ELS | BG-05

19K 856 8
                                    

Selamat membaca
-
-
💗Semoga suka💗

-⛈️✨-

  Aska menghentikan mobilnya tepat didepan sekolah putrinya, ia melirik kebelakang melihat putri bungsunya yang tengah memeluk elin dengan erat.

"Ini sudah sampai, apa kalian tidak ingin turun?"

Elin yang tengah mengusap rambut intan langsung terhenti.

"Ayo keluar, makasih ya om tumpangannya," ucap elin lalu keluar lebih dulu.

Intan menatap sang ayah dengan malas. "Papa apa-apaan sih."

"Intan berangkat dulu," ketus intan lalu menyalimi aska dengan tak rela.

Tatapan Aska beralih pada Alen yang juga tengah menatapnya.

"Alen juga ingin marah dengan papa?"

Alen menggeleng. "Alen bukan intan yang suka manja sama elin." Masak sih?

"Iya, sana. Itu sudah ditunggu"

Alen mengangguk lalu menyalimi aska dan mengecup singkat pipi Aska.

"Bay papa," teriak Alen dari luar mobil.

Aska tersenyum tipis lalu menutup kembali kaca mobilnya. Setelah itu, Aska melajukan mobilnya menuju kantor.

"Kak elin gandeng," ucap intan langsung memeluk tangan kanan elin posesif.

"Gue juga mau," teriak Alen dan langsung memeluk lengan elin sebelah kiri.

Elin hanya pasrah saat kedua lengannya diapit oleh dua setan milik Aska. Elin berjalan dengan muka pasrahnya, sepanjang perjalanan elin dan kedua setan milik Aska berjalan beriringan.

Sampai dikelas, Elin mendudukkan dirinya bangku Dan disusul intan.

"Intan! Hari ini i jatah gue, Lo yang duduk dibelakang!," Pekik Alen tak terima. Seperti biasa, Alen dan intan akan bergantian setiap harinya untuk duduk bersama elin. Elin pun tidak bisa memilih untuk duduk bersama salah satu dari mereka, karna elin akan menjadi penengah disaat kedua buntutnya bertengkar.

Intan menggeleng tegas. "Intan mau tiap hari duduk sama kak elin!."

"Nggak bisa!, Hari ini jatah gue sama elin!"

"Pokoknya intan nggak mau!"

"Harus mau!"

"Intan!" Teriak Alen Manansang sengit adiknya.

"Kak Alen!" Teriak intan tak kalah sengit.

Intan dan Alen saling melempar tatapan tajam, sama-sama egois dan sama-sama tidak ingin kalah.

Elin memijat pelipisnya pening, ditambah ia sedang menginginkan sesuatu. "Intan, hari ini gue sama Alen. Kan emang peraturannya gitu kan? Intan harus ngalah, intan nggak mau kan jadi anak yang egois?," Tutur elin berusaha memberi pengertian.

"Tapi intan pengen sama kak elin," lirih intan sambil menunduk.

Elin mencubit pelan pipi intan. "Besok deh, besok kan kita satu bangku."

ELIASKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang