ELS | BG-31

5.6K 265 34
                                    

Aska berjalan mendekati Alen yang tengah duduk didepan pintu kamar, disampingnya terdapat koper yang cukup besar.

"Alen, sudah siap?" Aska berjongkok tepat dihadapan sang putri.

"Udah. Papa lama banget."

Aska tertawa kecil. "Maaf, kamu kok sepertinya sangat senang?"

"Iyalah! Sebenernya sih, alen nggak masalah kalo harus kos. Alen bisa makan jajanan pinggir jalan sepuasnya, Jalan-jalan malem, males-malesan--,"

"Oh, jadi itu rencana kamu?"

"Bukan rencana sih, lebih ke...."

"Alen, papa memang mengijinkan kamu kost. Tapi tidak dengan recana-rencana kamu itu, papa tidak akan pernah setuju," Ucap aska memotong ucapan Alen.

Alen memberengut, menatap papa nya kesal. "Kalo alen bosen, gimana?"

"Kan kamu sekolah."

"Maksud alen, kalo pulang sekolah alen bosen alen gimana?"

"Bisa video call sama papa."

"Kalo papa sibuk?"

Aska membuang nafasnya. "Papa akan meluangkan waktu untuk kamu."

Saat Alen akan mengajukan alasan lagi, dengan cepat Aska memotong. "Jangan ada alasan lagi alen, papa tau akal-akalan kamu itu."

"Ish! Papa." Alen memalingkan wajahnya. "Alen kan mau mletre-mletre."

"Alen," Tegur Aska lagi.

Alen menampilkan deretan giginya. "Becanda aja pa, jangan serius-serius amat."

"Papa jadi tidak yakin, kalau rencana kamu saja, sudah seperti itu."

"Ih ih ih! Jangan dong, jadi aja ya pa? Alen nggak serius kok. Ya ya? Beneran deh?"

Aska memincingkan matanya, menatap keanehan pada putrinya. "Kenapa kamu malah semangat untuk tinggal terpisah?"

"Y-ya, nggak papa. Emang kenapa?"

"Papa jadi takut," Kata aska jujur.

"Takut kenapa? Alen kan bukan penakut," Alen tertawa renyah untuk mencairkan suasana.

Aska tersenyum sambil mengusap kepala Alen.

"Sebenarnya, papa benar-benar tidak rela harus pisah denganmu, nak."

"Papa, alen oke. Jangan khawatir, ya?" Alen mengenggam tangan aska untuk meyakinkan. Bahwa ia, ia tidak akan kenapa-napa. Dan ia bisa menjaga dirinya sendiri.

"Kamu bisa menjamin?"

Dengan cepat alen mengangguk. "Alen promise," Alen mengangkat jari kelingkingnya didepan Aska.

"Ayo, promise dulu sama Alen. Biar papa percaya."

Ragu, dengan ragu Aska menerima uluran jari kelingking putrinya.

"Bener ya, promise sama papa. Kalau alen berbohong, papa akan sangat marah."

Bukan dengan alen, tapi dengan diri papa sendiri.

ELIASKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang