Saat ini Aluna duduk di kursi minibar yang ada di dapur. Ia mengacak - acak rambutnya pasrah saat ini. Pasalnya saat ini entah apa yang akan dibicarakan oleh Jimin pada Yeonjun, apakah dia akan bicara bagaimana keadaanku dahulu saat ditinggalkan oleh Yeonjun begitu saja?Tentu saja hal itu tidak boleh terjadi, walaupun dahulu aku sangat mengaguminya tetapi tetap saja harga diriku nomor satu, aku tidak ingin terlihat begitu mengaguminya walaupun sesungguhnya memang begitu adanya, tapi itu dahulu.
Tiba - tiba saja saat aku gelisah di kursi minibar ini, Jimin menghampiriku "hei?katanya kau mau membuatkan kita semua sarapan?kok malah duduk dan mengacak - acak rambut seperti itu?" ucapnya serasa tidak ada salah apapun padaku
Ketika aku mendengar suara Jimin, aku langsung menoleh dan memasang tatapan yang sangat tajam padanya "Jimin, kau!"
Jimin pun terlihat menahan senyumnya saat ini "bahkan aku tidak mengatakan apa - apa padanya Aluna"
Aku pun menghela nafasku kasar "tapi kau membuatnya penasaran, kau tahu?!"
"jika dia penasaran pada ucapanku, itu adalah urusannya yang penting aku tidak berkata apa - apa lagi setelahnya kan?" ucapnya santai
Sungguh saat ini aku hanya bisa menahan emosiku saja, karena mau semarah apapun aku, pasti akan selalu ada saja alasannya "mengapa kalian semua hanya memojokkanku dan juga mengerjaiku saja sih dari tadi?didepannya pula" ucapku protes
Jimin pun duduk di kursi minibar tepat disebelahku saat ini "memangnya kenapa?kau mengapa jadi menjaga image begitu sih?"
Aku pun tidak terima mendengar ucapan Jimin "aish bukan begitu, tapi kan bukan seharusnya dibicarakan secara terang - terangan seperti tadi, apa pedulinya jika ia tahu dulu aku bagaimana"
"tapi kan aku tidak bicarakan tentang apa dan siapa, dia tidak akan curiga jika yang aku ucapkan itu adalah kau" ucap Jimin membela dirinya
Aku hanya tersenyum kecut padanya "lagian kenapa tiba - tiba kalian menerima kehadirannya dengan senang hati?dan mengapa juga kalian yang sangat bersemangat saat ia hadir kembali?"
Jimin menunduk sejenak lalu menatapku kembali "mungkin kau cukup tahu alasannya apa, sudah jelas bukan?walaupun Yeonjun sempat membuatmu sedih beberapa waktu lalu"
Saat ini aku benar - benar menghela nafas sangat panjang karena aku mengerti siapa yang dimaksud oleh Jimin. Akan selalu Yoongi yang menjadi alasan mereka bertiga.
"Aish jinjja, mengapa selalu Yoongi yang menjadi alasan kalian saat ini sih?"
Ia pun tertawa saat ini "apa aku harus menjelaskan perkataan yang sama? Kau sudah tahu penjelasannya, Aluna dan itu akan selalu sama tidak pernah berubah"
Aku membenarkan posisiku, membalik ke arah Jimin dan menatapnya dalam "terserah dengan alasanmu Jimin. Asal kau tahu, pertemuan aku dan Yeonjun kembali saat ini bukan berarti rasaku akan sama seperti dahulu, saat ini aku dan dia hanya sebatas partner kerja. Jangan memaksakan hal yang jauh dan tidak mungkin terjadi kali ini, itu hanyalah masa lalu dan aku tidak ingin kembali seperti itu, masa dimana aku terpuruk selama bertahun - tahun karena tidak tahu keberadaannya"
"ah dan satu lagi, jangan sangkut pautkan hal ini dengan Yoongi. Karena hal ini tidak ada hubungannya sama sekali. Bukan karena aku penasaran pada Yoongi lalu aku tidak mau melanjutkan perasaanku yang belum selesai pada Yeonjun dahulu, itu tidak sama sekali." jelasku panjang lebar
Jimin mengangguk - angguk kan kepala dan tersenyum padaku "baiklah aku mengerti, mungkin memang kau masih belum bisa membuka hatimu kembali untuk Yeonjun, maka dari itu kau berkata seperti tadi. Tapi jika kau ingin tahu, aku Wonu dan juga Jungkook lebih mendukungmu dengan Yeonjun kembali daripada kau harus bersama Yoongi"
Aku memperlihatkan smirkku pada Jimin "tanpa kau bicara pun aku sudah mengetahuinya, Jim. Tapi yang merasakan bagaimana sakitnya dahulu itu aku. Walaupun ia sudah menjelaskannya kemana ia pergi, tapi kau tahu?bahkan rasa sakitnya masih ada sampai saat ini"
Mungkin Jimin tidak merasakan apa yang aku rasakan dahulu. Bayangkan bagaimana rasanya jadi aku?ya, menjadi seorang Aluna. Dahulu aku sangat menggilai Yeonjun. Menggilai segala hal tentangnya, bahkan ku cari tahu apapun tentang Yeonjun. Dahulu aku orang yang jika menyukai dan mengagumi seseorang akan sampai segila itu tetapi setelah aku ditinggalkan begitu saja tanpa jejak dan juga kabar sedikitpun aku jadi menutup diri dan tidak memperlihatkan lagi caraku mengagumi seseorang, aku bahkan sempat sampai tidak ingin memperlihatkan rasa sayangku pada pasanganku setelahnya. Untungnya, Jimin Wonu dan Jungkook menasihatiku untuk jangan trauma dalam mengagumi seseorang dan jangan sampai menutup diri untuk memperlihatkan rasa kasih sayangku pada pasanganku, jadi saat ini yang kulakukan adalah tidak memperlihatkan banyak banyak kasih sayangku karena aku tidak ingin disia - siakan untuk yang kedua kalinya atau diperlakukan seenaknya dan ditinggalkan begitu saja.
Jimin pun mengambil tanganku dan menatapku dalam saat ini "maafkan aku, Aluna. Aku masih kurang mengerti dirimu, bahkan memaksakan apa yang menurutmu itu adalah lukamu yang masih selalu kau rasakan bahkan belum hilang sampai saat ini. Maafkan aku" ucapnya menunduk saat ini dihadapanku
Aku tersenyum dan mengusap pundak Jimin lembut "hei lihat aku, aku sudah tidak apa - apa kok tetapi jika kau dan yang lainnya memaksakan aku untuk kembali menyukai Yeonjun seperti saat dahulu, aku tidak bisa dan sudah ku jelaskan juga alasannya. Aku hanya berucap apa yang kurasakan, kalian sudah sangat mengerti aku kok. I'm fine, Jim"
"iya Aluna aku mengerti sekali maksudmu, maafkan aku baru mengerti dan berpikir mengenai semuanya. Walaupun sebenarnya alasanku tidak bisa dibenarkan tetapi tidak ada salahnya juga aku berkata jujur padamu dan terimakasih sudah mau memperlihatkan dan bercerita tentang keresahanmu selama ini" ucap Jimin merasa bersalah sekali pada Aluna
Dan aku tertawa saat ini untuk mencairkan suasana kita berdua "kau ini kenapa lucu sekali jika merasa bersalah padaku sih?padahal bukannya tadi kau terus saja menyuruhku untuk kembali menyukai Yeonjun?mengapa saat ini kau malah meminta maaf dan sendu seperti itu?"
Kulihat Jimin tersipu malu saat ini "jangan dibicarakan secara terang - terangan seperti itu, Aluna. Sudah ku akui, aku salah jadi jangan dibahas bisa?aku malu padamu"
"malu?" tanyaku sambil tertawa terbahak - bahak
"Aish kau benar - benar ya Aluna, sudah cepat katanya kau akan membuatkan sarapan untuk kita semua, tidak usah yang susah - susah"
"baiklah aku akan memasak dahulu, kau bisa kembali pada yang lain agar aku bisa memasak dengan tenang" ucapku sambil berlalu dan menyiapkan bahan - bahan yang akan kubuat
Lalu Jimin pun mengiyakan apa yang Aluna pinta dan berlalu meninggalkan Aluna didapur. Aluna pun mulai memasak dan menyiapkan sarapan untuk ketiga lelakinya dan juga Yeonjun. Aluna sudah merasa lega karena Jimin sudah mengetahui keresahan Aluna saat ia selalu dipojokkan didepan Yeonjun dan juga Aluna berharap tidak akan dipojokkan kembali atau pun diolok - olok kembali dan membahas tentang masa lalunya.
To be Continued...
Alasannya udah jelas ya bestie, mengenai Yeonjun itu siapanya Aluna waktu dulu. Cuplikannya aku buat sedikit aja yang penting ngerti intinya Yeonjun itu siapa. Semoga terjawab🤍
With Love,
My Min Sugar
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated ✔️ [MMS]
Fanfic"Aku tidak memaksamu untuk memilihku dan aku sudah bilang padamu bahwa aku sering menyakiti hati wanita, bukan hanya satu bahkan banyak. Jadi aku tunggu dan mari kita lihat jawabanmu, apakah masih penasaran denganku atau kau mundur dengan kenyataank...