ELS | BG-32

5.4K 243 8
                                    

19.56

Aska melihat putrinya yang sudah tertidur dengan damai, hanya ada dengkuran halus sebagai pemecah keheningan dikost alen.

Menatap sekeliling ruangan, dan kembali berakhir pada putrinya.

Tangannya terulus untuk mengusap kepala Alen.

"Semoga kamu selalu baik-baik aja, nak." Harap aska. "Papa bener-bener takut melepas kamu tinggal sendirian."

"Kita tidak tahu kalau ada penjahat disekeliling kita, dan papa takut kalau papa tidak bisa melindungi kamu."

Aska mendekat. Dikecupnya kening putrinya cukup lama. Menyalurkan dan membuktikan bahwa aska memang sangat lah menyayangi Alen. Sangat.

Apalagi Alen itu perempuan, sedari dulu aska memang sangat over pada alen. Jiwa ke bapak an untuk anak perempuan aska keluar begitu saja saat mengetahui bahwa mendiang istrinya melahirkan anak perempuan.

Rasa ingin melindungi, menyayangi, mencintai, mendampingi sampai ia menutup usia nanti.

Aska mengusap pipi pau itu. "Papa pulang ya nak, papa akan secepatnya main lagi ditempat baru alen."

Aska beranjak, pandangan'nya tak terlepas sedikit pun dari alen yang tertidur pulas.

Dengan langkah pelan aska menuju pintu, dibukanya perlahan.

Lagi, aska menghela nafasnya.

Tak rela. Sungguh, kakinya sangat berat untuk pulang.

Katakan ia seorang ayah yang lebay. Tapi, selama ini aska tak pernah sekali pun jauh dari alen.

Kecuali, saat alen sekolah.

"It's oke Aska. Tidak perlu khawatir, alen akan baik-baik saja," Gumam Aska  menutup pintu secara perlahan.

🍯

  Aska keluar dari mobil, tak ada semangat dalam tubuhnya. Pandangannya terus menunduk menatap dinginnya teras malam.

"Mas!" Elin berdiri ditengah pintu dengan selimut yang melilit pundaknya.

Ya ampun.

"Kenapa belum tidur?" Aska bertanya saat sampai di hadapan elin.

Elin menggeleng pelan. "Nungguin mas. Aku, laper."

"Iya, sekarang masuk dulu. Ayo," Aska merangkul pundak elin, membawanya kedalam.

"Kenapa belum makan?" Tanya aska lagi saat sampai diruang tamu.

"Pengen disuapin kamu, katanya."

"Katanya apa emang kemauan kamu?"

Pipi elin memerah, Ditatapnya kedua sendal jepit karakter keroppi. "Kata adek mas, beneran deh."

Aska tersenyum. "Yaudah, ayo makan. Atau kamu mau sesuatu?"

"Mau telur mata sapi buatan kamu, pake kecap."

"Siap, segera laksanakan," Aska langsung menggendong Elin.

Kuingatkan kalau elin harus tetap happy.

"Mas kesambet kostnya alen ya?" Elin menatap suaminya dari samping. "Kok tiba-tiba manis sih."

ELIASKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang