Chapter 32

21 2 0
                                    

Sesaat keempat lelakinya asik mengobrol setelah selesai sarapan, Aluna pun telah siap dan langsung turun ke bawah ke tempat dimana para keempat lelakinya ramai tertawa disana.

"aku siap, mau pergi sekarang?" tanyaku to the point pada Yeonjun. Karena jujur aku tidak ingin basa - basi saat ini, jika saja aku basa basi sedikit sudah dipastikan aku akan dipojokkan kembali oleh Jungkook dan aku sedang tidak ingin bercanda saat ini, sudah cukup dari tadi pagi aku selalu dipojokkan olehnya didepan Yeonjun.

Yeonjun dan ketiga lelakiku menoleh kearahku semua mata kini hanya tertuju padaku saat ini.

"Alun..a?ah iya jika kau sudah siap, kita bisa pergi sekarang" ucapnya terburu - buru berdiri dan membenarkan kursi meja makan disana

Aku dan juga Yeonjun pergi meninggalkan rumah saat ini, sejujurnya aku belum tahu Yeonjun ingin mengajakku kemana, hanya saja aku tidak ingin ia berada dirumah lama - lama karena hanya akan membuatku semakin terpojok didepan Jungkook karena ia sangat senang membuatku terpojok didepan Yeonjun.

"uhm, jika ku boleh tahu kita mau kemana sih Yeon?" tanyaku penasaran

Lalu Yeonjun tersenyum sambil fokus menyetir dan melihat jalanan "aku hanya ingin membawamu ke gallery seni, untuk menemaniku sebentar saja. Tidak apa kan?"

Aku menoleh kearahnya setelah mendengar kata gallery "gallery seni?"

Yeonjun pun mengangguk mengiyakan pertanyaanku "mmm gallery seni, Luna. Akhir - akhir ini aku sedang suka berkunjung ke gallery seni untuk melihat karya - karya yang sangat luar biasa disana dan entah mengapa aku terpikir ingin mengajakmu kesana dan melihatnya bersama"

Aku hanya mengangguk dan tersenyum saja mendengarkan alasannya saat ini, karena jujur aku tidak tahu harus menjawab apa. Lalu, disela - sela kita mengobrol dan membahas hal lain, ia membuka kaca jendela dan tiba - tiba saja ia menyapa orang lain yang berada diluar sana, aku kagum padanya dari dulu pada saat kuliah karena memang sifat baik hatinya ini tidak pernah berubah.

Tiba - tiba saja aku tidak bisa menyembunyikan senyumku melihat tingkah baiknya "waw, kau itu masih selalu sama seperti dulu ya"

Ia pun tersenyum mendengar ungkapanku "bukankah sudah kubilang alasanku masih sama seperti dahulu itu kenapa?"

"iya iya kau sudah bilang kemarin padaku, hanya saja aku kagum. Kau tidak melihat latar belakang orang lain itu bagaimana, kau anggap semuanya sama seperti dirimu dan aku menyukainya" ucapku sambil mengacungkan jempolku padanya

Tiba - tiba saja Yeonjun terkejut mendengar ungkapanku padanya, ia menoleh kearahku saat ini "nee? kau kagum? kau menyukainya? semuanya padaku?"

Dan saat ini sepertinya aku salah berbicara padanya lalu aku langsung membenarkan ucapanku "uhm, sifatmu lebih tepatnya Jun"

"ah begitukah?ku kira kau kagum padaku" ucapnya terdengar kecewa mendengar perkataanku tadi

Lalu aku memberanikan diri untuk mengatakan hal yang tidak harus kukatakan padanya "jika kau dulu tidak menghilang begitu saja, mungkin rasa kagumku masih sama seperti dulu Jun"

"sekarang sudah tidak memangnya" tanyanya santai

Aku hanya menyeringai mendengar pertanyaannya yang sungguh membuatku agak sedikit terkejut "menurutmu?bahkan ini sudah lewat bertahun - tahun, Jun. Bagaimana bisa? itu tidak mungkin, aku tidak sekuat itu Jun jika kau ingin tahu"

Yeonjun hanya menertawakan aku "tidak ada yang tidak mungkin, Aluna. Contohnya aku"

Aku yang tidak mengerti ucapannya saat ini hanya terdiam dan menoleh ke arahnya "maksudmu?"

Ia hanya tersenyum lalu menanggapi pertanyaanku barusan "bukan apa - apa, tidak usah dipikirkan. Aku hanya bicara asal saja"

"hei bagaimana aku bisa tahu apa yang kau maksud tadi jika kau tidak mau menjelaskannya padaku?"

Belum juga pertanyaanku dijawab, kita sudah sampai di gallery seni saat ini.

"Kita sampai" ucapnya bersemangat sambil tersenyum manis padaku dan mulai fokus memarkirkan mobilnya

Setelah selesai memarkirkan mobil, kita pun turun dari mobil dan masuk ke gallery seni. Sesaat kita sudah didalam, aku tertegun dengan semua karya disini karena pilihan Yeonjun memang tidak pernah salah, tempat ini sungguh luar biasa. Karena disini tidak boleh bersuara dan harus tenang, jadi aku dan Yeonjun hanya berkeliling dan mulai mengamati satu persatu karya - karya yang sungguh luar biasa ini. Kulihat Yeonjun sangat fokus sekali melihat karya - karya disini, yang dimana berarti ia memang menyukai dan menikmatinya.

Disaat aku sedang melihat dan juga membaca deskripsi dari salah satu karya yang kulihat, tiba - tiba saja ada yang menepuk pundakku lembut. Aku terkejut kukira itu Yeonjun tetapi saat aku ingin membalikkan badanku, namaku dipanggil olehnya. Tentu saja suara ini sangat aku ketahui jika aku tidak salah orang.

"Aluna.." panggilnya berbisik lembut padaku

Aku pun menoleh dan mengikuti suara yang memanggil namaku lembut, ya dia adalah Yoongi. Suara yang mudah aku kenali. Aku tidak mengerti pada diriku sendiri, mengapa aku selalu berdebar setiap kali aku melihatnya seperti ini.

"Yoon?" ucapku ikut berbisik

Yoongi mengeluarkan gummy smilenya, salah satu yang aku sukai darinya "hai, kau suka ke gallery seni juga, Luna?"

Saat ini aku bingung harus menjawab apa, rasanya seperti aku ke gap jalan dengan yang lain. Padahal jika dipikir - pikir lagi, aku dan Yoongi tidak ada apa - apa, bahkan kemarin aku menolaknya halus dan meminta dijalani seiring berjalannya waktu saja kan?tapi mengapa semuanya malah berakhir seperti ini?

Aku menggaruk tengkuk leherku yang tidak gatal ini "ah aku hanya menemani sese..." Disaat aku belum menyelesaikan ucapanku, ada satu wanita yang datang kearah kita dan langsung mengalungkan lengannya pada lengan Yoongi. Tetapi kulihat Yoongi risih dengan tingkah laku dari wanitanya ini. Dan jika diingat lagi wanita ini bukan wanita yang sama pada saat bertemu makan malam tempo lalu, ini jelas berbeda. Tidak lupa juga wanita itu memanggil Yoongi dengan sebutan "babe". Bukankah tadinya aku yang ingin melihat reaksi Yoongi jika aku keluar menemani seorang lelaki?mengapa jadi aku yang dibuat terkejut seperti ini.

Saat ini entah mengapa aku hanya melihat wanita itu dengan tatapan tajamku, tetapi wanita itu hanya sibuk memperhatikan Yoongi dan juga mencoba terus merayunya saja. Untungnya, tiba - tiba saja Yeonjun menghampiriku dan memanggilku sambil mengalungkan lengannya pada pinggangku. Awalnya aku terkejut dengan tingkah lakunya ini, tetapi setelah sadar akan situasi ini aku pun mulai mengerti maksud Yeonjun apa. Makanya mengapa ia sampai berani seperti ini karena dia mengerti situasi saat ini, jadi aku hanya tersenyum manis tanpa melepaskan tangannya yang masih berada dipinggangku saat ini.

"hai, kau ini ku cari- cari, ternyata disini" ucapnya, kutahu itu hanya basa basinya saja

Aku tersenyum lalu menanggapinya "ah iya aku disini Jun. By the way kenalin, ini Yoongi partner kerjaku dan Yoon kenalin ini Yeonjun temanku"

Saat ini Yoongi terlihat agak melamun tetapi tetap memberikan salamnya, ia pun terlihat mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan pada Yeonjun "senang bertemu denganmu lagi Tuan Yeonjun" Ucapnya tiba - tiba merubah kata - katanya menjadi formal

Hold on, tuan Yeonjun????




To be Continued...

Ternyata oh ternyata Yeonjun dan Yoongi itu saling kenal toh, terus kenapa Yoongi manggilnya Tuan Yeonjun?apanih maksudnya? stay tuned yaaa!

With Love,

My Min Sugar

Complicated ✔️ [MMS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang