ELS | BG-26

7.5K 342 26
                                    

Sedang menunggu kamu mencintaiku lagi untuk kedua kalinya🐊

••⛈️✨••

  Hari berikutnya masih sama. Kedua pasutri itu belum juga membicarakan jalan keluar untuk masalah ini.

Elin yang takut Aska akan berbuat lebih jauh, dan Aska yang terus memikirkan sebab akibat dari keputusan yang akan ia ambil.

Mengingat kembali saat Aska mengatakan bahwa ia tidak mau menyakiti salah satu dari kedua belah pihak.

Elin, wanita itu tengah bersiap didepan meja riasnya.

Hari ini adalah jadwal dimana elin harus melakukan check up, ia sangat senang, namun terselip sedikit kesedihan.

Senang karena ia akan melihat pertumbuhan buah hatinya, dan ia sedih karena ia akan pergi sendiri.

Tanpa Aska.

Elin mencoba tersenyum sekarang, ia pasangkan bando berwarna putih.

Perfect, dan sangat cantik.

"Adek siap, bertemu mama hari ini?" Kata elin sambil mengusap perutnya.

"Sama mama dulu ya, mama janji deh. Kapan-kapan mama akan ajak papa Adek."

"Jangan nakal oke, hari ini adek harus pinter dulu."

Elin mengambil buku kehamilan'nya dan langsung memasukkan kedalam tas yang berukuran sedang.

Bukunya ia lipat.

Sekali lagi, elin bercermin melihat penampilannya.

Dirasa sudah rapih, elin langsung berbalik dan berjalan keluar kamar.

Saat sampai ruang tamu, elin melihat aska yang tengah berkutat dengan laptopnya.

Memilih abai, elin berjalan melalui aska begitu saja.

"Elina," Panggilan Aska sontak menghentikan langkah Elin.

"Kamu mau kemana?"

"Hari ini jadwal untuk check up adek," Jawab Elin tanpa membalikkan badan'nya.

"Sendiri?"

Dengan ragu elin mengangguk. Bahkan elin enggan membalikkan badan'nya untuk sekedar menatap Aska.

"Saya antar."

"Nggak usah."

Aska menutup laptopnya, lalu beranjak dan melangkah menuju elin.

"Tapi sayangnya, saya tidak menerima penolakan, elina."

Setelah mengucapkan itu, Aska langsung melangkah meninggalkan elin yang tengah termenung.

"Cepat, Elina."

••🌩✨••

Didalam mobil hanya terisi keheningan. Baik aska maupun elin merasa canggung.

Keduanya karut dalam pikiran mereka masing-masing.

"Sudah berapa bulan?" Tanya aska pada akhirnya.

Elin melirik Aska sekilas. "Mau empat."

Aska mengangguk sebagai jawaban.

"Masih suka keram?"

Elin mengangguk. "Iya, tapi nggak papa. Soalnya anakku pinter. Dia nggak mau nyusain mamanya yang lagi berjuang sendirian," Elin membuang pandangan'nya ke samping kiri. Ia enggan menatap aska.

"Kamu tidak sendiri, Elina."

••🌩✨••

  Karena elin sudah membuat janji dengan dokter kandungan, maka ia tidak perlu mengantri lagi.

Ia langsung dipanggil dan diperiksa.

Saat diperiksa tadi, elin sampai tertidur. Dan karena aska tidak tega, aska membiarkan'nya dan menunggu elin untuk membuka matanya.

"Pak aska," Panggi Dea, dokter kandungan yang menangani elin.

Aska yang tengah duduk dikursi samping brankar elin pun menoleh kearah sang dokter yang memanggilnya.

"Ada yang ingin saya bicarakan," Tambah Dokter Dea yang mengerti pertanyaan aska.

"Oh, baiklah." Aska bangkit dari duduknya, melihat elin yang tertidur sangat damai membuatnya sedikit menyesal.

Diusap nya kepala elin singkat. Setelahnya, aska mengikuti langkah Dea untuk mendengarkan apapun yang akan disampaikan'nya.

Apapun.

••🌩✨••













[ARYS🦋]

ELIASKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang