ELS | BG-38

4.9K 220 13
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

InsyaAllah ikhlas<3

***

  Dengan terburu-buru Rizal langsung turun dari motornya, meninggalkan intan yang menatap aneh Rizal.

"Rizal, pelan-pelan."

Rizal mengacak rambutnya frustasi. "Anjir, jangan ambigu diwaktu yang salah dong."

"Ambigu apa?" Intan turun dari motor, dan membuka helm nya sangat santai. "Kenapa, zal? Santai aja kali. Kayak intan."

"Bukan masalah santai apa enggak nya, malih. Tapi perasaan gue jadi nggak enak, gara-gara lo!"

"KOK INTAN!" Jerit gadis itu tak Terima. "Intan nggak ngomong apa-apa."

"Tan--,"

Dialog Rizal terhenti saat melihat banyak orang, juga keributan dilantai atas.

"Cepet, cepet, cepet!" Rizal langsung berlari meninggalkan intan.

Sekuat tenaga ia berlari melewati tangga, pikirannya saat ini adalah...

Alen.

Ia takut, panik, perasaannya sangat gundah.

Tiba dilantai atas, para lelaki tengah ramai-ramai mengeroyok seseorang dengan membabi buta.

Rizal mencegat salah satu pemuda tinggi. "Mas, kenapa rame sih? Kebakaran?" Tanya rizal pada pemuda tinggi tersebut. "Apa, itu maling ya?"

Pemuda itu menggeleng. "Dia baru ngelakuin pelecehan seksual sama tetangga kost mas, dia cewe."

"Kamar nomer berapa?" Jantung Rizal semakin  berdisko didalam.

"31--,"

"Rizal!" Intan berlari mendekati Rizal. Dari nafasnya saja, masih memburu karena berlari mengejar Rizal.

"Tan, diem dulu. Ini darurat," Rizal menatap tajam gadis itu. "Nggak usah banyak tanya! Lo diem!"

Intan mengangguk patah-patah. Aura yang dikeluarkan rizal tengah berbeda saat ini.

Rizal kembali mengalihkan pandangannya pada pemuda tinggi itu. "Mas, nomer berapa?"

"312."

Mata rizal spontan membulat. Ia ayunkan kakinya menuju kamar tersebut dengan tergesa-gesa, diikuti intan dibelakang.

Brak!

Rizal menendang pintu itu dengan kasar, saat masuk pendengarannya langsung disuguhkan dengan alen yang tengah meraung didekapan ibu kost.

Kakinya melemas, ia merasa gagal menjaga gadis yang sangat ia sayangi.

"Len," Panggilnya pelan, juga lembut.

Dengan perlahan alen mengangkat kepalanya.

"Rizal!" Alen langsung berhambur kepelukan Rizal. Ia menangis histeris, dia taku.

ELIASKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang