Naruto © Masashi Kishimoto
Story © Cacacillya
Happy Reading!
___________________________
Setelah semalaman lamanya membujuk sang kekasih yang sedang kesal karena keinginannya tidak dituruti, akhirnya Naruto bisa bernapas lega kala berhasil menjinakkan pujaan hatinya ini.
Saat ini keduanya sedang berada di hutan untuk mencari udara segar. Sasuke yang meminta jalan-jalan, sedangkan Naruto hanya menurut saja. Menjadi suami dan Ayah yang siap siaga kapanpun sang belahan jiwa membutuhkannya.
Suami? Itu benar. Naruto dan Sasuke sudah menikah seminggu setelah kehamilan sang Uchiha terungkap. Tidak ada yang tahu tentang pernikahan mereka, selain Pendeta, Karin, Suigetsu serta Jugo, dan tentunya juga Kurama.
"Suasana hutan cukup tenang," gumam Sasuke di tengah keheningan yang sejak tadi mengiringi langkahnya dan sang kekasih. Tangnnya bertaut mesra dengan pemilik hatinya ini.
"Kemungkinan karena perang sudah mulai berlangsung," sahut Naruto.
"Perang ini bertujuan untuk melindungimu, kan?" kata Sasuke.
"Tidak bisa sepenuhnya dibilang seperti itu, karena mereka hanya mengharapkan agar Kurama dan ekor delapan tidak jatuh ke tangan Madara. Jika keduanya tertangkap, maka dunia akan musnah saat itu juga," ujar pemuda itu. "Intinya bukan untuk melindungiku."
Sasuke mengeratkan genggaman tangannya di tangan Naruto. Raut wajahnya nampak berubah, hingga membuat Naruto bingung.
"Sayang. . . . ."
"Kita tidak boleh melupakan satu fakta jika semua Shinobi yang beraliansi hari ini untuk melindungi dunia, telah mengklaimku sebagai musuh mereka dan mengharapkan kematianku," ucap Sasuke pelan. "Jika mereka berhasil mengalahkan Madara, maka tujuan mereka berikutnya adalah aku. Mereka akan mencariku sampai aku benar-benar ditemukan."
"Sasuke . . . . ." Naruto merengkuh tubuh sang kekasih dalam pelukkan hangatnya, mencoba menenangkan pujaan hatinya. "Dengar, aku sudah berkata padaku berulang-ulang kali jika aku tidak akan membiarkan siapapun untuk menyentuhmu bahkan menyakitimu, bayi kita dan juga Kurama. Kalian bertiga akan aku lindungi dengan taruhan nyawaku sendiri. Kau harus percaya padaku," bisiknya lembut.
Sasuke membalas pelukkan sang suami seraya menyandarkan kepalanya di dada bidang itu dengan nyaman. "Aku tahu, tapi aku takut, Naru. Aku takut jika kita tidak bisa menghadapi semuanya."
Naruto melonggarkan pelukkannya untuk sesaat. Ia mengusap pipi Sasuke dengan sentuhan penuh kasih dan sayang. Bibirnya memberi sebuah kecupan lembut di bibir sang kekasih.
"Kau hanya perlu percaya padaku, maka semuanya akan baik-baik saja. Iya, sayang?" ujar Naruto dengan suara berat yang menenangkan.
Sasuke terdiam beberapa saat untuk memandangi kilatan mata biru ocean milik pemuda yang disayanginya ini. Mata itu memantulkan kesungguhan dari apa yang dia katakan beberapa saat lalu. Tatapn biru yang begitu menghangatkan, seolah memberi perlindungan untuknya.
Hati Sasuke yang dulunya dingin ini seketika bisa dibuat menghangat dengan perlakuan manis kekasih sehidup sematinya ini.
"Terima kasih." Sasuke kembali memeluk Naruto, dan berulang mengucapkan kata terima kasih yang tulus dari hatinya.
Naruto menyambut pelukkan itu dan membalasnya dengan hangat penuh rasa kasih sayang dan melindungi.
"Apapun kulakukan untukmu, Sasuke."
Angin berhembus sejuk menerpa dua insan yang tengah berpelukan mesra, saling mengatarkan rasa sayang satu sama lain, seolah mengatakan pada dunia jika kekuatan cinta mereka tidak akan bisa mengalahkan rintangan sebesar apapun itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
By My Side(ON)
FanfictionAku akan selalu ada di sisimu dan kau akan selalu ada di sisiku. NaruSasu fanfiction. Canon, Ninja. Gaylove Boyslove.