Chapter 26

1.8K 180 61
                                        

Naruto©Masashi Kishimoto

Story by Cacacillya

Happy Reading!

.
.
.
.

"Naruto... kuburanmu sudah jadi. Kapan kau mau memakainya? Aku akan mencari bunga dulu."

"Diam kau, Gaara!"

Naruto mendengus kesal saat mendengar Gaara mengucapkan satu kalimat yang cukup menjengkelkan. Belum lagi ekspresi wajah sang Kazekage muda tampak datar. Benar-benar menyebalkan.

"Aku hanya bertanya, kok," ujar Gaara. "Kondisimu sekarang sudah cukup untuk menempati kuburan yang aku buat."

"Kubilang diam!" hardik Naruto.

"Kau terlihat menyedihkan, Naruto," celetuk Karin yang baru datang bersama Jugo dan Suigetsu.

Saat ini kondisi Naruto memang terbilang cukup menyedihkan. Pemuda itu menempel di pohon karena banyak kunai serta shuriken yang menancap di baju dan celana. Beruntung tidak mengenai bagian tubuhnya.

Tentu saja semua karena ulah Uchiha Sasuke yang murka pada Uzumaki Naruto.

"Wow....." Suigetsu bergumam dengan ekspresi aneh kala melihat bagaimana kondisi Naruto. "Bukannya mendapat maaf, kau malah menambah masalah, ya. Luar biasa sekali. Apa kau tak tahu caranya meminta maaf?"

"Sangat menyedihkan," timpal Jugo.

"Diam kalian!" teriak Naruto kesal. "Lebih baik bantu aku terlepas dari situasi konyol ini!"

"Kalau ada yang membantunya akan kujadikan daging panggang," ucap Sasuke dengan nada datar.

"Maaf, Naruto. Meski'pun kau temanku dan aku selalu ingin bersamamu, tapi aku tak mau mati sia-sia di tangan anak ayam jejadian ini," kata Gaara.

"Diam kau, Panda jelek!" Sasuke mendelik sinis. Dia tidak terima disebut ayam jadi-jadian.

Naruto mendelik gusar saat mendengar perkataan Gaara. Ia melirik Karin, Jugo dan Suigetsu untuk meminta pertolongan. Hanya mereka harapannya.

"Kau turun saja sendiri. Aku banyak urusan," ucap Karin menolak dengan halus. Gadis itu berlalu pergi, tak ingin terlalu ikut campur karena takut pada ancaman Sasuke.

Jugo langsung pergi tanpa berkomentar. Naruto melirik Suigetsu dengan pandangan penuh harap. Namun, pemuda itu mengedikan bahu sembari menyeringai.

"Membantu orang lain bukan jalan ninjaku."

"Aish, sialan!"

Naruto mendengus kesal karena tidak ada yang membantunya. Mereka terlalu takut dengan ancaman dari Sasuke.

"Kau tidak bisa melepaskan diri sendiri, ya?" tanya Gaara. "Padahal sangat mudah. Masa kau jadi sebodoh itu, sih? Melawan Shukaku saja bisa, tapi turun dari pohon tidak bisa."

"Dia memang bodoh," kata Sasuke. "Usuratonkashi."

"Aku setuju denganmu," ujar Gaara.

Naruto menarik napas panjang mencoba untuk bersabar. Jangan sampai emosi hanya karena kalimat menyebalkan dari Sasuke dan Gaara. Lebih baik ia segera melepaskan diri dari situasi yang benar-benar membuatnya terlihat tidak keren.

"Oh, akhirnya kau menggunakan otakmu juga," celetuk Gaara saat melihat Naruto sudah tak lagi menempel di pohon seperti seekor cicak.

"Ternyata dia masih punya otak," ucap Sasuke dengan ekspresi datar. "Kupikir di otaknya hanya berisi mie ramen saja."

By My Side(ON)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang