ELS | BG-17

8.9K 436 11
                                    

🌿SELAMAT MEMBACA!🌿

••⛈️✨••

  Letih, itulah yang dirasakan Alen sekarang. Seharian penuh ia hanya bertemu dengan angka-angka yang semakin membuatnya pening.

"Kita lanjut besok aja deh Len, kasian sama tubuh Lo. Nanti sakit," kata Rizal sambil menutup buku pelajaran.

Alen menguap lebar membuat tangan Rizal otomatis menutup mulut Alen. "Iya deh, gue juga udah nggak kuat lagi. Nih mata rasanya berat."

"Beresin cepet."

"Sabar!" Desis Alen sembari mengumpulkan buku-buku'nya menjadi satu.

"Len kita-,"

"Rizal," Panggil Arumi, ibu Rizal yang tengah berdiri diambang pintu.

"Kalian sudah selesai?" Tanya Arumi pada kedua orang yang tengah menatap dirinya.

"Belum sih, paling lanjut besok. Kasian Alen, udah capek dia."

Arumi mengangguk. "Yaudah, sekarang kita makan malam. Alen, kamu sekalian ya nak?"

"Em...nggak udah deh Tante, Alen pulang aja," tolak Alen tak enak hati.

"Halah, sok nggak enak Lo," cibir Rizal lalu tertawa kecil.

Alen tersenyum tak enak kearah Arumi sembari mencubit perut Rizal kesal.

"Aish"

"Kalian ini, ayo alen. Kamu ini udah mama anggap sebagai putri mama sendiri. Jadi, jangan sungkan," jelas Arumi dengan senyum lembut.

"I-iya ma, makasih ya."

Arumi mengangguk. "Mama tunggu dibawah. dan buat kamu Rizal, jangan ngusilin Alen atau uang jajan kamu nggak mama kasih Minggu ini," Arumi langsung berjalan meninggalkan Rizal yang menatap mama'nya tak berkedip.

Sebenernya anak mama yang mana sih.

••⛈️✨••

  Aska berjalan menuju kedalam rumahnya dengan kedua tangan yang terisi dengan kresek berisi pesanan bumil'nya. Apalagi kalau bukan mie ayam dan risol, sangat sederhana bukan?.

"Mas Aska," teriak elin yang tengah berlari dari ujung tangga kearahnya.

"Elina, jangan lari-,"

Bruk!

"Aws."

"INTAN! kamu nggak papa?" Panik elin saat melihat intan yang terpeleset diujung tangga. Elin berjalan menghampiri intan yang masih terduduk disana.

"Kamu ngapain?"

"Ini lantainya licin banget, lantainya nakal!"

Elin terkekeh gemas lalu mencubit pipi intan gemas.

"Mas! Bantuin dong, malah kayak patung disitu. Ini anaknya jatuh loh," omel elin saat melihat Aska hanya berdiam diri dari posisi awal.

ELIASKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang