ELS | BG-11

12.2K 579 9
                                    

Selamat menikmati hidangan fiksi🥗🥘🍲🥣.

🌿SELAMAT MEMBACA🌿


--⛈️✨--

   Hari bahagia yang ditunggu-tunggu dari keluarga anendra pun sudah didepan mata, tinggal menghitung jam lagi Aska dan elin mengubah status mereka.

Elin pun memutuskan keluar dari sekolahnya dan melanjutkan homeschooling, elin tidak ingin mengambil resiko karena keegoisan dirinya. Ia ingin anaknya sehat didalam kandunganya.

Keluarga elin pun merestui kedua insan yang ingin menjalani bahtera rumah itu.

"Kakak, mama nggak nyangka sekarang kakak udah jadi istri orang. Padahal baru kemarin kakak nangis sampe guling-guling didepan toko celengan," ucap Sifa penuh haru kearah elin.

"Iih mama, jangan bahas yang itu dong," kesal elin.

Sifa terkekeh lalu mengusap pipi elin dengan sayang, ia merasa sedih karna tau bahwa elin kini tengah mengandung. Disisi lain ia merasa lega karena calon suami elin adalah anak dari kakak kelasnya dulu.

"Jadi istri yang baik ya nak, jangan pernah kamu membantah Aska. Tutupi aib suamimu nanti."

Elin tersenyum kearah Sifa lalu menganggem tangan Sifa untuk meyakinkan Sifa.

"Iya mama, elin bakal jadi istri yang baik kayak mama," ujar elin diakhiri kekehan.

Sifa tersenyum lalu menoel hidung elin gemas. "Kamu ini."

"Kak elin udah jadi istrinya papa yey," pekik intan girang lalu memeluk elin.

"Emang udah?."

"Udah kak elin, ayo kebawah," balas intan lalu menggandeng elin.

Aska menghembuskan nafasnya lega, ia lega karena mengucapkannya dengan lancar dalam satu tarikan nafas.

Aska menoleh kearah tangga, disana ada istri ya yang tengah diapit oleh kedua putrinya.

Sangat cantik, kebaya putih dan sanggul Jawa yang sangat pas di kelapa elin. Ah yaapmpun! Lihatlah elin, paes dibagian dahi dan juga aksesoris lainya yang mendukung kecantikan ratu satu hari itu membuat Aska ingin menerkam istrinya sekarang juga.

Elin tersenyum kearah Aska lalu mendudukkan dirinya disamping Aska.

Aska juga tak kalah tampanya, uch hot duda.

Aska dan elin mulai menukarkan cincin mereka lalu elin menyalimi suaminya dan dibalas kecupan sayang dikening elin.

Senyum lebar semakin terpatri diawajah ayu elin, dan itu menular kesemua para tamu undangan. Begitupun para keluarga, termasuk Sifa yang sudah meneteskan air mata bahagianya.

"Kamu sangat cantik," puji Aska tulus.

"Terimakasih," balas elin lalu tersenyum manis.

Dan sekarang Aska dan elin sudah duduk didepan para tamu undangan layaknya rajandan ratu dengan Aska yang menggenggam tangan sang istri.

Aska melirik segala penjuru. "Anak-anak kemana ya Lin?."

Elin ikut mengedarkan pandangannya, tumben-tumbenan dua sempaka tidak memperebutkan dirinya.

"Paling mereka masih nggak percaya kita nikah," balas elin asal.

Aska tersenyum tipis lalu mengangguk.


"Kak Alen, makanannya enak-enak ya," ucap intan yang tengah memakan nasi dengan gulai. Tak lupa kerupuk udang dan sambal.

Alen mengangguk setuju. "Iya, Lo mau nambah nggak?," Tawar alen.

Kalian tau? Piring Alen sudah bersih dan Alen akan menambah makanan itu.

Bahkan riasan dan baju gaun yang dikenakan Alen dan intan sudah terkesan sangat berantakan.

Intan buru-buru menghabiskan makanannya. "Mau mau, sekalian ya?," Balas intan sambil menyodorkan piring kosong.

--⛈️✨--

"Alen sama intan kemana sih om?," Tanya elin sedikit gelisah. Pasalnya sedari tadi ia tak diganggu oleh kedua bayi besarnya itu sampai selesai acara.

"Saya bukan om kamu Elina," balas Aska dengan menatap elin datar.

"Gitu aja ngambek om"

"Elina tapi-,"

"Om udah deh ngambeknya nanti lagi, ini Lo anaknya pada ilang malah ngomong terus," omel elin lalu meninggalkan Aska diruang ganti. Memang sekarang elin dan Aska sudah mengganti pakaian mereka, apalagi elin tengah mengandung.

Elin memutuskan untuk kekamar Aska untuk mengambil ponselnya, ia akan menghubungi kedua anak tirinya itu. Bagaimana bisa mereka bak ditelan bumi?

Ceklek

Pertama yang elin lihat adalah...

Intan dan  Alen yang sudah tertidur pulas tanpa mengganti pakaian mereka. Elin terkekeh saat melihat perut intan yang sudah membuncit, pasti terlalu banyak makan.

Elin mengusap kepala intan lalu setelahnya Alen.

"Pantesan ngilang. Emang bener kayaknya mereka berdua anak TK yang tersesat di SMA," monolog elin lalu ikut bergabung dengan kedua anak tirinya.

Elin merasa sangat lelah hari ini, jadi elin memutuskan untuk ikut menyelami alam mimpi saja. Lagian jika menunggu Aska akan lama, dan juga ia sedang hamil kan? Tidak baik jika terlalu lelah.

Aska yang baru saja menyusul elin tersenyum seketika melihat pemandangan didepannya ini, ia sangat bahagia sekarang. Elin adalah pelengkap dikeluarganya saat ini, tapi dirasa-rasa ada yang aneh...

Aska tersenyum kecut lalu menghembuskan nafasnya pasrah.

"Nggak jadi malam pertama."

--⛈️✨--

Padahal kan Aska udah malper ygy🙃

Lebih suka Alen apa intan?

Sekian, and bay 👋

ELIASKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang