ELS | BG-01

52.4K 1.4K 9
                                    

Eliaska versi terbaru
-
-
💗Semoga suka💗

-⛈️✨-

Seorang gadis -ah tidak, lebih tepatnya seorang wanita kini tengah menatap dirinya dipantulan cermin kamarnya. Melihat seluruh tubuhnya tanpa terkecuali.

Ia remat benda kecil yang berada ditangan kanannya. Benda itu, penentu masa depannya.

Kepalanya menunduk menatap benda itu, dan dapat dilihat disana garis dua.

"Garis dua?," Monolognya pada dirinya sendiri. "Gue hamil?," Lanjutnya.

Ia usap permukaan perutnya pelan tak lama senyuman manis ia terbitkan dibibirnya. Bukan, bukan senyum senang karna kesalahanya beberapa waktu lalu tapi karna ia akan menjadi seorang ibu.

"Kita kasih tau papa kamu nggak ya?."

"Apa dia bakal Nerima kamu?."

"Papa kamu duda loh, kamu bangga nggak?."

Wanita itu menghembuskan nafasnya panjang. "Tapi papa kamu lagi dikintilin sama tai ayam genit. Huek," wanita itu menutup mulutnya saat mengingat Medusa itu mendekati pria itu. Entah kenapa membuat dirinya mual.

"Kamu juga nggak suka sama tai ayam centil bin genit?."

Wanita itu tampak berfikir sejenak. "Gimana kalo kita singkirin ntu Medusa?," Ucapnya lalu menampilkan seringaian.

-⛈️✨-

Penghuni kamar bernuansa abu-abu itu tidak terusik sama sekali, padahal matahari sudah melambung tinggi kelangit.

"ELINA!," Teriak sifa- mama dari Elina Aila syara. Atau kerap dipanggil elin.

"BANGUN KAK, NYUCI SEPATU MUMPUNG HARI MINGGU"

Elin tampak sedikit terganggu, ia membuka sedikit matanya. Menatap sekeliling lalu..

"ASTAGA," Teriaknya lalu dengan hati-hati beranjak dari tengkurapnya. Yap! Tengkurap.

Elin menatap perutnya lalu ia usap dengan pelan dan sayang.

"Ya ampun, maaf ya kamu kegencet. Soalnya aku belum bisa ngilangin sleep reog ku," ujarnya penuh penyesalan.

"ELIN," Teriak Sifa lagi.

Saat ingin berteriak, elin mengurungkan niatnya. Ia takut anaknya terganggu didalam sana kalau ia berteriak, takut berisik fikirnya.

Elin beranjak dari ranjangnya lalu berjalan sangat hati-hati kearah pintu kamarnya.

Ceklek

"Elin minta tolong mbak aja ya, soalnya elin lagi males gerak banyak-banyak," Tuturnya sangat lembut dan pelan.

Sifa menatap aneh anaknya ini, biasanya juga elin paling berisik dan tiada hari tanpa berteriak.

Sifa menempelkan telapak tangannya didahi elin. "Kamu sakit?,"

Elin menggeleng pelan lalu tersenyum. "Enggak, elin cuma mager. Oke mamaku sayang?,"

Setelah mengatakan itu, elin langsung menutup kembali pintu kamarnya. Meninggalkan Sifa yang menatap elin penuh tanya.

Sedangkan didalam kamar, elin kembali merebahkan dirinya dikasur kesayanganya. Tanganya terulur mengambil ponselnya diatas nakas.

AleaN
Online

Minggu kemana nih?

Rebahan

Nobar yuk, sekalian nginep sini
Besok sekolah kita berangkat bareng

Boleh, sini jemput
✓✓

Elin mengusap perutnya dengan senyuman penuh arti

"Siap bertemu papa dek?."



-⛈️✨-



Segitu dulu...

Gimana? Apa makin nggak jelas?

Maaf kalo nggak sesuai ekspektasi kalian:'(

Terimakasih sudah berkenan untuk membaca...

Jangan lupa vote..

Sekian, and bay👋

ELIASKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang