mengutarakan rasa senang mereka saat mendengar obrolan tersebut. Sementara aliansi shinobi tampak bergeming tanpa bisa mengeluarkan suara seolah ada yang mengunci mulut mereka.

"Dia yang mulai membahas berat badan," sahut Gaara.

Sasuke cemberut. "Tapi aku tidak berkata gendut!" balasnya. "Berat badan bertambah bukan berati gendut."

"Sudah, Gaara. Jangan coba-coba berdebat dengannya soal masalah berat badan. Kau bisa berakhir terpanggang api amaterasu," kata Suigetsu seraya tertawa. "Aku pernah kena, lho. Beruntung badanku bisa mencair."

Sasuke semakin merengut, Karin dan Jugo tertawa, Gaara hanya mengulum senyum tipis. Sedangkan sisanya bergeming dengan berbagai macam ekspresi.

"Ck! Buatkan kursi yang lebih kuat dari ini," ucap Sasuke.

"Kau tidak perlu khawatir. Aku sudah mencampur pasirku dengan pasir emas milik Ayahku. Jadi, kursi itu akan aman," sahut Gaara. "Coba saja suruh teman akademimu yang bertubuh besar itu untuk duduk."

Couji melongo karena merasa terpanggil. "Hah, aku?"

Tidak ada yang menanggapi perkataan pemuda itu. Padahal namanya disebut dalam obrolan.

"Awas saja kalau tidak kuat. Kusuruh Kurama mencincang dagingmu untuk dijadikan menu makan malam para biju," kata Sasuke.

"Shukaku bisa membantuku. Iya, kan?" ucap Gaara.

By My Side(ON)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang